34: Saling Memaafkan

1.1K 251 5
                                    

Pukul sebelas lewat lima, mobil hitam yang dikendarai Lyra berhenti di depan pagar sebuah rumah bertingkat dua. Itu rumah Renjun.

Kebetulan sekali, pemiliknya baru saja keluar dari rumah saat Lyra membuka pagar yang memang tidak dikunci. Mungkin Renjun mendengar mesin mobil Lyra makanya langsung keluar.

Sambil menggosokkan rambutnya pada handuk, sebab Renjun baru selesai mandi, pria Huang itu menyapanya dengan senyuman canggung. Lyra jadi teringat pertanyaan Renjun di telpon tadi pagi yang ia sebut 'lamaran tersirat' itu. Mendadak pipinya memerah saat terpaksa membalas senyum Renjun.

"Eh, udah nyampe?" Saking gugupnya Renjun jadi menanyakan pertanyaan yang tidak perlu.

Wanita Kim itu membalas dengan anggukan seraya berjalan menghampiri Renjun yang berdiri di ambang pintu.

"Jisung-nya mana?" Tanyanya kemudian.

"Masih di dalam, belum selesai mandi. Eum.. masuk dulu Ra"

Renjun menyingkir dari pintu guna membuka jalan bagi Lyra lewat, sejenak parfum yang tertinggal dari wanita itu saat melewatinya bikin Renjun jadi salah fokus.

"Penampilan lo rapi banget, wangi pula. Mau kemana?" Tanya Renjun sekedar basa-basi.

"Oh, abis ini rencananya mau sekalian ke supermarket buat belanja bulanan" jawab Lyra seraya mengambil tempat di salah satu sofa merah milik keluarga Huang.

"Sama Jisung?"

"Iyalah, sama siapa lagi emang?" Lipatan di kening Lyra muncul saat mendapati Renjun yang hanya berdiri sejak tadi. "Kenapa? Lo mau nitip sesuatu?"

"Nggak.." lagipula tidak ada yang Renjun butuhkan saat ini, hanya saja..
"Gue boleh ikut nggak?"

"Hah? Lo mau emang? Gue kalau belanja bulanan tuh lama loh"

"Nggak apa-apa, asal sama lo gue nggak masalah" jawab Renjun spontan.

Hal yang selanjutnya ia sesali karena saat ini Lyra justru menatapnya kebingungan.

"Maksudnya?"

"Eum, bukan apa-apa. J-jadi... boleh nggak kalau gue ikut kalian?"

Padahal hanya lima detik waktu yang Lyra butuhkan untuk mengiyakan permintaan Renjun, tapi pria Huang itu udah berdebar tidak karuan. Takut ditolak, pikirnya.

"Ka-kalau gitu, gue siap-siap dulu ya"

Sepertinya Renjun tidak butuh jawaban dari Lyra karena pria itu sudah lebih dulu naik ke kamarnya yang berada di lantai dua, dia bahkan nyaris terpeleset saat menaiki tangga. Renjun sempat mengumpat sebelum akhirnya kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan Lyra sendirian di ruang tengah.

"Jisung mana sih? Lama banget."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Beloved Son ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang