Belum ada seminggu Jisung sudah dua kali dilarikan ke rumah sakit.
Yuna memandang cemas ke arah Jisung yang terbaring di atas ranjang dengan selang infusnya, pemuda itu masih belum sadarkan diri sejak pingsan di kamar mandi tadi.
Cukup sulit membawa Jisung kemari, maka dari itu dia meminta bantuan pada Junkyu untuk membawanya ke rumah sakit. Lagipula Yuna tidak mungkin minta bantuan pada Junho, Minhee, apalagi Eunsang. Yang tau kondisi Jisung sekarang selain dirinya hanyalah Junkyu, Jisung bisa marah kalau teman-temannya sampai tau yang sebenarnya.
"Dia baik-baik aja" ucap Junkyu menenangkan. "Dokter bilang dia cuma demam dan telat makan kan? Sebentar lagi dia pasti siuman"
"Iya" gadis yang sedang duduk di kursi samping ranjang pasien itu mendongak, sebab Junkyu hanya berdiri sejak tadi. "Makasih ya kak udah bantu bawa Jisung kesini, gue panik banget tadi dan bingung mau minta bantuan sama siapa. Disaat begitu gue ingatnya malah sama lo"
Kim Junkyu tersenyum, sebelah tangannya ia gunakan untuk menepuk bahu Yuna. "Nggak apa-apa. Gue senang bisa membantu, yang penting Jisung baik-baik aja"
"Hm" Yuna kembali menatap Jisung yang masih setia menutup matanya, pandangannya berubah sedih saat teringat kejadian di kamar mandi tadi. "Dia pasti bakal baik-baik aja"
Setidaknya itu yang diharapkan Shin Yuna.
Mungkin akibat kurang tidur akhir-akhir ini, ditambah lagi efek obat yang dimasukkan ke cairan infusnya, Jisung baru terbangun saat malam telah larut. Kira-kira jam satu pagi.
Namun bukannya merasa lelah karena kelamaan tidur, dia justru merasa lebih segar meski kepalanya masih cukup pening. Memang akhir-akhir ini jadwal tidur Jisung agak berantakan, terkadang dia tidur di pagi hari dan terjaga sepanjang malam. Kadang juga tidur di malam hari namun bangun di jam tiga pagi dan tidak bisa lanjut tidur setelahnya.
Itu melelahkan, dan tidak sehat tentunya. Ditambah lagi Jisung sering telat makan bahkan dalam sehari bisa tidak makan sama sekali, tidak heran kenapa dia bisa sampai jatuh sakit. Jam tidur yang tidak teratur, nutrisi yang tidak tercukupi, terlalu stres dan kelelahan, itu pasti membuat daya tahan tubuhnya menurun secara drastis.
Seandainya saja ada Lyra, wanita itu pasti tidak akan membiarkan hal itu sampai terjadi.
Ah, Jisung sangat merindukannya.
Gerakan kecil yang berasal dari arah sofa membuat Jisung nyaris jantungan, dia pikir dia hanya sendirian di kamar ini tapi rupanya ada penghuni lain. Jisung mencoba untuk memperjelas pandangannya, kamar yang hanya diterangi lampu tidur itu membuatnya jadi tidak bisa memastikan siapa orang yang sedang tidur meringkuk seperti itu di atas sofa.
Dan saat Jisung berniat untuk menarik tangannya yang tidak ditusuk jarum infus, dia baru sadar ada beban yang menindihnya. Begitu Jisung menoleh ke bawah rupanya itu kepala Yuna, gadis itu tertidur dengan wajah menghadap dirinya makanya Jisung bisa langsung tau meski cahaya di kamar ini remang-remang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Son ✓
FanfictionIn another life [ Son From The Future ] "Kamu sayang banget ya sama buna?" "Iyalah! Buna itu hidup dan matinya Jisung" anak laki-laki itu menarik ingusnya, sebelum melanjutkan ucapannya. "Jadi jangan pergi, jangan pernah pergi dari hidup Jisung." St...