Sudah hampir waktunya jam pelajaran pertama dimulai, tapi keberadaan Wonyoung masih belum kelihatan juga.
Awalnya Jisung pikir Wonyoung hanya terlambat datang, meskipun itu juga mustahil sih mengingat seberapa rajin dan tepat waktunya gadis itu setiap pagi datang ke sekolah. Hari ini tidak seperti biasanya, Wonyoung tidak masuk sekolah dan membuat Jiheon duduk sendirian dengan wajah murung karena teman sebangkunya tidak ada.
Jisung jadi kepikiran apa jangan-jangan Wonyoung sakit?
"Aduh!" Jisung tersentak saat dadanya disikut tiba-tiba oleh teman di sebelahnya, Cha Junho.
Si pemuda Park memberikan pelototan kesal--- meski sebenarnya itu percuma karena matanya yang sipit, ke arah Junho yang hanya nyengir menampakkan deretan gigi putihnya.
"Kenapa sih ngeliatin Jiheon terus? Suka lo sama dia?"
Jisung lantas berdecak. "Bukan Jiheon-nya! Tapi bangku di sebelahnya"
Kepala Junho kemudian tertoleh ke arah Jiheon, gadis itu nampak mengotak-atik ponselnya lalu menaruhnya ke telinga seperti sedang menghubungi seseorang. Tapi tidak lama setelahnya dia berdecak sebal lalu menelungkupkan ponselnya ke atas meja dan memilih untuk mengobrol bersama temannya yang lain.
Pandangan Junho kemudian berubah haluan ke bangku yang biasa diduduki Wonyoung, tumben sekali bangkunya kosong.
"Loh, Wonyoung nggak masuk ya?" Junho justru bertanya pada Jisung yang hanya bisa menghela napas panjang.
Tapi pekikan di belakang mereka mengalihkan atensi keduanya.
"Astaga baru ingat!"
Disana, nampak Eunsang yang sibuk mengubek-ubek isi tasnya dengan tidak sabaran. Ekspresi Eunsang berubah panik saat tidak menemukan sesuatu yang dia cari. Pemuda Lee itu kemudian mencari di laci meja miliknya juga milik Minhee, bahkan sampai ikut mengobrak-abrik tas temannya itu. Sampai-sampai Minhee kesal sendiri lalu menggeplak kepala Eunsang hingga membuat si pemuda Lee meringis memegangi kepala.
"Ngapain sih lo!" Bentak Minhee karena merasa acara tidurnya terganggu karena ulah Eunsang barusan.
"Mampus gue, Min. Tadi pagi gue dititipin surat tapi gue lupa naruhnya dimana" Eunsang panik sekali, membuat Minhee dan Jisung merotasikan bola mata nyaris bersamaan.
"Emang dasar kebiasaan lo, pikun!" Cerca Jisung yang kemudian dibalas decakan sebal dari Eunsang.
"Nggak usah ngatain gue lo. Ini tuh surat dari Wonyoung, tau?"
"Hah? Ngapain Wonyoung ngasih surat ke lo?" Junho mewakili rasa penasaran Jisung yang semula enggan ia tunjukkan.
Jujur ya, Jisung sebenarnya masih sedikit kesal dengan Wonyoung yang menuduh Chenle tanpa bukti seperti itu. Apalagi sampai mengatai Chenle gila. Tapi entah kenapa Jisung juga tidak bisa berhenti peduli juga khawatir saat tau gadis itu tidak masuk sekolah hari ini.
"Wonyoung kan ga masuk tuh, makanya dia nitip surat izin ke gue" balas Eunsang sambil meraba-raba tubuhnya sendiri.
Setelah beberapa detik kemudian, gerakannya terhenti di bagian saku celana. Rupanya surat yang dia maksud itu ada disana.
"Untung nggak hilang" Eunsang menghela napas lega lalu buru-buru meletakkannya ke atas meja guru sebelum guru mata pelajaran pertama mereka datang.
Begitu Eunsang sudah kembali ke meja selepas menaruh surat, Jisung langsung menyuarakan rasa penasarannya.
"Wonyoung izin kenapa?"
"Pas gue baca suratnya sih, ada acara keluarga gitu di luar kota" jawab Eunsang seraya memasukkan kembali barang-barangnya yang semula ia keluarkan dari dalam tas untuk mencari surat tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Son ✓
FanfictionIn another life [ Son From The Future ] "Kamu sayang banget ya sama buna?" "Iyalah! Buna itu hidup dan matinya Jisung" anak laki-laki itu menarik ingusnya, sebelum melanjutkan ucapannya. "Jadi jangan pergi, jangan pernah pergi dari hidup Jisung." St...