Hari ini tubuh Jisung rasanya sakit semua. Padahal kerjaannya hanya tiduran dari terbit fajar hingga menjelang terbenamnya matahari. Hidungnya yang mampet serta suhu tubuhnya yang tinggi, ditambah lagi kepalanya yang nyut-nyutan membuat anak itu enggan meninggalkan tempat tidur.
Jisung sedang sakit, dan kalau sudah begitu maka manjanya bakalan ampun-ampunan. Tidak bisa ditinggal dan terus saja merengek minta ditemani. Alhasil Lyra pun terpaksa mengambil cuti untuk mengurus anak laki-laki semata wayangnya itu.
"Buna, maaf..." Lirih Jisung dengan suara serak sambil mencoba menarik napasnya yang tersumbat.
"Es teroosss. Makanya kalau buna kasih tau tuh nurut, jangan suka jajan sembarangan tuh nurut. Rasain tuh akibatnya, sakit kan? Emang enak sakit? Mampet kan hidungnya? Biar nggak bisa napas tuh sekalian"
"Ih, buna omelannya serem Jisung nggak suka"
"Lagian salah sendiri. Buna tuh sudah sering nasehatin kamu buat nggak jajan sembarangan, apalagi beli es es nggak jelas di pinggir jalan yang kebersihannya masih belum terjamin. Dan es es kayak gitu biasanya banyak pemanisnya Jisung, bisa memicu batuk. Terbukti kan sekarang kamu batuk? Demam pula, emang enak??"
Yang ditanya menggeleng kecil, wajahnya sudah pasrah karena ini entah yang keberapa kalinya Lyra mengomel perihal yang sama. Tapi bukannya menurut, Jisung tetap saja suka jajan sembarangan. Kalaupun menurut paling-paling hanya bertahan tiga hari, setelahnya Jisung kembali mengulangi hal yang sama. Selalu begitu dari dia kecil, makanya Lyra pun kerap kali dibuat kesal oleh kebiasaan Jisung yang satu itu.
Sudah tau gampang sakit, bukannya jaga kesehatan malah seolah menyepelekan. Kalau sudah begini yang repot siapa?
Ya Lyra lah!
"Bun, dingin..." Keluh Jisung sambil memandang Lyra yang berdiri di sisi ranjang dengan mata berkaca-kaca.
"Rasain!"
Bibir Jisung mengerucut, merasa kesal tapi juga tidak bisa marah pada Bunanya. Lagipula semua ini memang salahnya, penyakit kok dibuat-buat bukannya dicegah.
"Tunggu sini, buna ambilin makanan dulu baru kamu tidur"
Padahal Jisung sudah banyak tidur hari ini sampai badannya terasa pegal, tapi biarlah lagipula apa yang akan ia lakukan jika sedang sakit begini selain tidur?
Belum lagi ponselnya disita oleh Lyra karena kata wanita itu orang sakit harus banyak istirahat bukannya malah main ponsel. Alhasil Jisung pun pasrah dan membiarkan Lyra turun ke dapur untuk mengambil makanan untuknya.
Tidak lama setelahnya, Lyra kembali dengan segelas air dan mangkuk putih yang Jisung yakini isinya adalah bubur ayam. Setiap kali Jisung sakit, maka Lyra akan selalu membuatkan bubur itu untuknya meskipun wanita itu tau bahwa Jisung tidak menyukai bubur.
Sebenarnya Lyra memang sengaja sih, justru karena anak itu tidak suka makanya Lyra membuat bubur tiap kali Jisung sakit. Secara tidak langsung memberi pesan pada anak itu 'kalau nggak mau makan bubur, ya jangan sakit!'. Dengan begitu maka secara otomatis Jisung akan menjaga kesehatannya agar tidak sampai memakan bubur itu nantinya.
"Bun, perut Jisung mual Jisung nggak mau makan bubur", keluh Jisung mencoba peruntungan, mana tau Lyra luluh dan memberinya makanan yang lain.
Tapi sepertinya percuma karena wanita itu tetap bersikeras.
"Justru kalau mual harusnya makan bubur gini karena pencernaan kamu sekarang lagi nggak baik"
"Jisung janji deh Jisung bakalan makan apapun asalkan bukan bubur, pweasee"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Son ✓
FanfictionIn another life [ Son From The Future ] "Kamu sayang banget ya sama buna?" "Iyalah! Buna itu hidup dan matinya Jisung" anak laki-laki itu menarik ingusnya, sebelum melanjutkan ucapannya. "Jadi jangan pergi, jangan pernah pergi dari hidup Jisung." St...