3. Tiga💃

18.5K 992 2
                                    

Happy Reading gengs

Setelah Arisha membiarkan Bundanya duduk di sofa, kini dirinya pun ikut duduk disebelah Bundanya.

"Bund, Aris mau bicara sesuatu sama Bunda"

Wanita berhijab itu memposisikan dirinya agar sang putri lebih rileks, ini lah cara Bunda Arisha agar semua anak anak nya mau terbuka.

"Kayanya serius, Mau bicara apa sayang??" Tanya Bunda Hara lembut.

Belum memulai percakapan, tubuh Arisha sudah berkeringat. Arisha bukan takut, hanya saja dirinya gugup.

"Bunda, Aris mau punya anak bund" Ucap Arisha pelan.

Bunda Hara membulatkan mata, wajah berbalut hijab itu berubah pias. "Astagfirullah Aris, kamu hamil nak??"

Arisha menggeleng tegas. bukan, bukan itu makhsud Arisha.

"Enggak Bund, Bukan gitu."

"Terus apa?" Nada Bunda Hara sudah tidak sepanik tadi.

"Emm...Bunda...Arisha... Emmm, tapi bunda jangan marah ya."

Lagi lagi Bunda Hara menggenggam tangan Arisha. "Emang kamu mau ngomong tentang apa sih, kok bunda gak boleh marah"

Arisha menarik nafas untuk menghirup oksigen sebanyak banyak nya.  "Arisha...mau ikut progam bayi tabung Bund." Ucap Arisha.

"Bayi tabung? Kamu mau nikah?"

Arisha menggelengkan kepala cepat, lalu gadis itu menjelaskan inti pembicaraan mereka.

Sekali lagi bunda Hara kembali menutup mulutnya terkejut "Astagfirullah Aris, Kamu mau punya anak lewat donor...??" Ucap Bunda Hara tak percaya.

Arisha mengangguk pelan. Dia berharap Bundanya mengijinkanya.

"Ya Allah Aris, Kan udah bunda bilang, kalau kamu mau punya anak, nikah nak. Bukan malah donor donor apalah itu. Astagfirullah Arisha... Arisha" Bunda Hara menggelengkan kepala. Kenapa putri sulungnya memiliki pemikiran seperti itu.

"Bunda ngizinin Aris kan??" Tanya Arisha sekali lagi.

"Gak! Bunda gak akan pernah izinin kamu. Sama aja kamu itu hamil di luar nikah Aris." Bunda mulai mengeluarkan nada tingginya.

Bunda Hara tau, jika putri sulungnya ini keras kepala, maka dia akan naik darah jika menjelaskan kepada Arisha.

"Bunda..Please, izinin Aris bund. Aris, belum siap nikah masalah nya."

Bunda Hara memegang kepala nya, permintaan Arisha barusan membuat kepala ibu dua anak itu berdenyut.

"Kamu nikah dulu aja ya sayang, pasti setelah nikah, kamu bakal punya anak."

Bukan Arisha Kei Maheswara nama nya jika pantang menyerah. Wanita itu, benar benar bersikukuh untuk memiliki anak tanpa suami.

"Arisha masih 24 tahun Bund, Arisha masih mau berkarier. Tolong bund." Ucap Arisha dengan air mata meluruh.

Apa, Arisha menangis?? Melihat hal itu Gilang terus mengerjapkan matanya. Mungkin ini saat nya Gilang membantu Arisha sesuai breafing tadi. 

"Bunda. Bunda izinin kakak ya bund. Kakak kan udah lama pengen punya anak." Ucap Gilang sambil mengusap lengan bundanya.

Bunda Hara bingung, kenapa putra bungsunya jadi ikut ikutan memohon.

"Kamu apaan si dek, gak usah ikut campur."

Nyali Gilang langsung menciut saat mendengar ucapan Bundanya.

"Bund. Aris bakal jaga diri kok, Aris gak akan nyusahin Bunda. Aris janji bun." Terdengar suara segukan dari Arisha.

Bunda Hara tidak tega melihat Arisha memohon seperti ini. Tapi ini menyangkut masa depan putrinya juga.

"Sayang. Bunda tau kamu pengen punya anak, tapi gak gini caranya. Masa depan kamu juga dipertaruhkan nanti. Apa kamu gak takut, setelah kamu hamil dan lahiran nanti, semua orang menatap kamu sebelah mata, yang mereka pikir, kamu hamil di luar nikah. Bunda gak mau kamu dikucilkan nantinya sayang."

Yang di ucapkan Bunda Hara ada benarnya, tetapi Arisha sudah memikirkan itu semua. Siapa juga yang berani mengucilkan sosok Arisha Kei Maheswara?

"Enggak bunda, Aris juga udah mikirin itu kok." 

"Iya bund, kan kak Aris disegani banyak orang. Jadi gak mungkin kakak di kucilkan." Ucap Gilang menimpali.

Arisha melirik Gilang sebentar, senang adiknya benar benar berguna dalam situsasi seperti ini.

Bunda Hara terlihat bingung. Putra putrinya sepertinya sekongkol. Ya Allah, Ampunilah hamba, ucap Bunda dalam hati.

Single Mommy (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang