"Mon!!" teriak ibunya.
Chimon keluar dari kamarnya dan langsung menuruni tangga karena mendengar ibunya yang sedang meneriakinya.
"Mae, kenapa teriak?" tanya Chimon kesal.
Chimon yang tadinya sedang berjalan mendekat ke arah pintu kini menghentikan langkahnya.
"Usir dia Mae, ini sudah malam," kata Chimon.
"Malam apanya? Masih jam setengah tujuh," balas Ibunya kesal.
"Arisa, kau masuk saja. Dia biarkan saja dia depan sana," ujar Chimon.
"Ibu yang mengundang mereka!"
"Apa?!"
"Benar Mon. Mae mengundang kami, karena ini hari ulang tahunmu," jawab Arisa.
"Ulang tahun? Aku?!" tanya Chimon tak percaya.
"Ayo.. kalian masuk saja," ajak Ibunya.
Mereka berdua masuk kedalam rumah. Nanon dan Arisa membawa kado masing-masing lalu memberikannya pada Chimon.
"Ini untukmu Mon! Happy Birthday yang ke dua puluh tahun," ucap Arisa sambil mencubit kedua pipi Chimon gemas.
"Selamat ulang tahun, biasakan untuk mengingat tanggal lahir sendiri," kata Nanon sambil memberikan kado darinya lalu pergi bersama Arisa menuju dapur.
Chimon masih bingung. Ia tak mengingat hari lahirnya sendiri lagi, bukan hanya sekali dua kali, Chimon selalu lupa dengan hari ulang tahunnya.
"Mae!! Sekarang tanggal berapa?" tanya Chimon sambil berjalan ke arah dapur.
"Sekarang tanggal 14, kau lupa?"
"Oh iya.. Aku ulang tahun hari ini," gumamnya.
"Chimon, bawa Nanon ke kamarmu. Aku akan membantu di dapur. Kalau sudah selesai, aku akan memanggil mu," kata Arisa.
Chimon tak menjawab dan langsung pergi naik tangga menuju kamar nya di lantai atas. Nanon mengikuti Chimon hingga mereka berada di depan kamar.
"Tunggu di luar saja," kata Chimon lalu masuk ke dalam kamarnya.
Nanon tak peduli dan ikut masuk ke dalam kamar Chimon.
Saat ia memasuki kamar itu, Nanon membelakkan matanya lebar dan ia langsung berjalan mendahului Chimon menuju rak berisi koleksi boneka yang berjejer rapi disana.
"Pokemon?! Astaga.."
"Punya adikku," balas Chimon.
Nanon menoleh ke arah Chimon dan menatapnya curiga.
"Kau punya adik?" tanya Nanon.
"Dua," jawab Chimon.
"Kembar?"
"Hmm."
Nanon mengangguk dan berjalan duduk di ranjang milik Chimon.
"Lagian tidak mungkin kau menyukai boneka itu," kata Nanon.
"Selagi menunggu mereka selesai, kerjakan itu!" kata Chimon sambil melempar buku yang berisi soal-soal yang diberikan dosennya.
"Aku tidak mau, aku akan bermain hp saja."
Chimon tak membalas perkataan Nanon, ia duduk di meja belajarnya dan fokus mengerjakan tugas yang tadinya tertunda karena ibunya memanggilnya.
"Mon, Arisa menyukai makanan apa?" tanya Nanon tiba-tiba.
Chimon menoleh ke arah Nanon dan kembali lagi melihat pada buku pelajarannya walaupun sudah tak fokus lagi.
"Cokelat," jawab Chimon.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOR YOU [Namon]
Teen Fiction[END] Nanon, siapa yang tak mengenali dirinya? Pria tampan yang selalu aktif dalam kegiatan kampus yang membuat mata para wanita mengarah padanya. Bukan hanya tampan, Nanon juga sangat ramah dengan orang-orang dan bisa berkomunikasi dengan baik. Har...