CHAPTER 4

7K 763 83
                                    

JANGAN LUPA DI VOTE DAN COMMENT YA TEMAN-TEMAN

Jangan lupa spam vote dan spam comment ya, itu gak dibayar kok

Absen kuy dari bulan kelahiran kalian!? Dan asal daerah kalian?

***

"Aku menghargai semua kebaikan yang kamu berikan, tapi tolong untuk diriku.. jangan baper, karena baper adalah awal dari sebuah masalah"
—Ghea Titania Eristika

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

°°EMPAT°°
.
.
.

4|HERO OF THE DAY

KRIINGG... KRINNGGG...

Surga dunia telah berbunyi, yaitu bel istirahat. Jangan tanya, bel istirahat adalah sebuah bunyi yang selalu mereka tunggu disekolah, terlebih lagi bel pulang sudahlah jangan ditanya bagaimana reaksi mereka saat bel tersebut berbunyi.

"Yaudah kita lanjutkan pelajaran kita lagi minggu depan, dan kamu Angga silahkan balik ketempat duduk kamu," ucap bu Riri.

"Akhirnya makasih bu Riri yang cantik jelita membahanakan badai," Angga berlari dengan cepat menuju bangkunya dengan hembusan nafas leganya.

"Untuk kalian semua kita akan melanjutkan pelajarannya minggu depan ya, selamat pagi," pamit Bu Riri.

"Ghe, ke kantin kuy laper nih cacing diperut gue udah laper gak ketolong. Tadi pagi gue gak sempat sarapan," ujar Bunga sembari mengusap perutnya.

"Hmm yaudah yok kita kekantin," balas Ghea.

Bunga dan Ghea pun langsung beranjak tadi tempat duduknya dan berjalan menuju kantin. Karena Ghea merasa tidak enak berjalan berdampingan bersama Bunga ia pun memelankan jalannya dan berjalan dibelakang Bunga.

Bunga yang menyadarinya langsung berhenti dan memutar badannya 180° menatap Ghea.

"Ghea kok lo jalannya dibelakang gue sih, emang lo babu gue, ayok sini jalan disamping gue," ucap Bunga sembari berjalan menghampiri Ghea dan menggandeng tangannya.

"Tapi Bunga, aku gak pantes jalan sama kamu," 

"Lo itu sahabat gue, lo harus selalu jalan disamping gue gak boleh jalan dibelakang gue," balas Bunga sembari menekankan ucapan terakhirnya. Ghea hanya menghela nafasnya pelan, yah dia harus selalu terbiasa dengan sikap keras kepalanya Bunga.

GHEA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang