"Hai"
Tidak, sapaan itu bukan ditujukan untuk Jisung. Melainkan pada Wonyoung yang hanya bisa duduk bengong menatap gadis asing yang kini mengambil tempat di sebelah Jisung, duduk menghadap ke Wonyoung pula.
"Kamu---"
"Kenalin, Shin Yuna" sahut gadis Shin itu memotong kalimat Wonyoung, dia juga mengulurkan tangan kanannya mengajak berkenalan. "Gu-- eh, aku temannya Jisung"
Wonyoung menyambut tangan itu meski agak ragu, sorot matanya menatap bergantian pada Yuna juga Jisung.
"Ja---"
"Jang Wonyoung" potong Yuna lagi, kali ini disertai senyum bangga.
"Kok tau nama aku?"
Gadis Jang itu memandang bingung pada Jisung yang hanya mengedikkan bahu, tanda tidak tau menahu. Lagipula Jisung tidak pernah sekalipun menceritakan tentang Wonyoung pada Yuna, untuk apa juga?
"Lo terkenal tau" ucap Yuna menjawab pertanyaan Wonyoung tadi.
"Apa?"
"Lo percaya nggak kalau murid dengan visual di atas rata-rata itu biasanya terkenal di sekolah, meski dia nggak berusaha untuk menonjolkan diri sekalipun. Dan itu terjadi sama lo, Jang Wonyoung. Eh sorry ya, gue pakai lo-gue aja nggak biasa pakai aku-kamu"
"Oh, iya, nggak apa-apa kok. Senyamannya kamu aja"
Bukan hanya wajahnya saja yang cantik, bahkan tutur katanya pun cantik. Cara bicara Wonyoung itu lembut, pelan, enak didengar, dia juga terbilang anggun. Agaknya mengingatkan Yuna pada salah satu teman sekelasnya, Wang Yiren. Mereka setipe, cewek banget lah pokoknya. Beda jauh sama Yuna yang cenderung tomboi dan bicara ceplas-ceplos, semaunya sendiri bahkan kadang sampai berteriak dan memaki.
"Ngapain lo kesini?" Tanya Jisung setelah sejak tadi hanya diam, pertanyaannya tentu saja ditujukan pada Yuna.
"Ah, iya. Bener juga" Gadis Shin itu menepuk keningnya. "Gue mau ngajak ke kantin bareng"
"Gue nggak mau ke kantin sama lo"
"Idih, ge-er. Siapa juga yang ngajakin lo, orang gue mau ngajakin Wonyoung" cibir Yuna sambil menjulurkan lidah untuk mengejek Jisung. "Wonyoung, ayo ke kantin"
"Aku?" Si gadis Jang justru terkejut lalu menunjuk dirinya sendiri, hanya untuk memastikan kalau Yuna memang benar-benar mengajaknya.
Gimana ya, masalahnya itu mereka berdua tidak saling kenal. Maksudnya, mereka baru berkenalan hari ini dan baru mengobrol sedikit. Jadi rasanya aneh saja kalau Yuna bersikap seolah mereka adalah teman dekat.
Sebenarnya sih tadinya Yuna memang ingin mengajak Jisung, tapi karena tidak ingin malu sehabis ditolak tadi makanya Yuna langsung berkilah mengatakan kalau dia mengajak Wonyoung. Alhasil, justru Jisung yang malu karena sudah merasa keegeran.
"Iya, ayo ke kantin" ajak Yuna sekali lagi, kali ini sambil berdiri dan menarik pelan lengan Wonyoung yang masih setia duduk di kursinya.
Tidak langsung mengiyakan, lagi-lagi Wonyoung menatap Jisung terlebih dahulu seolah meminta persetujuan. Padahal ya buat apa juga.
Jisung sih setuju-setuju saja. Toh, niatnya menghampiri Wonyoung tadi kan memang karena ingin mengajaknya ke kantin. Sekaligus menepati janjinya pada Jiheon untuk memastikan kalau Wonyoung bakalan makan setelah ini.
Akhirnya setelah mendapat anggukan dari Jisung, Wonyoung pun ikut berdiri dan pasrah saja lengannya dipeluk oleh Yuna. Gadis Shin itu memang sok akrab sekali padahal mereka baru kenalan hari ini, tapi tidak mengherankan juga sih kalau itu Shin Yuna. Dia kan anaknya memang gampang akrab sama orang baru, dia juga ramah dan tidak sombong, agaknya dari yang seangkatan sampai kakak kelas pasti ada saja temannya. Berbeda dengan Wonyoung yang terkesan pemalu dan kikuk di tengah orang-orang yang tidak dikenalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Son ✓
FanfictionIn another life [ Son From The Future ] "Kamu sayang banget ya sama buna?" "Iyalah! Buna itu hidup dan matinya Jisung" anak laki-laki itu menarik ingusnya, sebelum melanjutkan ucapannya. "Jadi jangan pergi, jangan pernah pergi dari hidup Jisung." St...