53. Lima puluh Tiga

8.7K 623 32
                                    

JANGAN LUPA VOTE GENGS!!!!!

TYPO BILANG

Terdengar suara ban mobil Gilang yang baru saja sampai di rumahnya setelah menjemput keponakan unyu nya itu.

Surya, anak itu sejak tadi diam tak bersuara karna sibuk dengan mainan baru nya itu.

"Ee cil, kamu gak mau keluar??" Tanya Gilang pada Surya yang tengah bermain mobil mobilan di disboard mobilnya.

Surya tak mengalihkan pandangannya dari mainan itu. "Bukain pintunya om nanti kalo aku yang buka, mainan aku jatuh."

Gilang menarik nafas untuk menelan habis umpatan yang sudah tersedia untuk keponakannya ini. " Sabar Lang, ngurusin anak sultan bisa aja lo jadi sultan ntar." Monolog Gilang sembari keluar dari mobil.

Seperti yang di perintahkan, Gilang membuka pintu mobil dan mengeluarkan mantan zigot itu emm makhsudnya keponakannya itu.

Gilang menggandeng Surya, dan membawa bocah kecil itu kedalam rumah.

"Loh kirain yang jemput Surya, Arisha. Kok kamu Lang?? Ehh tapi gapapa, kebetulan banget ada temen SMA kamu lagi main kesini nyariin kamu." Ucap Bunda  Hara yang tak sengaja berpapasan di pintu masuk.

Gilang mengerutkan dahi. "Temen??"

Bunda mengangguki ucapan Gilang. "Iya, dah sana masuk. Temen kamu udah nungguin di dalem. Bunda lupa siapa namanya"

"Oh ya Lang, ajak dulu Surya ya nak. Bunda mau ke rumah bu Sujan sebentar." Lanjut Bunda.

Gilang mengacungkan jempol pada Bunda Hara. "Oke Bund"

Gilang dan Surya kembali melanjutkan perjalanan mereka untuk masuk kedalam rumah menemui sang Teman Gilang tersebut.

"Alip" Ucap Gilang pada pria yang tengah duduk di Sofa ruang tamu dengan memainkan ponsel.

"Eh anjir, kaget gue." Ucap Alif teman Gilang.

Gilang memeluk teman sebangkunya dulu waktu SMA, dengan gaya ala cowok. "Wehhh apa kabar broo... Gilee makin cakep aja lo. Pangling gue"

Alif meninju lengan Gilang pelan. "Sa ae lo bujang. Kabar gue baik. Lo sendiri gimana??"

Gilang tertawa sebentar. "Sama gue juga baik. Eh kapan nyampe?? Busett lo kesini gak koling koling dulu."

"Bagus deh. Udah lumayan lama sii, tadi sempet di kasih alamat kantor lo sama Bunda. Eh keburu lo pulang, tapi ada bagusnya, bensin gue gak berkurang jadinya. Hahahah"

Gilang tertawa lebar. "Sa ae lo duda"

Saat sedang tertawa, mata Alif tertuju pada Surya yang tengah mendongak memperhatikan dua pria dewasa yang tengah asik mengobrol.

"Lo udah nikah ama Sarah, Lang??" Tanya Alip tiba tiba.

Gilang mengerutkan dahi. "Belom. Baru tunangan gue sama Sarah. Kenapa??"

Alif menunjuk Surya. "Itu Tuyul siape?? Anak lo sama siapa Lang??"

Gilang tergelak sesaat. "Ini anak kakak gue, Surya namanya. Ngadi ngadi lo, gue punya anak. Bikin aja belom. Hahaha"

"Hah, kapan Kak Aris nikah?? Kok lo gak ngundang ngundang gue sii. Wah parah lo Lang" Ucap Alif sambil mendekati Surya dan berjongkok di depan anak itu.

Alif mencolek dagu Surya. "Halo adek manis...Percaya gue ini anak mpok lo, cakep banget njir"

"Iya lah njir, siapa dulu om nya" Ucap Gilang dengan menyugar rambutnya kebelakang.

Surya mengembungkan pipinya. "Kata papah, aku ganteng bukan manis. Om njir"

Gilang dan Alif melotot kala mendengar kaliamat terakhir dari bocah kecil itu.

"Eh kok kamu ngomong gitu, gak boleh Surya sayang" Ucap Alif dengan sesekali menata rambut berjambul Surya.

"Tadi om Gilang manggil om, Njir. Jadinya aku manggil om njir juga"

Gilang mengumpati bibirnya sendiri. Dirinya lupa jika keponkannya ini kelewat jenius.

Gilang ikut berjongkok di depan Surya. "Bukan gitu Cil. Ee...nama om ini, Om Alif."

"Kok om Gilang manggil Om Alif, njir tadi?? Emang njir itu apa sih om??" Tanya Surya.

Kedua pria dewasa itu langsung kelabakan, salah mereka juga yang berbicara bahasa anak jaman now di depan anak jenius itu. 

Alif berdehem untuk menetralkan kegugupannya. "Ee... Manis iya, njir itu artinya manis. Kaya misalnya, ih Surya anaknya anjirrr banget"

Surya mengangguk anggukan kepala saat sudah mendapatkan jawaban dari kata njir itu.

Gilang menghembuskan nafas lega, kala keponakannya sudah tidak kembali bertanya tentang kata kata sialan itu.

"Eh Cil, kamu ambil mainan kamu dulu sana. Nanti kita main bareng bareng sama om Alif." Ucap Gilang untuk mengalihkan situasi tegang itu.

Mata Surya berbinar kala diajak bermain bersama om dan teman om nya. "Om Alif mau main sama aku sama om Gilang juga??"

Alif mengangguk cepat. "Mau mau, ya udah kamu ambil mainan kamu dulu sana."

Surya mengangguk lalu berlari ke arah kamarnya untuk mengambil semua mainan mahalnya bersama om dan teman om nya tersebut.

***

Gamal menatap tubuh yang berbalut gaun indah. Ahhh, jangan kalian pikir semudah itu, membuat seorang Arisha Kei Maheswara mau menjajal gaun pernikahan mereka. Butuh perjuangan gaes.

"Cantik"

Arisha memutar bola mata malas, saat mendengar satu kata yang keluar dari mulut manusia gila itu. Ya siapa lagi kalau bukan Gamal.

Kimi menepuk pipinya gemas. "Dari sekian tahun, akhirnya gue liat Arisha pakai gaun pengantin juga."

Kimi mengelurkan ponsel berlogo apel digigit itu, dan bersiap mengambil gambar Arisha dengan ponselnya.  "Sini gue poto dulu Ris. Zoya juga harus tau."

"Apaan si lo Kim."

Arisha membalikan tubuhnya agar Kimi tak dapat mengambil gambar wajahnya, tapi naas saat membalikan badan. Tubuh Arisha berpapasan langsung dengan dada bidang Gamal. Yang terjadi adalah, Kimi memotret keduanya yang tengah berpelukan.

Dewi fortuna memihak Kimi pada nyatanya.

Bentar bentar, keknya fotonya nyusul. Wkwkwkwk

TBC

KALO NIH IDE MASIH KUMPUL, INSYAALLAH NANTI MALEM AKU UPDATE LAGI. MAU TAMAT SOALNYA.

Single Mommy (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang