"Bagainana nak? Thailand lebih panaskan?" tanya Took sambil melihat Chimon yang sedang duduk di sampingnya.
Chimon terus menatap ke luar jendela dengan perasaan takjub. Ia tidak ingat apa-apa tentang tempat kelahirannya itu.
"Tidak masalah Mae," jawab Chimon.
Hari ini, setelah satu Minggu menyiapkan kepindahan mereka. Akhirnya Chimon dan Ibunya bisa kembali lagi ke Thailand.
Ben juga ikut membantu, tapi hari ini ia tak bisa menjemput mereka di Thailand karena pekerjaannya yang sama sekali tidak bisa ditunda. Jadi, Ben hanya mengirim kan supir untuk mengantar mereka pulang.
"Mae," panggil Chimon.
"Hmm?"
"Aku bisa mendapatkan kembali ingatanku kan?" tanya nya.
"Tentu Mon, buktinya kau sudah ingat sedikit tentang masa kecilmu," jawab Took.
Chimon tersenyum lalu mengangguk menanggapi perkataan ibunya.
Tiba-tiba mobil berhenti, mereka akhirnya sampai di rumah lama nya. Ibunya langsung turun dari mobil lalu diikuti oleh Chimon.
"Mae masuk duluan ya Mon!"
"Hmm."
Ia menatap rumah lamanya itu dengan senyuman lebar. Ia berharap dapat mengingat kembali masa lalu nya setelah berada disini.
Sang supir membantu mengeluarkan koper koper nya. Dengan cepat Chimon ikut membantu, ia mengambil koper miliknya dan membawa nya masuk ke dalam.
Baru sampai di depan gerbang ia melihat ada banyak cokelat. Siapa yang membawakan cokelat sebanyak ini?
Chimon mengambil satu batang cokelat yang sudah terlihat lama itu lalu meletakkannya kembali di tempat tersebut. Dengan cepat Chimon memanggil ibunya yang berada di dalam rumah.
"Mae!" panggil Chimon.
"Kenapa Mon?"
"Sebelumnya ada yang menempati rumah ini?"
"Tidak ada Mon, memangnya kenapa?" tanya ibunya balik.
"Hmm, tidak ada Mae.." jawab Chimon.
Chimon meletakkan kopernya di dalam kamar, lalu kembali ke luar untuk melihat kembali tumpukan cokelat itu.
"Aneh," ucapnya.
Chimon mengambil semua cokelat itu dan memasukkannya ke dalam plastik sampah, lalu membuangnya.
***
"Jadi, kapan kita mulai mempromosikan nya?" tanya Namtan.
"Besok bagaimana? Produk nya sudah siap untuk di luncurkan," jawab Nanon.
Namtan tersenyum lalu mengangguk setuju. Ia senang bisa bekerja sama dengan perusahaan Nanon.
Setelah rapat selesai, semua karyawan yang bersangkutan keluar dari ruang rapat.
Kini tinggalah Namtan dan Nanon di ruangan ini."Non," panggil Namtan.
"Hmm?"
"Kau masih menunggu Chimon?"
Nanon menatap Namtan sambil tersenyum paksa, ia tak bisa menyembunyikan sesuatu dari sahabatnya Namtan.
"Aku tahu, setiap hari kau selalu tak bersemangat." lanjutnya.
"Hmm," balas Nanon.
Namtan tahu itu, Nanon belum bisa melupakan Chimon.
"Kau masih mencari keberadaan Chimon? Arisa mau memberi tahu?" tanya Namtan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOR YOU [Namon]
Fiksi Remaja[END] Nanon, siapa yang tak mengenali dirinya? Pria tampan yang selalu aktif dalam kegiatan kampus yang membuat mata para wanita mengarah padanya. Bukan hanya tampan, Nanon juga sangat ramah dengan orang-orang dan bisa berkomunikasi dengan baik. Har...