CHAPTER 57

5.6K 426 545
                                    

"Ia mengudara, menyapa langit, melepaskan seluruh penat dan bebannya, lalu berjumpa dengan Tuhannya"

~GHEA~

***

✧°•: *✧・゚:*  •  *:・゚✧*:・゚✧

°°LIMAPULUHTUJUH°°


57| BEFORE 48 HOURS
🎵🎵Play song Before you go- Lewis Capaldi 🎵🎵

"Gue mau bawa lo keluar dan melihat seseorang yang menginginkan kematian Lo," jawab Erlan sembari terus berjalan.

Saat sudah sampai diluar markasnya, semua orang yang mencari keberadaan Ghea langsung terkejut saat melihat kondisi Ghea. Darah berceceran di baju gadis itu, kepalanya yang juga terdapat banyak sekali bercak darah, dan tampak .

"Ghea sayang, ini mama nak.. mama, papa, sama kak Grace ada disini," ucap Bulan dengan air mata yang menggenang di matanya.

Ghea terkejut, sangat terkejut. Apa itu benar-benar suara ibunya yaitu Bulan? Air mata Ghea langsung berkaca-kaca seketika. Ia mengepalkan tangannya kuat saat mengingat seluruh perlakuan kasar Bulan, Langit, dan Grace kepadanya.

"Ghea sayang...?" Ghea tertawa hambar dengan air mata yang sudah mengalir. Apa Bulan benar-benar baru saja mengucapkan 'Ghea sayang' kepadanya? Benarkah?

"Iya sayang, mama mi-"

"Kenapa mama panggil Ghea dengan embel-embel 'sayang'? Kenapa gak panggil Ghea dengan embel-embel 'pembawa sial, anak gak tau diri' dan lainnya? Bukannya embel-embel itu mama, papa, dan kak Grace selalu ucapin untuk Ghea?" Potong Ghea.

Bulan menetaskan air matanya, ia benar-benar sangat bersalah karena selama ini telah melakukan Ghea secara kasar.

"Mama, papa, dan kak Grace minta maaf nak..mama tau perasaan kamu kayak ma-"

"MAMA GAK TAU PERASAAN AKU!!" Teriak Ghea. Ia mulai terisak hebat, dadanya terasa sangat sesak saat mengingat seluruh kekerasan fisik yang diberikan oleh Bulan, Langit, dan Grace.
"MAMA GAK TAU RASANYA JADI AKU KETIKA AKU HARUS HIDUP SELAMA SEPULUH TAHUN TANPA KASIH SAYANG SEORANG IBU DAN AYAH!! MAMA GAK TAU RASANYA JADI AKU KETIKA AKU HARUS NAHAN TANGIS DI DEPAN SAHABAT AKU SAAT MEREKA CERITA TENTANG KELUARGA MEREKA YANG BAHAGIA!! MAMA SAMA PAPA GAK TAU RASANYA JADI AKU, NANGIS SAMBIL BERDOA SETIAP MALAM BERHARAP SAMA TUHAN SEMOGA MAMA SAMA PAPA BAIK LAGI SAMA GHEA TAPI DOA ITU GAK PERNAH TERWUJUD!!" teriak Ghea yang membuat semua orang langsung diam seketika, termasuk Erlan. Ghea menatap siapa saja orang di depannya secara acak walaupun pandangannya kabur. "Kalian gak tau rasanya ada di posisi aku sekarang, kalian gak tau rasanya...hidup, tapi gak pernah dianggap," lirih Ghea.

"Papa minta maaf nak, papa janji papa bakal selalu ada untuk kamu lagi.. papa janji akan perlakukan kamu baik dirumah, Papa akan buat rumah jadi tempat ternyaman kamu, pa-"

"Papa jangan pernah berbicara tentang rumah, tentang keluarga ataupun hal lain yang berkaitan tentang itu. Karena aku benci hal kayak gitu..." Ucap Ghea sembari menatap tajam ke arah Langit. Tatapannya sudah tak kabur lagi sekarang, ia sudah bisa melihat dengan sangat jelas siapa saja orang-orang yang berada di depannya. "Papa kenapa gak bilang hal itu dulu? Papa kenapa gak berbicara tentang rumah, keluarga, dan hal lainnya saat aku masih dalam keadaan baik-baik aja... Dulu aku kira rumah adalah tempat untuk pulang, tempat untuk melepas lelah ketika capek dan penat kehidupan luar, pondasi untuk aku berlindung. Dan akhirnya selama sepuluh tahun aku hidup dengan penuh kesengsaraan, akhirnya aku tau apa arti rumah.. bagi aku, rumah itu bagaikan neraka, tempat di mana aku mendapatkan siksaan, rumah itu bagi aku bukan pondasi untuk berlindung..itu omong kosong untuk aku, karena sebenarnya rumah itu gak nyata...rumah itu gak pernah nyata untuk aku..," lirih Ghea.

Ghea menunjuk dada sebelah kirinya, atau bisa di bilang ia menunjuk tepat di bagian jantungnya "Aku..gadis lemah, aku gadis gak berguna.. aku cuma gadis sakit-sakitan yang menunggu sampai Tuhan panggil aku..." Ghea memejamkan matanya, ia menarik nafasnya panjang lalu menghembuskannya pelan. Ia menatap bergantian ke arah Langit dan Bulan "Itu kan yang mama sama papa mau, kematian aku."

Bulan menggelengkan cepat "Gak!! Mama gak mau!! Bukan itu yang mama mau, mama mau kamu selalu ada disini, selalu ada untuk mama, papa, dan kak Grace!! Mama gak mau kamu pergi!"

"Tapi itu kemauan mama, mama gak usah bohong.. aku yakin itu doa mama setiap hari, yaitu menunggu tanggal kematian aku, iyakan?"

"Ghea mama sama pa-"

"Aku udah gak kuat ma,pa... Aku udah gak kuat, aku mau bahagia, aku mau ketemu sama Tuhan..karena aku tau Tuhan pasti perlakuin baik ke aku.. aku capek pura-pura senyum ma, aku udah capek untuk gapai tangan mama sama papa lagi.. i'm tired," lirih Ghea.

"Ghe-"

[ SEBAGIAN PART DI HAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBIT]

GHEA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang