42: Mengulik Informasi

908 204 11
                                    

Shin Yuna mungkin bukan gadis pintar yang langganan juara kelas atau setidaknya selalu masuk sepuluh besar, dia tidak seperti itu. Prestasi Yuna di bidang akademik biasa saja, bisa masuk di ranking dua puluh besar pun sudah cukup baginya. Setidaknya Yuna tidak termasuk ke dalam lima besar murid dengan nilai terendah di kelas.

Tapi meskipun begitu kemampuan Yuna dalam menganalisis keadaan agaknya patut diapresiasi. Dia langsung peka bahwa mungkin ada yang tidak beres mengenai Wonyoung juga kehadiran satu orang lagi yang Jisung sebut sebagai Chenle.

Sebenarnya Yuna dibuat sangat penasaran akan alasan dibalik keanehan Wonyoung kemarin, tapi nyatanya dia masih bisa menahan diri untuk tidak langsung menodongkan pertanyaan pada gadis itu. Yuna memilih bungkam dan mewakili gadis Jang itu bicara saat menolak tawaran Lyra yang hendak mengantar mereka semua pulang ke rumah, karena Yuna tau pasti Wonyoung merasa sangat tidak nyaman satu mobil dengan Chenle.

Makanya kemarin Yuna menemani Wonyoung pulang ke rumahnya menaiki taksi, sebab mobil jemputan gadis Jang itu rupanya mengalami insiden bocor ban dalam perjalanan ke sekolah. Yuna memastikan Wonyoung pulang dengan selamat dan mengantarnya sampai ke depan pagar rumahnya, barulah setelah itu Yuna pulang sendiri menaiki ojek online.

Tapi Yuna ingat betul bahwa sebelum mereka benar-benar sampai di rumah Wonyoung, gadis Jang itu sempat bertanya padanya di taksi.

"Cowok yang sama Tante Lyra itu siapanya Jisung?"

Yuna tau persis cowok yang dimaksud itu pasti Chenle. Memang siapa lagi cowok yang bersama Lyra kemarin selain Chenle?

Sehingga Yuna pun menjawab, atau mungkin lebih tepatnya mengajukan pertanyaan.

"Kenapa? Lo kenal cowok itu?"

Cukup lama Wonyoung terdiam, dia tidak langsung menjawab malah tampak berpikir sejenak.
"Ng-nggak, gue nggak kenal"

Tapi Yuna yakin sekali, kalau kemarin Wonyoung berbohong padanya.

Maka untuk memastikan hal tersebut, Yuna pun meminta Jisung untuk datang ke lapangan basket yang ada di komplek perumahannya. Tempat dimana mereka biasa bertemu dan bermain basket di sana. Ngomong-ngomong, keseringan main basket sama Yuna kemampuan bermain  Jisung semakin lihai saja. Dan sebagai guru basket gratisan pemuda itu, Shin Yuna merasa bangga.

"Gue mau tanya deh" celetuk Yuna saat mereka tiduran di tengah lapangan.

Momennya mirip seperti saat dimana mereka tidak sengaja ketiduran ketika sedang memandangi hamparan langit penuh bintang, sekarang pun begitu.

Dengan napas yang masih terengah-engah sebab baru selesai berebut bola basket dengan Yuna, Jisung menjawab.

"Nanya apa?"

"Yang waktu itu siapa sih? Yang dibawa Tante Lyra waktu jemput lo" Yuna sengaja untuk memancing Jisung, meski sebenarnya dia sudah tau pasti kalau pemuda itu bernama Chenle. Karena Jisung sendiri yang menyebut namanya kemarin.

"Chenle, Zhong Chenle. Dia sepupu gue, kenapa emang?"

"Sepupu?"

Jisung mengangguk, matanya fokus memandang langit gelap di atas sana. Meskipun gelap tapi hiasan bintang yang bertabur di atas sana juga cahaya rembulan yang menyinari bumi membuatnya kian indah. Ah, Jisung menyukai hal-hal seperti ini. Benda langit, astronomi, itu favorit Jisung.

"Kalian akrab nggak? Chenle orangnya gimana?"

Atensi Jisung langsung berubah dari langit ke Yuna yang rebahan di sisi kanannya, merasa aneh juga sangsi mengapa tiba-tiba saja Yuna membahas tentang Chenle?

My Beloved Son ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang