23. H-7 (2)

2.9K 400 25
                                    

"Mon, dimana Nanon dan yang lainnya?" tanya Arisa sembari mengupas buah jeruk yang ia bawakan untuk Chimon.

"Aku menyuruh Nanon dan yang lainnya pulang tadi pagi," jawab Chimon.

"Aku tidak kesepian, Mae selalu mampir ke kamarku setelah selesai menangani pasien," lanjutnya.

Arisa menghela nafas berat saat melihat kaki kanan Chimon yang kini terbalut gips tebal. Kemudian ia melihat ke wajah Chimon dan memperhatikan luka-luka yang ada di wajahnya.

"Aku tidak apa-apa," ucap Chimon.

"Mon! Maafkan aku ya?"

"Aku sudah memaafkan mu, kupasi saja jeruk itu!"

"Mon," panggil Arisa.

"Hmm?"

"Kau sudah berubah sekarang, sifat dingin mu sudah mencair dari yang sebelumnya," jelas Arisa.

"Nanon benar-benar membawa dampak positif untukmu," lanjutnya.

"Terima kasih Arisa," ucap Chimon.

Arisa tersenyum dan mengangguk membalas perkataan Chimon.

Clek

"Ayah?" panggil Chimon senang.

Ayah dan Ibu Chimon tersenyum saat melihat anak nya telah kembali ceria.

"Mon, kau sudah merasa baikan?" tanya ayahnya, Ben.

"Hmm, berkat Arisa!" jawab Chimon.

Ayah dan ibunya mengangguk senang. Begitu juga dengan Arisa.

"Jadi, bagaimana dengan orang yang menabrak ku ayah?" tanya Chimon.

"Ayah sudah mengurusnya, sudah selesai. Jangan dipikirkan lagi!"

***

Nanon terbangun dari tidurnya dan menguap panjang. Ia mengucek kedua matanya kemudian mengambil ponsel nya yang ada di meja.

"Jam tujuh malam?!" teriak Nanon.

"Astaga!! Kenapa aku tertidur? Sial!" umpat nya.

Dengan cepat Nanon masuk ke dalam kamar mandi, dan membersihkan badannya.

Pulang dari rumah sakit tadi, Nanon berencana untuk mandi dan setelah itu kembali lagi ke rumah sakit untuk bertemu Chimon. Tapi, ia malah ketiduran saat merebahkan dirinya sebentar di kasur.

Setelah selesai mandi dan bersiap-siap, Nanon keluar dari kamarnya dan meminta izin orang tua nya untuk pergi.

"Mau kemana Non?" tanya Ibunya dari ruang keluarga.

"Aku mau ke rumah sakit Mae," jawab Nanon gugup.

"Lagi?" tanya ayahnya.

"Sebenarnya siapa yang sedang sakit?" tanya ayahnya lagi.

Nanon tersenyum dan menggaruk-garuk kepala nya yang tidak gatal.

"Hmm.. teman. Temanku sedang sakit," jawab Nanon.

"Ayah tidak percaya segampang itu Non," jawab Ayahnya sambil menunjukkan senyuman jahilnya

"Ya sudah, jangan ngebut di jalan. Sampaikan salam kami dengan teman mu ya," ucap Ibunya.

"Khap Mae," jawab Nanon sambil tersenyum.

Nanon langsung keluar dari rumahnya dan menuju mobil yang terparkir di halaman rumahnya.

Drtt
Drtt

Nanon menghentikan langkahnya dan mengambil ponselnya yang sedari tadi berdering.

FOR YOU [Namon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang