6. Enam💃

16.4K 841 4
                                    

Happy Reading gengs

Arisha saat ini sedang duduk di kantor melihat Kimi memakan Rujak buah dengan sangat tenang, sembari menunggu waktu meetingnya yang sudah di tentukan.

"Ris lo mau??" Tanya Kimi, karna sedari tadi Arisha terus saja melihatnya.

Arisha menggeleng "Enggak. Lo cepet makan, abis itu pergi. Gue bentar lagi ada meeting."

Kimi berhenti mengunyah dan menatap horor ke arah Arisha.

"Lo ngusir gue??"

Arisha melirik Kimi dengan ekor mata nya.

Siapa juga yang mengusir gadis itu.

Lalu tak lama dari itu, pintu ruang kerjanya terbuka, sekertaris Arisha muncul dibalik pintu.

"Permisi Bu Arisha, jam meetingnya akan segera dimulai." Ucap Fani diambang pintu.

Arisha hanya mengangguk "Baik. Saya akan segera kesana."

Fani mengangguk, segera keluar dari ruangan atasan nya.

Saat Arisha melangkah menuju pintu, ponselnya yang di saku bergetar. Tepampang lah nama Zoya sebagai penelpon.

"Hallo Zoy."

"Hallo. Lo sekarang kerumah sakit bisa kan?? Gue udah nemuin pendonor buat lo."

Mata Arisha membulat setelah mendengar Zoya menemukan pendonor untuknya.

"Oke, gue kesana sekarang."

Arisha langsung memerintahkan Bagas, orang Direktur kepercayaan Arisha untuk menggantikan dirinya menghadiri meeting.

"Kim. Lo ikut gue sekarang ke rumah sakit." Ucap Arisha setelah memasuki Ponselnya di blizer.

Kimi menikan satu Alis. "Loh, katanya lo ada meeting??"

"Gak jadi. Udah di gantiin sama Bagas."

Kimi pun berlari mengejar Arisha yang berjalan dengan langkah lebar didepannya.

Saat sampai dirumah sakit. Arisha langsung bertemu dengan Zoya, yang sudah menunggu di Lobby.

"Mana pendonornya??"

Dibelakang Arisha ada Kimi yang mengerutkan kening, setelah mendengar kata 'pendonor.

"Ada didalem, lagi tes urin. Lo beneran yakin Ris??" Tanya Zoya lagi.

Arisha langsung berjalan kearah dalam Rumah sakit. "Yakin Zoy."

Kimi masih mengerutkan dahi "Arisha sakit apa?? Dia dapet donoran apa??"

"Ntr lo juga tahu." Zoya langsung menarik Kimi untuk masuk ke dalam.

***

Gamal baru saja selesai tes urin, dan hasilnya tidak ada penyakit yang serius pada tubuh nya.

"Pak Gamal yakin??" Tanya Dokter Arion memastikan pria ini tidak melindur saat mengatakan ingin menjadi pendonor.

Gamal tersenyum "Saya yakin Dok. Saya hanya ingin membantu."

Dokter Arion kembali mengangguk anggukan kepala.

Setelah itu, pintu lab terbuka. Zoya, Arisha dan Kimi masuk keruangan tersebut.

"Permisi Dokter Arion. Teman saya sudah datang." Ucap Zoya.

Terlihat Dokter Arion dan Gamal terkejut melihat Arisha.

"Bu Arisha" Ucap Dokter Arion.

Arisha hanya tersenyum menanggapi Dokter Arion.

"Iya Dokter. Arisha teman saya yang akan mengikuti progam bayi tabung ini." Ucap Zoya.

Dokter Arion menggeserkan tubuh."Silahkan duduk Bu Arisha"

Arisha mengangguk dan duduk di tempat yang disediakan Dokter Arion.

"Jadi apa Dokter Zoya sudah menjelaskan yang saya inginkan??"

Bukan Arisha jika tidak sat set.

Dokter Arion tersenyum "Dokter Zoya sudah menjelaskan semuanya Bu. Dan ini pak Gamal, pendonor untuk Bu Arisha."

Arisha melihat kearah Gamal, dan bersalaman dengan pria itu.

"Emm Bu Arisha. Apa anda benar yakin akan melakukan Inseminasi ini?? Tanya Dokter Arion.

Sejujurnya Arion sangat terkejut saat tau, jika Arisha lah pasiennya kali ini.

Arisha bersandar dikursi " Jika saya pribadi, Saya sudah yakin Dok. Untuk pak gamal sendiri, anda yakin mau membantu saya dalam inseminasi ini??"

Gamal mengangguk "Saya sendiri juga sudah yakin ingin membantu Bu Arisha."

"Tetapi kalian sudah tau bukan. Jika Inseminasi buatan ini berhasil, artinya janin yang ada di rahim Bu Arisha akan menjadi Anak Biologis dari Pak Gamal juga nantinya?? Dan Pak Gamal akan menjadi Ayah dari anak tersebut." Jelas Dokter Arion kepada Gamal dan Arisha

Arisha dan Gamal memandang satu sama lain. Entah apa yang ada dipikiran mereka.

TBC

Single Mommy (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang