Tebakan Pluem benar, Nanon masuk kedalam kafe tersebut dan langsung memeluk wanita itu dengan sebuah senyuman yang sangat manis.
Nanon duduk di depan Lyn kemudian memberikan bunga yang tadinya ia beli. Lyn tersenyum senang saat menerima bunga itu.
"Lihat Phi!!!" teriak Chimon.
"Aku harus kedalam!! Ini tidak bisa dibiarkan!" lanjutnya.
"Chimon! Tenang dulu, jangan terburu-buru!" balas Pluem sambil menahan Chimon.
"Kita lihat saja dulu," lanjutnya.
Mereka terus memantau kedua orang tersebut, pembicaraan mereka sepertinya sangat menyenangkan, Nanon berbicara banyak pada Lyn begitu juga sebaliknya.
Kadang mereka berbicara serius dan setelah itu tertawa, sangat akrab. Chimon sendiri sudah muak melihatnya.
Tanpa terasa sudah satu jam Chimon dan Pluem duduk di mobil sambil memantau kedua orang itu dan Pluem selalu mendengar decakan kesal dari Chimon.
Sekali lagi Chimon mengirim pesan pada Nanon dan kemudian tak mendapat balasan apapun. Ia benar-benar kesal sekarang.
"Telepon saja Mon," kata Pluem.
"Aku tidak mau," balas Chimon.
"Dari pada mengirim pesan?!"
"Aku takut dia tak mengangkat telepon ku," jawabnya.
Pluem menghela nafas, kemudian ia mengambil ponsel Chimon lalu menekan tombol telepon disana.
"Phi!!" teriak Chimon.
"Jangan takut Mon! Lihat!" kata Pluem sambil menunjuk Nanon.
Chimon menoleh ke arah Nanon yang mulai mengambil ponselnya dari tas kecil miliknya.
Nanon mencoba berpikir lama untuk mengangkat telepon itu.
"Siapa Non?" tanya Lyn.
"Tidak ada, tadi kita bicara sampai mana?" tanya Nanon sambil menolak panggilan itu lalu meletakkan ponselnya di meja.
Chimon menatap Pluem tajam. Pluem tertegun saat mendapat tatapan itu dari Chimon.
"Mon, jangan salahkan aku!" kata Pluem cepat.
"Itu semua salahmu Phi!!" ucap Chimon kesal.
"Sebaiknya kita pergi dari sini, Ayo!" lanjutnya.
Pluem mengangguk cepat dan langsung menghidupkan mobilnya lalu pergi dari area tersebut.
Ketika perjalanan pulang, Chimon memutar musik di mobil Pluem dengan volume yang sangat keras.
Pluem tak ingin mengganggu Chimon, ia fokus menyetir dan mencoba untuk menahan kantuk nya karena ia tak bisa tidur tadi malam.
Tiba-tiba saja, Pluem merasa aneh dengan ban mobil miliknya. Dengan perlahan ia mengerem mobilnya dan berhenti di pinggir jalan.
Chimon mengecilkan volume musiknya dan menatap Pluem bingung.
"Ada apa Phi?" tanya Chimon.
Pluem tak menjawab pertanyaan Chimon dan segera keluar dari mobil untuk melihat keadaan ban tersebut.
"Kenapa Phi?!" tanya Chimon lagi.
"Bannya kempes!" jawab Pluem.
"Astaga, kita benar-benar sial hari ini.." keluhnya.
Pluem bergumam dan kembali masuk ke dalam mobilnya. Ia langsung menelepon seseorang untuk datang ke tempat nya untuk memperbaiki mobilnya.
"Mereka akan datang sebentar lagi," ucap Pluem.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOR YOU [Namon]
Teen Fiction[END] Nanon, siapa yang tak mengenali dirinya? Pria tampan yang selalu aktif dalam kegiatan kampus yang membuat mata para wanita mengarah padanya. Bukan hanya tampan, Nanon juga sangat ramah dengan orang-orang dan bisa berkomunikasi dengan baik. Har...