50: Sesuatu yang Buruk

864 187 11
                                    

Kim Junkyu, adalah anak dari Kim Wonpil yang tidak lain adalah teman dari Ayahnya yang tidak sengaja ia temui saat makan di restoran China bersama dengan Lyra beberapa bulan lalu.

Bukan hanya karena alasan itu saja Jisung masih mengingat sosok Kim Junkyu, melainkan juga karena pemuda itu yang sempat menggoda Lyra saat di kafe dulu. Ditambah lagi mereka satu sekolah meski Junkyu dua tingkat di atas dirinya dan Yuna, karena alasan itu tidak mungkin Jisung bisa melupakannya begitu saja.

Terlebih saat Jisung ingat bagaimana ekspresi malu-malu dan gerakan kikuknya Junkyu saat mengajak bunanya berkenalan, kalau ingat itu rasanya Jisung jadi kesal sendiri.

"Shin Yuna, ngapain disini?" Tanya Junkyu menghampiri mereka.

Jisung meneliti sebentar penampilan pemuda di hadapannya itu sekarang. Kaus pendek berwarna merah yang sedikit basah, celana selutut, sandal jepit, serta baru saja keluar dari pagar rumah di depan mereka. Bisa Jisung simpulkan kalau Kim Junkyu itu tinggal di komplek ini, rumahnya bersebrangan dengan rumah Wonyoung.

Tapi yang jadi pertanyaan, darimana Junkyu bisa kenal Yuna?

Gadis berseragam sekolah dengan name tag Shin Yuna itu berdiri, menyambut kedatangan Junkyu dengan senyum di wajahnya yang tidak lagi lesu. Anehnya, Jisung justru merasa kesal saat melihatnya. Sebab Yuna bersikap sok manis begitu di hadapan Junkyu.

"Oh, kak Junkyu. Abis cuci motor ya?" Balas Yuna sekedar basa-basi, matanya sempat melirik motor Junkyu yang terparkir di depan rumah dan masih terlihat basah.

Kim Junkyu mengangguk sebagai jawaban, ia kembali mengulang pertanyaannya yang belum dijawab Yuna. "Ngapain disini?"

"Tadinya mau jenguk Wonyoung kak, soalnya udah lima hari ini dia nggak masuk sekolah"

"Lima hari? Kebetulan banget"

"Apanya yang kebetulan?" Tanya Jisung yang tidak tahan untuk diam saja.

Dari situlah Junkyu baru menyadari kalau dia mengenali siapa laki-laki pemilik tubuh tinggi dan mata kecil tersebut, mereka pernah bertemu sebelumnya.

"Oh, lo itu kan---"

"Iya, yang itu" sahut Jisung sengaja memotong kalimat Junkyu barusan.

Kening Yuna lantas berkerut menandakan bahwa ia sedang kebingungan sekarang.
"Kalian saling kenal ya?"

"Nggak, orang tua kita yang saling kenal"

Yuna hanya menanggapinya dengan anggukan, sebelum Jisung kembali melayangkan pertanyaan yang sama.

"Jadi, apanya yang kebetulan?"

Kalau boleh jujur sebenarnya Junkyu masih kaget sekaligus malu saat harus bertemu lagi dengan Jisung, hal itu membuatnya kembali teringat akan tindakan bodohnya beberapa bulan lalu. Tapi mendengar bagaimana nada bicara Jisung yang tidak sabaran membuat Junkyu mengabaikan rasa malunya barang sejenak.

"Oh itu, kebetulan juga gue udah lima hari ini nggak liat Wonyoung. Padahal biasanya tiap pagi gue selalu liat dia diantar sama supirnya ke sekolah"

"Kayaknya Eunsang bener deh, Wonyoung belum pulang dari acara keluarga" sahut Yuna mencoba berpikir positif. Meskipun lagi-lagi perasaannya mengatakan yang sebaliknya.

"Acara keluarga? Wonyoung bilang begitu?" Junkyu bertanya yang kemudian diangguki Yuna.

"Di suratnya sih, iya"

Junkyu tertegun. Keluarganya dan keluarga Jang tidak cukup dekat sebenarnya mengingat betapa sibuknya orang tua Wonyoung yang berprofesi sebagai dokter, keduanya jadi jarang pulang ke rumah dan berinteraksi dengan tetangga sekitar. Tapi hal itu tidak berlaku bagi si anak, Jang Wonyoung. Mereka cukup dekat dengan gadis itu, bahkan tidak sekali dua kali Junkyu bertugas mengirim sejumlah makanan pada Wonyoung atas suruhan Ibunya karena beliau takut kalau Wonyoung belum makan mengingat gadis itu yang sering ditinggal sendirian dan kurang terurus.

My Beloved Son ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang