"Kenapa cemberut?"
"Buna juga kenapa senyam-senyum begitu?!"
"Nggak, lucu aja keinget Junkyu tadi"
"Buna bahkan tau namanya"
Jisung mendesis sinis, tatapan matanya tajam mengarah pada sosok Lyra yang kini sibuk menyetir sambil cengar-cengir. Sekarang mereka berencana pergi ke toko ATK untuk membeli kuas dan cat air untuk Jisung.
"Tadi dia ngajak kenalan, makanya tau" sahut wanita itu santai.
"Terus?"
Lyra melirik ke kaca spion mobil, setelah dirasa aman dia pun mulai memutar stir untuk belok ke arah kanan.
"Dia minta nomor buna"
"Buna kasih?"
"Iya"
"KOK DIKASIH?????"
Jisung menegakkan punggungnya, ekspresi terkejutnya terlihat sekali dan itu sukses membuat Lyra tertawa.
"Don't overreact, Park Jisung"
"Ini bukan overreact!" Anak itu mendengus lalu kembali bersandar, kedua tangannya terlipat masih dengan menatap tajam sang buna.
"Lagian apa banget buna bagi-bagi nomor ke orang asing? Berondong pula. Apa jangan-jangan buna naksir ya sama dia?""Kalau iya gimana?"
"BUNA!"
Tawa Lyra mengudara, sementara Jisung lagi-lagi dibuat mendengus kesal. Lyra sampai harus memegangi perutnya yang mendadak keram karena terlalu banyak tertawa, mengerjai Jisung memang sudah menjadi hobinya. Itu menyenangkan.
"Bercanda kali, mana mungkin buna naksir sama bocah SMA. Lagipula nomor yang buna kasih juga bukan nomor buna"
Salah satu alis Jisung terangkat, remaja SMA yang semula melihat ke luar jendela itu kembali memusatkan perhatiannya pada Lyra.
"Terus nomor siapa?"
"Kamu"
Jisung melongo, tidak habis pikir. Tapi tidak lama kemudian dia bisa bernapas lega, setidaknya Lyra tidak benar-benar memberikan nomor ponselnya sendiri. Bukan apa-apa ya, Jisung hanya takut kalau laki-laki yang kata Lyra bernama Junkyu itu naksir betulan sama Bunanya.
"Bagus deh kalau gitu"
Kedua sudut bibir Lyra terangkat melawan gravitasi, sementara sebelah tangannya yang bebas terulur untuk mengusap kepala Jisung. Namun baru dua kali usapan, tangannya justru ditangkap lalu balik digenggam oleh Jisung dengan lembut.
"Lain kali jangan aneh-aneh. Berhenti jahilin anak orang kayak gitu, nanti kalau dianya baper beneran gimana?"
"Nggak gimana-gimana" Lyra mengedikkan bahu tidak perduli. "Mana tau kamu mau Ayah baru"
"HIH, NGGAK BAKAL!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Son ✓
FanfictionIn another life [ Son From The Future ] "Kamu sayang banget ya sama buna?" "Iyalah! Buna itu hidup dan matinya Jisung" anak laki-laki itu menarik ingusnya, sebelum melanjutkan ucapannya. "Jadi jangan pergi, jangan pernah pergi dari hidup Jisung." St...