01.00 Am
"Cepat masuk!" ajak Sings.
Namtan mengangguk dan akhirnya masuk ke dalam kamar Sings.
"Aku akan mengambilnya, tunggu disana."
"Iya!" jawab Namtan.
Sings mengangguk dan akhirnya berjalan masuk ke dalam kamarnya.
Sesuai perintah Sings, ia duduk di sofa dan mencoba untuk duduk dengan tenang.
Tak butuh waktu lama, akhirnya Sings datang sembari membawa beberapa jaket tebalnya.
"Aku akan pinjam yang ini saja," kata Namtan sembari mengambil jaket berwarna cokelat itu.
"Kau selalu kedinginan setiap mau tidur?" tanya Sings.
"Tidak," jawab Namtan.
"Jadi? Jaket ini untuk apa?"
"Tentu di pakai Sings! Memangnya kenapa? Aku tidak boleh pinjam??"
Sings menghela nafas panjang, ia melihat Namtan dengan tatapan kesal.
"Hmm, terserah mu saja. Kalau mau pergi jangan lupa tutup pintunya. Aku akan tidur," kata Sings sambil beranjak dari tempat nya.
"Sings!!" panggil Namtan.
"Ha?" jawab Sings sambil membalikkan badannya.
Namtan menatap manik mata Sings, ia mencoba mengumpulkan keberaniannya untuk menanyakan sesuatu yang selalu mengganjal di hati nya.
"Kenapa Namtan?" tanya Sings lagi.
"Aku.."
"Aku??"
Namtan menatap Sings ragu. Ia benar-benar gugup sekarang. Bahkan itu sudah terlihat pada tangan nya yang tak bisa diam.
"Sebenarnya aku-"
Drtt
DrttSings mengambil ponselnya dan melihat panggilan masuk dari partner kerja nya, dan itu tidak terlalu penting.
Ia menatap Namtan sambil tersenyum.
"Namtan, sebaiknya kita bicara besok.. Ini sudah malam, sebaiknya kau istirahat.." sela Sings.
"Ta.. tapi-"
"Selamat malam."
Namtan yang mendengar itu terkejut, ini yang ia benci dari Sings.
Sings sendiri sudah tahu apa yang akan Namtan katakan, dan dia selalu berusaha untuk menghindar. Sama seperti ini.
"Jangan lupa tutup pintunya!" kata Sings sambil berjalan masuk ke kamarnya.
Setelah kepergian Sings, tanpa ia sadari air matanya sudah jatuh. Namtan langsung menghapus air matanya dan mencoba menyusul Sings.
Namtan berjalan ke mendekati kamar lalu membuka pintu kamarnya secara paksa. Ia tak ingin menunda-nunda lagi.
Clek
Sings yang baru saja duduk di kasur, kini menatap Namtan kaget.
"Namtan?"
"Mau sampai kapan kau menghindar terus Sings?!" tanya Namtan.
"Namtan-"
"Aku menyukaimu. Aku yakin kau sudah tahu itu, tapi kenapa kau selalu menghindar?!" sela Namtan.
Namtan merasakan jantungnya yang mulai berdegup kencang. Emosinya campur aduk sekarang.
"Namtan tenang dulu-" ucap Sings.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOR YOU [Namon]
Teen Fiction[END] Nanon, siapa yang tak mengenali dirinya? Pria tampan yang selalu aktif dalam kegiatan kampus yang membuat mata para wanita mengarah padanya. Bukan hanya tampan, Nanon juga sangat ramah dengan orang-orang dan bisa berkomunikasi dengan baik. Har...