Sejak dulu hingga sekarang, tidak ada perubahan yang signifikan di rumah Renjun selain warna karpet di tangganya saja yang diubah menjadi merah. Tata letak perabotannya saja masih sama, hanya ditambah beberapa lukisan untuk menghiasi sudut rumah.
Jisung mungkin sudah lama tidak kesini, tapi ia masih mengingat dengan jelas setiap sudut dari rumah keluarga Huang. Bukan cuma rumahnya saja yang mewah dan elegan, bahkan mobilnya juga.
Setidaknya ada empat mobil mewah berplat 'HRJ' yang terparkir di garasi yang jauh lebih luas ketimbang milik Jisung. Warnanya pun bermacam-macam. Ada merah yang agaknya paling sering Renjun pakai, warna biru, kuning, hingga putih berjejer rapi dengan cat yang mengkilap. Berbeda dengan garasi rumah Jisung yang hanya terisi satu mobil.
Lyra yang dulunya paling sering menaiki bus jika hendak pergi kemana-mana jadi kurang memperhatikan perawatan mobil, tapi Renjun berbeda. Meski tadi Jisung hanya sebentar mengunjungi garasi rumah Renjun yaitu saat pria Huang itu memarkirkan mobil, tapi Jisung sudah bisa melihat bahwa mobil-mobil itu sangatlah terawat.
Setidaknya warna serta keadaan mobilnya kinclong seperti baru, ban mobilnya saja berwarna hitam gelap bukan abu-abu yang menandakan bannya kotor terkena debu. Renjun benar-benar memperhatikan mobil-mobilnya dengan baik.
"Mau langsung tidur? Kamar lo udah gue beresin"
Renjun yang baru saja menuruni anak tangga berkarpet merah itu sontak membuat Jisung terkejut. Anak itu mendengus namun tidak lama kemudian mencoba untuk memasang wajah ramah, walau bagaimanapun juga kan dia numpang di sini. Lagipula Jisung butuh sesuatu.
Remaja laki-laki itu menarik seulas senyum yang ia yakini akan terlihat menggemaskan.
"Om Injun, Jisung lapar. Boleh minta makan?"
Renjun yang sempat terpana itu kemudian dengan cepat merubah ekspresinya menjadi datar.
"Males masak, delivery aja ya?"
Tanpa perlu berpikir dua kali, Jisung mengangguk setuju.
"Pizza ya?"
Renjun tidak menjawab, namun pria itu merogoh saku celananya lalu mengeluarkan ponsel dari dalam sana.
"Gue pesenin pizza, lo taruh dulu tas lo sana"
Dengan nada kelewat bersemangat, Jisung menyahut.
"Oke!"
Sebenarnya Renjun itu orang baik, Jisung saja yang suka sentimen padanya.
Karena kalau Renjun jahat, dia tidak mungkin mau menampung Jisung di rumah besarnya ini. Jangan lupakan dua kotak pizza berukuran besar disertai minuman cola yang juga Renjun belikan untuknya, pria itu benar-benar baik. Padahal selama ini sikap Jisung padanya selalu sinis. Mungkin dari sekarang Jisung akan mengurangi sedikit kadar ketidaksukaannya pada Renjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Son ✓
FanfictionIn another life [ Son From The Future ] "Kamu sayang banget ya sama buna?" "Iyalah! Buna itu hidup dan matinya Jisung" anak laki-laki itu menarik ingusnya, sebelum melanjutkan ucapannya. "Jadi jangan pergi, jangan pernah pergi dari hidup Jisung." St...