Matanya perlahan-lahan terbuka, samar-samar ia mendengar suara panggilan dari Namtan yang lemah. Chimon melihat ke arah Namtan yang kepalanya sudah di lumuri darah.
Kali ini bukan salah Chimon, mobil itu yang menabrak mereka. Dengan susah payah Chimon keluar dari mobilnya, dan langsung berjalan mendekat pada Namtan.
Drtt
DrttChimon mengambil ponselnya dan melihat panggilan dari Nanon.
(Nanon💫)
"Halo Mon."
Bugh
Pukulan keras tersebut menghantam kepala Chimon dengan kuat. Orang berpakaian hitam tersebut kurang puas saat melihat musuhnya jatuh terbaring tanpa darah.
Dengan cepat, ia mendaratkan balok kayu itu lagi pada kepala Chimon hingga darah mengalir mengenai sepatunya.
"Sial!" umpat nya.
Ia berdecak kesal kemudian menyingkir dari sana sembari mengambil ponsel Chimon yang masih tersambung dengan Nanon. Dengan cepat ia mematikan sambungan ponsel itu dan melemparkannya di dekat sana.
"Selesai," ucapnya.
***
Suara sirene ambulance terus berbunyi, para perawat dan dokter langsung bergegas menurunkan pasien dari dalam ambulance menuju ruang IGD.
"Pasien kecelakaan kehilangan banyak darah, panggil dokter Nina!" perintah nya.
"Bukannya dia anak Dokter Took?" tanya sang perawat.
"Kau benar, segera hubungi Dokter Took!"
Chimon dan Namtan di bawa ke ruang ICU. Para tim medis langsung bergegas memberi penanganan.
Apalagi mereka berdua sudah lama tidak di tangani, kecelakaan terjadi sekitar pukul sepuluh malam dan mereka baru di temukan saat jam dua belas karena daerah kecelakaan sangat jarang di lewati orang. Andaikan Nanon tak datang tepat waktu, tak akan ada yang menemukan mereka sampai besok pagi.
"Tekanan darah menurun!" ucap sang perawat saat mendengar bunyi peringatan dari monitor.
"Siapkan defibrillator!"
Mereka langsung menyiapkan defibrillator. Dokter yang menangani langsung mengambil alat pacu jantung yang sudah lumuri gel pada lempengan besi tersebut.
"100 Joule!"
"Shot!"
Tubuh Chimon melambung ke atas, tapi layar monitor masih menunjukkan tekanan darah yang terus semakin menurun.
"200 Joule!"
"Shot!!"
Tindakan itu kembali di lakukan, namun tak membuat Chimon membaik, malah monitor itu menunjukkan garis lurus dengan suara yang masih membuat telinga orang-orang sakit.
Keadaan di ruangan ini benar-benar menegangkan apalagi orang yang mereka tangani ini adalah anak dari seorang kepala IGD di rumah sakit ini.
"360 Joule!"
"Kau yakin?!"
"Shott!!"
Tubuh Chimon kembali melambung ke atas, para tenaga medis langsung menatap layar monitor yang masih menunjukkan garis lurus.
"Akan ku lakukan CPR, pegang!!" kata sang dokter sambil memberikan defibrillator dan langsung memberikan CPR pada Chimon.
Dokter laki-laki tersebut terus menekan dada Chimon dengan sekuat tenanganya berulang kali. Tapi, tidak ada tanda-tanda membaik pada layar monitor.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOR YOU [Namon]
Teen Fiction[END] Nanon, siapa yang tak mengenali dirinya? Pria tampan yang selalu aktif dalam kegiatan kampus yang membuat mata para wanita mengarah padanya. Bukan hanya tampan, Nanon juga sangat ramah dengan orang-orang dan bisa berkomunikasi dengan baik. Har...