Mungkin hanya Huang Renjun seorang, CEO perusahaan besar tapi gayanya seperti pengangguran.
Dengan santainya Pria Huang itu menyusuri koridor kantor dengan jari telunjuk yang memutar-mutar kunci mobil, tidak lupa tersenyum ramah pada pegawai yang kebetulan lewat dan menyapanya. Tidak ada yang berani menegur Renjun karena terlambat masuk ke kantor yang seharusnya di jam delapan pagi, tapi dia malah baru masuk di jam sepuluh.
Bukan hanya itu, Renjun bahkan tidak mau repot-repot mengenakan setelan rapi selayaknya pekerja kantoran. Dia hanya memakai kemeja flanel, celana jeans, sepatu santai, tidak lupa dengan tas ransel hitam di punggungnya.
Benar-benar tidak niat kerja.
Lyra yang kini duduk dibalik meja sekretaris itu memijat batang hidungnya sendiri, sukses dibuat pusing oleh kelakuan teman semasa kuliahnya itu. Dipandanginya sejenak pintu kayu yang baru saja tertutup begitu Renjun masuk, setelahnya barulah ia bangkit menghampiri pria Huang itu.
Tidak langsung masuk, diketuknya dulu pintu cokelat di depannya ini hingga mendengar instruksi dari Renjun barulah ia masuk. Renjun ada di depan meja kerjanya, duduk santai sambil memutar tubuhnya di kursi yang memang bisa berputar tiga ratus enam puluh derajat itu.
"Oy, Sekretaris Kim" sapa Renjun sambil melambaikan tangan.
Lyra menepuk jidat, sebelah tangannya yang lain mendorong pintu hingga tertutup. Wanita itu berjalan menghampiri Renjun dengan wajah kesal.
"Renjun, lo niat kerja nggak sih!"
Bisa dilihat sekarang terdapat dua kerutan samar di kening Renjun.
"Kenapa? Ada yang salah?""Jelas salah lah! Lihat diri lo sekarang. Pakaian nggak rapi, datang terlambat. Lo kayak pengangguran tau nggak?"
"Hei, bersikap yang sopan ya Sekretaris Kim. Gini-gini gue bos lo"
"Kalau begitu, bersikaplah selayaknya bos!"
Renjun mendengus, tidak peduli. Pria berumur empat puluh tiga tahun itu kembali memainkan kursinya seperti anak kecil, atau jangan-jangan Renjun memang sosok anak kecil yang terjebak di tubuh orang dewasa?
Lyra berjalan menuju lemari buku yang berukuran cukup besar di ruangan itu, menarik salah satu sisinya hingga menampakkan sebuah ruangan rahasia dibaliknya. Itu adalah kamar pribadi Renjun. Isinya ada tempat tidur, lemari baju, meja kecil, hingga kamar mandi juga ada disana.
Tujuan Lyra masuk ke ruangan itu adalah untuk mengambil setelan milik Renjun di dalam lemari baju, lalu membawanya ke hadapan pria Huang itu yang kini menatapnya keheranan.
"Ganti pakaian lo sekarang, tiga puluh menit lagi lo ada rapat dewan direksi. Meskipun disini lo itu bos, usahakan jangan sampai datang terlambat. Disiplin itu penting"
"Lo mau kemana?" Tanya Renjun saat dilihatnya Lyra yang hendak pergi.
"Keluar lah"
"Ngapain? Tunggu disini aja"
"Terus lo ganti bajunya gimana?"
"Kan ada ruangan rahasia" Renjun menunjuk lemari buku yang tadi dimasuki Lyra. "Lagipula gue butuh bantuan lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Son ✓
FanficIn another life [ Son From The Future ] "Kamu sayang banget ya sama buna?" "Iyalah! Buna itu hidup dan matinya Jisung" anak laki-laki itu menarik ingusnya, sebelum melanjutkan ucapannya. "Jadi jangan pergi, jangan pernah pergi dari hidup Jisung." St...