Single Mommy (LENGKAP)

47. Empat puluh Tujuh

JANGAN LUPA VOTE GENGS!!!!

Arisha dan Gamal terus mendengarkan celotehan putranya yang duduk di samping kursi kemudi dengan begitu Antusias.

"Papah, nanti kita kerumah Dafa ya. Kemarin aku lupa  kerumah Dafa, soalnya mamah Dafa kemarin ulang tahun." Ucap Surya dengan menatap sang Ayah yang tengah menyetir.

Gamal tersenyum manis. "Iya sayang. Nanti kita ke rumah Dafa sama sama ya" Gamal menjeda sebentar. "Oh ya, kita makan siang dulu gimana?? Di depan ada Resto seafood yang enak banget."

Arisha hanya tersenyum simpul. "Terima kasih pak Gamal, tapi lebih baik kita langsung pulang saja"

"Mommy...aku laper..." Ucap Surya dengan memutar kepalanya ke arah Arisha yang duduk di kursi penumpang.

"Emm..lebih baiknya lagi kita makan dulu ya bu Arisha. Kasihan Surya"

Arisha menghembuskan nafas kasar, pria ini selalu saja mencari kesempatan.

"Ya sudah, kita makan siang dulu. Tapi nanti, kita langsung pulang ya" Ucap Arisha kepada Surya.

Anak berjambul itu bertepuk tangan dengan girang. "Horeee!!! Kita makan dulu ya papah"

"Oke! Let's Go!!" Jawab Gamal tak kalah girang.

Hati Gamal bersorak gembira, waktu yang sangat tepat untuk bisa menaklukan hati mantan Partnernya ini.

***

Arisha, Surya dan Gamal pun sampai di Resto Seafood. Mereka pun memasuki Area Resto.

Surya yang berada di gendongan Gamal dan Arisha yang berjalan sejajar dengan Gamal. Oh Astaga, lihat lah mereka seperti keluarga kecil yang bahagia.

"Mau makan apa?? Ikan bakar atau Seafood lainnya??" Tanya Gamal setelah mereka menempatkan diri di salah satu meja.

Surya menatap sang ibu. "Mom, kita makan apa?? Papah tanya"

Arisha tersenyum ke arah putranya. "Terserah pak Gamal saja. Surya suka semua aneka seafood."

"Oke, kita makan ikan bakar dan Lobster tiram ya"

Pelayan pun datang menyajikan pesanan yang sudah di pesan. Awalnya biasa saja, tapi semakin kesini, jantung Arisha bagai di pompa saat melihat Gamal dengan telaten menyuapi Surya.

Anaknya terlihat begitu bahagia bisa bersama orang yang selalu jadi pertanyaannya selama ini. Kebahagiaan Surya tak cukup tentang kemewahan, tapi dia butuh sosok Ayah.

Terbesit dalam hati Arisha untuk menerima tawaran pernikahan itu. Ya, Gamal benar. Ini untuk Surya. Untuk putra mereka.

"Bu Arisha tidak makan??" Tanya Gamal.

Arisha tersentak lalu mengerjabkan matanya dua kali. "Pak Gamal makan saja dulu"

"Mommy mau disuapin sama papah, kaya aku?? Papah...papah suapin Mommy juga"

Arisha membulatkan matanya, apa apaan putra tunggalnya ini.

"Mommy bisa makan sendiri sayang" Ucap Arisha cepat.

Gamal menyodorkan potongan daging ikan ke arah Arisha. Yang di sodorkan menaikan satu alis.

"Ayo Mommy aaaa"

Astaga Surya.....

Mau tidak mau, iya tidak iya, oke tidak oke. Arisha harus menerima suapan dari Gamal. Terlihat aneh, karna Arisha begitu cepat melahap potongan daging itu.

"Ayo sekarang, jagoan papah yang makan...aaaa"

Surya dengan semangat 45 menerima suapan dari papahnya. Ouhh keluarga yang harmonis.

"Kata Dafa, Papah Dafa juga sering suapin mamah Dafa."

Gamal dan Arisha memandang satu sama lain.

"Besok aku juga mau cerita sama Dafa, kalau Papah aku sama Mommy aku tadi suapan."

Arisha tidak menggubris ucapan putranya, begitupun dengan Gamal. Hih kenapa suasananya menjadi sangat panas.

***

Gamal menatap Surya yang tengah tertidur di pangkuan Arisha dengan hati hati.

"Biar saya aja yang gendong." Ucap Gamal pelan.

Arisha mengangguk lalu membiarkan Gamal menggendong Surya. Mereka berdua pun berjalan ke arah dalam rumah dan menuju ke kamar Arisha.

Arisha menyiapkan bantal. "Tidurin disini aja pak Gamal"

Gamal pelan pelan meletakan Surya di atas kasur. Anak itu begitu imut sekali jika tertidur.

Setelah selesai mengecup lama kening putranya. Gamal kembali menatap Arisha. "Makasih untuk hari ini"

Arisha gugup. Arisha kenapa jadi gugup. Dengan pelan Arisha mengangguk.

"Jaga Surya. Saya pulang dulu ya"

Jantung Arisha serasa ingin meledak kala Gamal mencium keningnya dengan lembut. Ciuman yang baru ia rasakan selama ini. Rasa apa ini, kenapa asa geleyar aneh di hatinya.

Arisha menatap punggung kokoh Gamal yang menghilang tertelan pintu kamarnya. Pria itu pergi.

TBC