Happy Reading gengs
Setelah kembali dari rumah sakit, kini Arisha pulang kerumah orang tuanya.
Saat Arisha memasuki rumah, dirinya melihat Syahreza-Ayah Arisha dan Gilang, sedang duduk di sofa. Arisha pun menyalami Ayahnya itu, namun ditolak.
Arisha mengerutkan dahi "Yah"
"Apa yang mau kamu lakukan tentang pendonoran sperma itu, Risha??" Tanya Ayah Reza datar.
Arisha menghela nafas, dirinya belum memberi tahu ayahnya soal pendonoran itu, jika diberitahu pun sudah dipastikan, ayahnya akan melarang tegas.
"JAWAB ARISHA KEI MAHESWARA!!!" Bentak Ayah Reza karna sedari tadi, putri sulungnya hanya diam.
"Ayah udah tau semuanya dari bunda kan?? Buat apa ayah nanya lagi??" Ucap Arisha menahan emosi.
Ayah Reza berbalik menghadap Arisha "Anak kurang ajar kamu!! Sejak kapan Ayah mengajarkan kamu memiliki anak dengan hal menjijikan seperti itu!!!"
Arisha menaikan satu alis, menjijikan seperti apa yang ayahnya makhsud?
Arisha menghembuskan nafas "Arisha baru pulang kerja yah, Arisha capek. Permisi"
Arisha pergi ke kamar dan menghiraukan panggilan ayahnya. Dirinya begitu lelah untuk bertengkar dengan Ayahnya saat ini.
"ARISHA KEI MAHESWARA!!" Panggil Ayah Reza.
Bunda dan Gilang sedari tadi hanya diam. Gilang begitu takut, jika Ayah dan kakaknya bertengkar lagi.
Memang Arisha dan Syahreza tidak memiliki hubungan yang baik, mereka selalu berbeda pendapat. Ayahnya Keras anaknya Keras kepala.
Bunda pun akhirnya menghampiri Ayah dan mengusap lengan suaminya."Udah Yah, Aris baru pulang kerja, capek." Ucap Bunda lembut.
"Kamu ini terlalu memanjakan anak itu. Sekarang liatkan, dia jadi anak pembangkang dan kurang ajar" Ucap Ayah Reza.
Bunda menunduk "Maaf Mas, tapi--"
"Halah sudahlah. Jika masa depan anak itu hancur nanti karna hal menjijikan ini. Jangan pernah dia minta bantuan saya" Ucap Ayah lalu pergi kekamar untuk mengontrol emosinya.
Bunda menatap punggung suaminya sedih. Entah sampai kapan suami dan putrinya bisa akur seperti keluarga lainnya.
Gilang menghampiri Bunda Hara "Bunda. Maafin adek ya"
Bunda mengelus tangan kekar Gilang yang sedang memeluk dirinya " Iya Sayang, Adek gak salah kok. dah sana tidur, udah malem. Besok kamu sekolah"
Gilang mengangguk lalu berjalan ke arah kamarnya.
***
Arisha sedang duduk di balkon kamarnya, dirinya tidak ingin memusingkan ucapan Ayahnya tadi. Sudah cukup dirinya selama ini menuruti kemauan Ayahnya.
Arisha memejamkan mata menikmati angin malam. Otaknya butuh ketenangan.
Tiba tiba pintu kamarnya terbuka, menampilkan Bunda Hara yang cantik dengan Hijab merah maroon itu.
"Bunda"
Bunda Hara menghampiri putrinya dan duduk didepan Arisha.
"Bunda kok belum tidur, ini udah jam 10 loh. Bunda gak boleh tidur malem malem, kesehatan bunda nomor satu" Ucap Arisha sambil mengecupi punggung tangan Bunda nya.
Bunda Hara tersenyum manis, putri nya memang sangat baik "Bunda belum ngantuk sayang"
Arisha tau senyum itu hanya untuk menutupi beban yang ada di punggung Bundanya.
Bunda Hara meneteskan air mata. "Bunda kok nangis" Ucap Arisha menghapus air mata bundanya.
Bunda Hara menggeleng "Bunda cuma bahagia. Anak Bunda yang cantik ini, sudah besar"
Arisha menarik bunda Hara kedalam pelukannya. Bundanya juga butuh sandaran. Arisha tau, Bundanya cukup lelah menghadapi sikap ayahnya yang kasar.
Arisha mengusap bahu dan mengecup puncak kepala bundanya yang tertutup hijab. "Aris akan selalu ada sama bunda. Aris dan Gilang, akan menjadi benteng yang kuat untuk bunda. Jangan sedih Bund, kesedihan Bunda adalah kelemahan Aris. Maafin Aris Bund, karna udah selalu bikin bunda kesulitan. Maaf"
Bunda Hara tersenyum di pelukan putri sulungnya. Putrinya benar benar sudah dewasa. Hara selalu berdoa, semoga keluarga bisa menjadi keluarga harmonis seperti dulu.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Single Mommy (LENGKAP)
Ficción GeneralApa yang kalian bayangkan jika mendengar kata "Single Mommy" ?? seorang Single parents/Janda?? tetapi Novel ini bukan menceritakan tentang seorang wanita Single parents yang ditinggal selingkuh oleh sang suami dan Novel ini juga bukan cerita tentan...