9. Sembilan💃

13.8K 657 1
                                    

Happy Reading gengs

Keesokan harinya, Arisha dan keluarga sudah berada di meja makan, tentu saja mereka sedang sarapan.

Hanya detingan sendok saja yang berbunyi, tidak ada yang memulai percakapan apapun. Setiap pagi selalu seperti itu, ada Arisha atau tidak ada Arisha di rumah.

"Risha, Ayah minta kamu batalkan tentang proses pendonoran tidak jelas itu. Ini semua demi masa depan kamu. Kami juga tidak ingin menanggung malu atas perbuatan bodoh kamu itu" Ucap Ayah setelah selesai sarapan.

Arisha hanya diam, dia begitu malas menjawab ucapan Ayah nya itu.

"Jika kamu tidak mau menuruti perkataan Ayah. Ayah akan cabut semua hak kamu sebagi CEO di kantor" Ayah melanjutkan ucapannya dengan tegas.

Bunda dan Gilang tetap menjadi pendengar setia antara Ayah dan Arisha.

Arisha hanya tertawa simpul menanggapi ucapan Ayahnya "Silahkan. Silahkan jika pada akhirnya Ayah tidak kerepotan sendiri nantinya. Arisha juga gk akan jatuh miskin setelah lepas jabatan menjadi seorang CEO"

Arisha diam diam mengepalkan tangan di bawah meja untuk menahan emosinya. Ayahnya selalu seperti itu, mengancam untuk mencabut hak nya sebagai seorang CEO. Ayah Reza seorang Presdir di perusahaan Arisha, apapun bisa dilakukan Ayah Reza.

Ayah Reza menatap tajam kearah Arisha "Berani kamu bantah Ayah!??"

Arisha bangun dari duduk, meraih blizer miliknya dan mengabaikan ucapan Ayahnya tadi. "Ayo Lang, ntr lo telat berangkat sekolah."

Gilang ikut bangun dari duduknya, lalu menyalami kedua orang tuanya. Hari ini memang Gilang diantar oleh Arisha.

Ayah Reza menggebrak meja makan dan berjalan ke arah kamar. Ayah sangat emosi karna putri sulungnya sudah berani mengabaikan ucapannya.

Bunda menangis dalam diam. Bunda Hara merasa, semakin lama keluarganya semakin hancur.

***

Didalam mobil, Gilang dan Arisha diam satu sama lain. Arisha sibuk memperhatikan jalan, dan Gilang sibuk dengan pikirannya.

"Kak. Gue tuh takut kalo Ayah marah dan berantem lagi sama lo kak" Ucap Gilang sambil menunduk.

Arisha memberhentikan mobil dan menatap adiknya "Lo gak usah khawatir, lo gak akan kena marah Ayah, semua akan baik baik aja nantinya. Sekarang lo harus fokus aja sekolah, gak usah mikirin yang macem macem. Okeh"

Gilang tersenyum "Iya kak."

Arisha mengacak rambut adik kesayangannya itu "Ini baru adek gue. Dah sono masuk, belajar yang pinter. Biar jadi CEO kaya gue"

"Gak, gue mau nya jadi Dokter" Ucap Gilang.

Arisha tertawa sebentar "Iya deh jadi Dokter. Dah sono masuk, ntr lo telat"

Gilang mengangguk, lalu mencium punggung tangan Arisha "Gue berangkat ya kak. Lo juga harus semangat buat ponakan gue nanti. Hehe"

Arisha tersenyum "Siapp bosquuu"

Lalu Gilang keluar dari mobil dan masuk ke dalam sekolah. Sekolah milik Arsiha tentu saja.

Dan Arisha pun langsung melajukan mobilnya ke kantor.

Apapun yang terjadi, tekat Arisha tetap bulat, menginginkan seorang anak dari inseminasi buatan itu. Dirinya yakin, semuanya akan baik baik saja nantinya. Tidak akan ada penyesalan.

Untuk yang diucapkan Ayah Reza tadi, itu semua hanya sebuah ancaman. Ayah Reza tidak akan tega mencabut jabatan Arisha sebagai CEO ternama di perusahaanya.

Bagaimana pun, perusahaannya bisa jaya seperti sekarang berkat Arisha. Wanita itu bisa di semua hal, makanya semua orang tidak meragukan lagi kemampuan dari seorang ARISHA KEI MAHESWARA.

TBC

Single Mommy (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang