20. H-6

2.8K 392 10
                                    

Nanon masuk ke dalam kamarnya dan langsung merebahkan dirinya di kasur. Hari ini benar-benar kacau, sama seperti perasaannya.

Ia merasa bingung kenapa isi kepalanya hanya Chimon. Ia terus memikirkan kejadian ketika Chimon menciumnya. Jika di pikirkan kembali, ia adalah orang jahatnya. Tak seharusnya ia mendorong Chimon saat itu, ia menyesal sekarang.

"Non!! Temanmu datang!"

Nanon bangun dan langsung melihat Ohm membuka pintu kamarnya. Nanon menghela nafas lalu membaringkan tubuhnya lagi.

"Jangan lupa tutup pintunya," kata Nanon.

"Hmm."

Ohm berjalan mendekati Nanon dan duduk di kursi dekat tempat tidur nya.

"Ambil saja laptop mu, ada disana." Nanon menunjuk ke arah meja belajar.

"Aku akan mengambil nya nanti. Sekarang aku mau bertanya, apa masalah mu dengan Chimon?" tanya Ohm.

Nanon melihat Ohm sebentar lalu menoleh ke arah lain.

"Cerita saja, sebelum Chimon semakin menjauh darimu. Mana tau aku bisa bantu," kata Ohm.

"Bukannya kau menyukai Chimon?" tanya Nanon bingung.

Ohm tertawa dan langsung melempar buku yang ada di meja ke arah Nanon.

"Kau memang bodoh Non," sindir Ohm.

"Kau yakin mengataiku bodoh?" tanya  Nanon dengan percaya diri.

"Ck.. Bodoh soal cinta! Bukan dalam pelajaran," jawab Ohm.

Nanon bangun dan duduk di pinggir ranjang, menghadap Ohm.

"Chimon mengakui perasaannya," ucapnya.

"Terus, kenapa kau marah?"

"Dia mencium ku."

"Jadi kau tidak menyukainya?" tanya Ohm.

Nanon berdecak kesal dan menggeser posisi duduknya menjadi bersender di kepala ranjang.

"Aku tidak tahu," jawab Nanon.

"Kalau kau tidak tahu, kau harus mencari tahu Non!" ucap Ohm.

.....

Siang ini kelas telah selesai, ia masih dalam suasana hati yang buruk. Apalagi, di kelas ia harus presentasi sendiri tanpa Chimon karena Chimon tak masuk kelas tanpa keterangan.

Ingin rasanya menelfon Chimon tapi ia tak punya keberanian. Nanon memang pengecut, ia selalu menghindar.

Nanon berjalan menuju parkiran, tiba-tiba saja ponselnya berdering. Nanon mengambil ponselnya dan melihat siapa yang menelfon nya.

(Ohm Pawat)

"Halo."

"Non, kau dimana?"

"Parkiran, kenapa?"

"Aku ingin bicara denganmu."

"Bicara saja."

"Aku tidak bisa menjelaskannya di telfon, datang ke atap gedung sekarang."

"Apa? Kenapa harus kesana?"

Tut...Tut..

FOR YOU [Namon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang