CHAPTER 36

3K 319 79
                                    

JANGAN LUPA DI VOTE DAN COMMENT YA TEMAN-TEMAN SEMUANYA❤️❤️

Spesial 30k Readers 🥰❤️❤️

***

"Kisahku ini bukanlah kisah tentang
bagaimana mentari bersinar,
melainkan tentang kisah dimana harapan
ada pelangi setelah hujan,

kisahku ini bukanlah kisah tentang,
tawa dan canda
melainkan kisah bagaimana terbentuknya
tawa diatas luka"

~GHEA~

***

✧・゚: *✧・゚:*  •  *:・゚✧*:・゚✧

°°TIGAPULUHLIMA-36°°

🎵🎵Play song To My Youth - Bolbbalgan4 🎵🎵

36| BULLY

Seorang gadis kini menatap sayu ke arah lengan tangan nya yang di baluti oleh perban. Lebam. Iya,tangannya lebam Akibat pukulan keras dari ibunya kemarin malam. Belum lagi masalah kemarin tentang ibunya yang mencambuki dirinya.

Hanya masalah kecil, namun masalah besar bagi ibunya. Gadis itu adalah Ghea. Jujur tangan nya seperti mati rasa sekarang, bahkan untuk disentuh saja sudah sakit.

Air matanya tumpah saat mengingat kejadian semalam.

FLASHBACK

Ghea menatap ibunya yang sedang tertidur di sofa ruang tamu, sepertinya ibunya itu tertidur saat tengah menonton acara TV yang selalu ibunya nonton saat malam hari.

Ghea menatap jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 10 malam. Iya yakin pasti ayahnya—Langit— dan kakaknya yaitu Grace pasti sudah terlelap dalam tidur mereka. Ghea langsung berlari menuju kamarnya dan mengambil selimut untuk ibunya nantinya.

Setelah itu ia kembali ke ruang tamu dan memakaikan selimut kepada Bulan secara perlahan agar tak terbangun nantinya. Selimut itu sudah membalut sempurna dari bagian dada sampai kaki Bulan. Ghea tersenyum kecil, ingin sekali ia mencium kening Bulan walaupun hanya 1 detik saja tak apa, tapi biarkan ia menciumnya sebentar aja.

Ghea mencium jari telunjuk dan tengahnya lalu menempelkannya di dahi Bulan,  tak apa ia tidak mencium Bulan secara langsung setidaknya ciumannya bisa terlaksana secara tidak langsung dengan perantara jari nya.

Gadis itu masih meletakkan tangannya di dahi Bulan, dan ternyata Bulan tiba-tiba saja bangun yang membuat Ghea harus menarik tangannya cepat. Ia mulai takut sekarang.

Bulan langsung beranjak bangun dari sofa dan berdiri menatap tajam ke arah Ghea "Ngapain kamu taruh tangan pembawa sial itu ke dahi saya hah!," Bentak Bulan.

"Maaf ma," balas Ghea sambil menundukkan kepalanya.

"Ngapain kamu disini!" Bentak Bulan lagi.

GHEA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang