CHAPTER 26

3.4K 356 79
                                    

JANGAN LUPA DI VOTE DAN COMMENT YA TEMAN-TEMAN SEMUANYA SOALNYA GAK DIBAYAR KOK!!

Halloooo semuanya!!

Apakabar?

Baik kann!!

Absen kuy dari asal daerah kalian?

***

"terkadang kita terlalu larut dalam masalah yang membuat kita semakin buruk hingga lupa cara nya bersyukur yang dapat membuat kita lebih baik"

~Ghea Story~

***

_&_&_&_&_&_&_&_&_&_&_&_&_&_&_&_&_&

°°DUAPULUHENAM-26°°

26| HORMAT TIANG BENDERA

Yah...sesuai hukuman guru tadi, yaitu mereka harus hormat bendera sampai jam istirahat nanti. Disini lah mereka, di lapangan upacara untuk melaksanakan hukuman mereka.

Posisi mereka sekarang ialah Gama yang berada di paling ujung sebelah kanan, dan disamping kiri Gama ada Ghea, disamping kiri Ghea ada Gyas, disamping kiri Gyas ada Gavin, disamping kiri Gavin ada Bunga, dan terakhir Angga yang berada di paling ujung sebelah kiri. Ribet ya:)

Ghea menghembuskan nafasnya gusar, jujur saja ia benar-benar tidak menyukai hukumannya saat ini, yaitu hormat bendera. Alasannya adalah hukumannya ini membuatnya akan semakin pusing nanti dan daya tahan tubuhnya akan semakin berkurang karena kecapekan ditambah dirinya tadi yang tidak ada sarapan sama sekali dari rumah. Tapi yasudahlah, hukuman adalah hukuman dan wajib dijalankan, iyakan?

Bunga berdecak kesal. "Ck, ini semua salah lo tau gak, Gav! Kalau ada guru masuk ya bilang, ini malah kasih tau kalau ada guru masuk dalam kelas pas guru itu udah duduk manis di depan," omelnya.

"Tau nihh, ogeb banget sih lo!" celetuk Angga yang juga ikut mengomel.

"Kampret lo sumpah Gav," timbrung Gyas yang juga ikut mengomeli Gavin.

"Lo pada kok salahin gue sih!" seru Gavin tak terima jika dirinya diomeli.

"Kenapa? Gak terima? Ini tuh salah lo, kita dihukum disini itu ya karena salah lo. Jadi ya terima aja kali," geram Bunga.

"Bukan salah gue," ucap Gavin membela diri.

"Ehh gini deh sama lo sekarang, pas ibu itu udah duduk manis didepan kelas tadi lo ngapain?"

"Yah biasa aja, gue cuma liatin. Gue kira itu bukan guru soalnya mukanya merah kayak sesak nahan boker yaudah gue biarin aja, eh ternyata betulan guru," jawab Gavin dengan tampang polos.

Bunga, Ghea, Gyas, Gama, dan Angga langsung membulatkan matanya menatap Gavin tak percaya. Bisa-bisanya Gavin memiliki otak yang super lemot seperti itu. Mereka benar-benar tak percaya akan hal ini.

"Lo ngajak gulat Gav, sumpah," ucap Gyas sembari menahan tangannya yang benar-benar sebentar lagi akan menonjok wajah Gavin.

"Lo mau tangan kiri atau tangan kanan, pilih aja salah satu. Kalau mau dua-duanya juga gak papa kok," celetuk Bunga.

GHEA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang