Sebelum mulai membaca ada baiknya tekan bintang 🌟 untuk votenya dulu, dan berikan komentar juga jangan lupa.
Terima kasih 😉**
"BUNAAAAA"
Oh ya, here we go again
Setiap pagi ada saja keributan yang Jisung ciptakan. Lantas, hari ini apa lagi??
"Kenapa Park Jis---- Hei!! Pelan-pelan turunnya nanti jatuh!" Peringat Lyra saat dilihatnya Jisung turun terburu-buru dari anak tangga menghampirinya yang berada di dapur menyiapkan sarapan mereka.
Dan ya, jangan lupakan keadaan Jisung yang masih mengenakan handuk putih di pinggangnya tanpa atasan, bahkan rambutnya pun masih basah karena belum dikeringkan dengan benar. Park Jisung memang tidak pernah berubah.
"Bun, buna ada liat sempak asteroid punya Jisung nggak?"
Kening Lyra mengernyit mendengar pertanyaan Jisung perihal sempak asteroidnya.
"Hah? Sempak apa?"
"Sempak gambar asteroid ituloh, yang kita beli waktu liburan ke LA tahun lalu"
"Bukannya di lemari ya?"
"Nggak ada bun, udah Jisung cari"
"Nggak mungkin nggak ada, Park Jisung. Buna selalu taruh pakaian kamu di lemari, termasuk pakaian dalam"
Jisung mencebikkan bibir, merasa kesal juga sedikit kecewa.
"Tapi buktinya ini nggak ada""Yaudah lah pakai sempak yang lain aja dulu"
"Jisung maunya sempak asteroid!"
Helaan napas berat keluar dari sela bibir Lyra.
"Kalau nyari itu sempak dulu yang ada kamu terlambat masuk sekolah, Jisung. Hari ini hari senin kamu ada upacara pagi"
"Makanya bantuin Jisung cari biar cepat ketemunya"
"Cari sendiri aja sana ah" tolak Lyra sambil meletakkan piring bersih ke atas meja.
Namun anaknya itu justru mendekat padanya, meraih salah satu tangan Lyra lalu dimainkannya jemari kurus wanita itu. Wajahnya memelas sekali, dengan bibir mengerucut lucu seperti itu sukses membuat Lyra merasa iba.
Kenapa sih Park Jisung harus semenggemaskan itu?
"Ayolah bun... bantuin Jisung cari ya? Ya ya? Ya bun? Ya?"
"Hhh.."
Harus bagaimana lagi kalau Jisung sudah memintanya dengan nada bicara khas anak kecil seperti sekarang?
Meski awalnya tidak mau, akhirnya Lyra pun memilih untuk mengalah dan membantu Jisung mencari sempak asteroidnya itu. Mereka berjalan beriringan menuju kamar anak itu yang berada di lantai dua, tepat bersebelahan dengan kamar utama alias kamar milik Lyra.
Suasana kamar Jisung bernuansa biru gelap. Tidak terkecuali furniture di kamarnya yang juga identik dengan warna biru, namun ada pula warna hitam dan putih agar tidak terkesan monoton. Hampir keseluruhan kamar, tepatnya di bagian dinding terdapat banyak sekali poster bergambar alam semesta dan tata surya. Langit-langit kamarnya juga dihiasi oleh tempelan berbentuk bulan dan bintang yang akan menyala di saat gelap. Di sudut ruangan juga terdapat miniatur bola dunia beserta sistem tata surya-nya.
Bisa dibilang, Jisung itu penyuka astronomi.
"Pakai seragam dulu sana" suruh Lyra pada Jisung saat mereka sudah berada di depan lemari besar di kamar anak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Son ✓
FanfictionIn another life [ Son From The Future ] "Kamu sayang banget ya sama buna?" "Iyalah! Buna itu hidup dan matinya Jisung" anak laki-laki itu menarik ingusnya, sebelum melanjutkan ucapannya. "Jadi jangan pergi, jangan pernah pergi dari hidup Jisung." St...