Sebelum membaca, aku mau menyampaikan sesuatu dulu. Tolong disimak :)
Sebenarnya aku males ngomongin ini karena udah sering, tapi bisa nggak kalian tinggalkan jejak setelah membaca? Kalau komentar dirasa terlalu berat kalian bisa tinggalkan vote. Tau letaknya kan? Ada dibagian pojok kiri bawah, tekan yg bentuknya bintang sampai berubah warna jadi oranye.
Simple? Banget.
Tapi nyatanya masih banyak aja silent readersnya, gap antara views sama votenya beda jauh, komentar apalagi.
Perlu kalian tau kalau nulis itu ga gampang. Aku perlu mikir, perlu mood yang bagus, perlu waktu, perlu tenaga. Setidaknya hargai lah dengan kasih vote atau komentar mungkin?
Maaf banget kalau kesannya aku galak atau sok gimana, tapi aku hanya akan menghargai pembaca yg juga bisa menghargai aku sebagai penulis.
Hal kayak gini tuh ga sekali dua kali tapi udah sering terjadi dan dari awal part juga udah aku ingatin. Jadi aku minta tolong kerja samanya untuk saling menghargai.
Kalau kamu nggak bisa menghargai aku, silahkan pergi dari sini dan tidak perlu lanjut membaca. Ini lapak aku, jadi suka-suka aku kamu ga bisa protes.
Ga suka? Silahkan pergi
Buat yg rajin ninggalin komentar dan votenya, aku sayang kalian banyak-banyak 💚💚💚
***
"Jisung!"Oh my god, ada apa ini?
Pagi-pagi Jisung udah disamperin bidadari."Ada apa Wony?"
Jang Wonyoung, orang yang tadi memanggil Jisung menggeleng dengan senyuman kecilnya. Duh, jantung Jisung langsung kelojotan nih. Nggak selow.
"Nggak, cuma mau bareng aja" katanya.
Jisung tersenyum, lalu memelankan langkahnya agar setara dengan kaki Wonyoung yang kecil. Mereka berjalan beriringan di tengah koridor sekolah yang mulai padat, wajar saja karena jam pelajaran pertama sudah akan dimulai.
"Hari ini ada tugas matematika, nggak lupa bawa bukunya kan?" Jisung bertanya sekaligus mengingatkan.
Gadis cantik di sebelahnya ini tertawa geli, dia mengambil buku tulis bersampul rapi dari dalam tas. Lalu menunjukkannya ke Jisung.
"Bawa kok, tugasnya juga udah selesai""Bagus deh kalau gitu, jangan sampai lupa bawa lagi ya"
"Pasti" sahut Wonyoung sambil menyatukan ibu jari dan telunjuknya membentuk tanda 'oke'.
Melihat itu Jisung jadi tertawa. Di matanya hari ini Wonyoung kelihatan cantik sekali, atau memang setiap hari begitu? Yang jelas hari ini keliatan lebih cantik karena dia banyak tersenyum.
"Ada sesuatu yang bikin kamu senang hari ini?"
"Hah? Apa?"
"Nggak, cuman kamu keliatan ceria banget gitu"
"Eum, masa sih?" Wonyoung mengusap tengkuknya salah tingkah. "Biasa aja padahal"
"Oh, mungkin cuma perasaan aku aja" kata Jisung ikut salah tingkah.
Huh, dasar anak-anak noob!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Son ✓
FanfictionIn another life [ Son From The Future ] "Kamu sayang banget ya sama buna?" "Iyalah! Buna itu hidup dan matinya Jisung" anak laki-laki itu menarik ingusnya, sebelum melanjutkan ucapannya. "Jadi jangan pergi, jangan pernah pergi dari hidup Jisung." St...