28: Hukuman untuk Jisung

1.4K 258 24
                                    

Ini mungkin berlebihan, tapi nama Jisung yang tertera sebagai pemanggil di layar ponsel Renjun sepertinya layak dimasukkan ke dalam delapan keajaiban dunia yang pernah terjadi di muka bumi.

Sewaktu Renjun menyimpan nomor ponsel Jisung atas inisiatifnya sendiri dengan cara meminta pada Lyra, Renjun tidak mengira kalau remaja enam belas tahun itu bakalan menelpon dirinya lebih dulu sekarang. Karena nyatanya setelah mereka menyimpan kontak satu sama lain, tidak ada telpon ataupun percakapan singkat yang dilakukan. Mereka berdua hanya sekedar menyimpan nomor saja, sebatas itu.

Maka tidak heran Renjun yang sedang minum jus jeruk langsung dari botolnya itu kontan tersedak, dia menepuk-nepuk dadanya sekaligus meyakinkan diri kalau dia tidak sedang bermimpi.

Mengingat betapa sinisnya Jisung tiap kali bertemu dengannya, Renjun tidak akan sempat berpikir kalau anak itu bakalan menghubunginya suatu hari.

Dan ternyata hari itu adalah hari ini.

Tepat di nada dering ketiga, Renjun menjawab panggilan tersebut. Pria Huang itu berdehem terlebih dahulu sebab rasa manis di tenggorokannya akibat tersedak tadi masih tersisa. Tapi baru juga ingin mengucapkan kata 'halo', Renjun sudah kalah cepat dari Jisung yang lebih dulu berseru. Sepertinya menangis.

"Om Injun, Jisung diusir dari rumah sama bunaaa"

Renjun cengo, kaget, bingung, sekaligus tidak menyangka.

"KOK BISA?!"

Tidak langsung menjawab, Jisung terlebih dahulu menarik ingusnya.

"Gara-gara... hiks.. Jisung ketahuan nyimpen video porno di flashdisk"

Andai mereka sedang berada di dalam sebuah komik, mungkin sosok Renjun sudah digambarkan dengan wajah terkejut, mata membulat, dan rahang yang terjatuh. Betulan sekaget itu.

Dari sekian banyak alasan yang bisa digunakan untuk mengusir anak sendiri, masa cuma gara-gara video porno??

Lelaki seumuran Lyra itu menepuk keningnya.
"Lain kali kalau mau nyimpen begituan, taruh di file tersembunyi. Biar nggak ketahuan! Kalau sudah begini, apa mau dikata?"

"Tapi, tapi, video itu bukan punya Jisung. Itu punya Eunsang teman Jisung"

"Nggak perduli video itu punya siapa. Kalau Lyra nemuin itu di flashdisk lo ya tetap aja lo yang salah!"

Jisung langsung terdiam, tidak ada lagi suara sesegukan atau tarikan ingus yang semula ia dengar.

Apa Renjun sudah keterlaluan?

Pria Huang itu memijat pelipisnya sambil meletakkan kembali botol berisi jus jeruknya ke dalam kulkas lalu menutup pintunya. Renjun setengah bersandar di kitchen bar.

"Gini ya, Park Jisung. Gue udah kenal buna lo lebih dari setengah hidup gue, dan lo selaku anak juga pasti tau seberapa keras kepalanya dia. Lyra nggak bakalan mau dengar penjelasan apapun kalau dia lagi emosi selagi bukti udah terpampang jelas di depan matanya, lo nggak bakal punya kesempatan untuk dapat keringanan darinya"

Jisung masih tidak menjawab, tapi Renjun tau kalau anak itu pasti mendengarnya.

"Sekarang lo dimana? Biar gue jemput, lo tidur di rumah gue aja malam ini"

Dan tanpa Renjun sadari, Jisung menghembuskan napas lega di ujung sana.

Dan tanpa Renjun sadari, Jisung menghembuskan napas lega di ujung sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Beloved Son ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang