42. Empat puluh Dua.

10.3K 527 9
                                    

JANGAN LUPA VOTE GENGS!!!

Gilang membuka pintu, belum sempat kakinya melangkah masuk, Surya sudah terlebih dahulu masuk ke ruangan itu.

"Papah!!"

Gamal menatap anak kecil yang sedang berlari ke arahnya dengan menyebutkan kata PAPAH.

Mata Gamal berbinar saat melihat bahwa anak itu adalah putranya.

Gamal pun bangkit dari kursi kebesarannya dan menangkap tubuh sang putra kedalam kedakapannya. Dramatis sekali.

"Surya."

Gilang begitu terharu melihat adegan ayah dan anak tersebut. Pertanyaan sialan itu terjawab sudah.

"Papah geliii."

Gamal menciumi wajah Surya dengan gemas. Jujur Gamal sangat ingin menangis kala putranya memanggil dirinya Papah.

Gilang berdehem. "Ekhm...pak Gamal, saya titip keponakan unyu saya dulu ya."

"Kamu mau kemana Lang??" Tanya Gamal.

"Om Gilang mau kemana??" Tidak mau kalah, Surya ikut bertanya sambil memeluk erat leher Gamal.

Gilang tersenyum. "Saya mau keluar sebentar pak. Emm cil kamu tadi minta Es krim jambu monyet kan?? Ini Om mau beli es krimnya buat kamu"

Gamal mengerutkan dahi. "Es krim jambu monyet??"

"Iya papah. Kata Om Gilang ada es krim jambu monyet, aku mau beli biar aku tinggi kaya papah."

Gamal tertawa mendengar jawaban putranya, ada ada saja. Gamal mencium pipi Surya. "Anak papah pinter banget sihh."

"Ya udah, Om mau beli es krimnya dulu ya cil. Permisi pak Gamal."

Gilang pun pergi dari ruangan Gamal. Hanya alasan saja dirinya mau membeli es krim. Gilang tahu, Surya membutuhkan waktu bersama Papahnya.

Gamal mendudukan Surya di kursi kebesarannya. Ini lah penerus DAMIAN PRODUCTION.

"Mal" Panggil Roy yang baru saja memasuki ruangan Gamal.

"Mal bukannya anak lo Misha ya??" Tanya Roy dengan wajah bodohnya itu.

Gamal mengusap rambut Surya yang sedang menulis nama anak itu di kertas. "Berapa kali gue bilang kalau anak gue juga ada sama Bu Arisha. Dan ini anak gue sama Bu Arisha."

Roy melongo ketika melihat Surya memakai kaca mata hitam. "Percaya gue kalo dia anak lo. Tingkah dan Gaya nya aja persis. Hahaha"

Roy melambaikan tangan ke arah Surya. "Hallo anak manis"

"Kata om Gilang aku ganteng bukan manis. Emang aku gula."

Roy tergelak mendengar penuturan bocah tengil itu. "Iya deh, Kamu ganteng."

"Mal, lo berarti udah ketemu Bu Arisha dong??" Tanya Roy

Gamal mengangkat tubuh Surya, karna anak itu minta di gendong. "Belum. Gue belum ketemu Bu Arisha."

"Lah, kok lo bisa ketemu ni bocah??"

"Iya, tadi gue gak sengaja ketemu di kantor Pak Reza. Dan Surya lagi sama Gilang adeknya Bu Arisha." Jawab Gamal.

"Ohh pak Gilang adeknya bu Arisha??! Anjir gue baru tahu." Ucap Roy heboh.

"Brisik lo cobek, anak gue lagi tidur niii" Ooo ternyata Surya tidur. pantes aja dari tadi gak banyak tingkah, ternyata dia ngantuk. Hahahha

Roy tersenyum melihat wajah Surya yang tengah terlelap di bahu ayahnya. "Anak lo cakep banget sumpah. Ketera banget campuran muka lo ama bu Arisha. Hahaha"

"Gue bukan papah yang baik buat Surya, 4 tahun terakhir gue sibuk sama anak yang lain sampe darah daging gue yang ini terlupakan." Ucap Gamal sambil mengusap punggung kecil putranya.

Memang Surya hanya anak biologisnya, tapi Surya juga darah daginganya.

Roy menepuk lengan Gamal pelan. "Udah, yang penting sekarang lo udah sama Anak lo."

TBC

CERITA INI KURANG BANGET MENURUT AKU. KEK KEK GITU LAH.

Ngetik dari semalem baru publish hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ngetik dari semalem baru publish hari ini. Maaf banget ya, aku gak tepatin janji.

Single Mommy (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang