JANGAN LUPA DI VOTE DAN COMMENT YA TEMAN-TEMAN SEMUANYA SOALNYA GAK DIBAYAR KOK☺️❤️❤️
Hii..
Apa kabar? Baik?
Nah ini cerita GHEA PART KE 40 ya!!
Happy Reading 💜💜
***
"Yang tidak merasakan tidak akan paham, yang tidak mengalami tidak akan mengerti"
~GHEA~
***
✧°•: *✧・゚:* • *:・゚✧*:・゚✧
°°EMPATPULUH—40°°
•
•
•40| GYAS & ERISA
Suara kicauan burung terdengar cukup jelas di telinga seorang gadis yang tengah tertidur di meja belajarnya, gadis itu membuka matanya perlahan menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam matanya. Ia mengejapkan matanya beberapa kali lalu mengusap wajahnya pelan, matanya beralih ke arah tempat yang ia duduki sekarang. Gadis itu baru sadar bahwa ia tertidur di meja belajarnya bukan di kasurnya.
Ia menghembuskan nafasnya kasar lalu beralih menatap jam yang ada di dinding kamarnya, sudah menunjukkan pukul 06.00 ia harus bersiap-siap menuju sekolahnya. Dengan perlahan ia meletakkan foto keluarga yang ia peluk semalam saat tertidur dan mengecupnya sedikit lama dengan dalam hati berdoa semoga semuanya kembali seperti dulu.
Gadis itu berdiri dan menghadapkan badannya kearah kaca yang ada di dekatnya, ia dapat melihat penampilannya yang sangat lusuh. Dengan rambut yang acak-acakan, mata yang sembab bahkan dengan wajah yang pucat. Ia memejamkan matanya sejenak lalu beralih menatap tangannya yang kembali terluka akibat kekerasan fisik dari orang tuanya. Berwarna biru bahkan keunguan, hanya itulah yang dapat ia lihat di seluruh pergelangan tangannya. Ia menghembuskan Nafasnya gusar lalu pergi untuk bersiap-siap menuju sekolahnya.
Dua puluh lima menit ia bersiap-siap akhirnya telah selesai, ia tinggal menggunakan sepatunya dan sarapan. Ia kembali menuju kaca riasnya dan menatap pantulan dirinya yang mulai sedikit fresh, walaupun matanya masih terlihat sembab tapi apa setidaknya matanya tidak se-sembab seperti tadi.
Ghea berpikir sejenak, sepertinya ia harus mengenakan Hoodie hitam yang sering ia kenakan untuk menutupi luka di pergelangan tangannya. Dengan cepat ia mengambil Hoodie hitam miliknya dan mengenakannya setelah itu ia kembali menuju kaca riasnya dan menatap lagi pantulan dirinya.
Ia mengangkat tangannya dan menggerakkannya menuju ujung bibirnya dan menarik ujung bibirnya agar terlihat seperti tersenyum padahal tidak. Itu isyarat bahwa ia harus berpura-pura baik-baik saja untuk kali ini lagi dan harus memasangkan senyum fake nya kepada sahabatnya maupun semua orang.
Setelah semuanya beres ia pun langsung keluar dari kamarnya dan menatap sebentar ke arah keluarganya yang sedang makan bersama, ia tersenyum kecut lalu berjalan keluar rumahnya lalu ia mengenakan sepatunya setelah itu berangkat ke sekolah.
Ia berjalan kaki sambil dan menatap kosong ke arah depan, ia kembali teringat dengan penyakit yang ia idap. Ia tersenyum kecut lalu menepuk kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GHEA [END]
Teen Fiction"Aku adalah seorang gadis, yang dipeluk oleh luka, dikuatkan oleh patah, dan tertawa untuk pura" Ini adalah kisah Ghea. Kisah tentang seorang gadis.. Yang hidup namun berkali-kali dimatikan Yang selalu di kekang, di tuntut, bahkan dibandingkan... S...