22. H-7

2.9K 389 12
                                    

Rumah Sakit
10 : 14 Am

Perlahan-lahan matanya terbuka, dan rasa sakit yang tadinya tak Chimon  rasakan kini langsung terasa perih.
Chimon melihat sekelilingnya, dan tak mendapati siapa-siapa di dekatnya.

Tak lama kemudian, suara langkah kaki dan derap kaki dari luar ruangan terdengar. Dengan cepat Chimon kembali menutup matanya.

Clek

"Chimon belum sadar juga?" tanya Sings sambil duduk di samping Chimon.

"Kata dokter, sebentar lagi Chimon akan sadar," jelas Ohm.

"Aku merasa bersalah dengan Arisa karena membentaknya semalam. Aku merasa kasihan dengannya, aku yakin dia bingung sekarang," jelas Namtan.

"Hari ini ulang tahunnya kan?" tanya Frank.

"Hmm, aku tidak yakin Nanon akan menyatakan perasaannya dengan Arisa. Sejak tadi malam, ia tak beranjak dari samping Chimon," ucap Sings.

"Dimana Nanon?" tanya Frank.

"Dia ke toilet sebentar," jawab Namtan.

"Oh iya, tadi pagi Phi Podd sudah kesini kan?" tanya Ohm.

"Sudah, tapi cuma sebentar. Phi Podd, harus pergi lagi karena magang nya sudah di mulai," jawab Namtan.

Namtan duduk di samping Chimon dan memegang tangannya erat. Berharap Chimon cepat sadar.

Chimon mendengar semuanya, ia benar-benar tak menyangka akan menjadi seperti ini.

Clek

Nanon masuk ke dalam ruangan dengan wajah yang sudah segar dari sebelumnya.

"Non, kenapa lama sekali?" tanya Sings.

"Memangnya kenapa?" tanya Nanon balik.

Nanon duduk di samping Ohm dan menghela nafas berat.

"Kalian pulang saja, sejak tadi pagi kalian sudah disini. Aku akan menjaga Chimon," kata Nanon.

"Dimana ibu Chimon?" tanya Ohm.

"Sedang bertugas, jam dua belas nanti akan kesini."

Namtan mengangguk dan beranjak dari tempat duduknya.

"Hmm, sebaiknya kita pergi. Kalau Chimon sadar kabari kita Non," kata Namtan.

"Tenang saja," jawabnya.

"Ayo!" ajak Namtan pada teman-temannya.

Setelah kepergian Namtan dan yang lainnya, kini tinggal lah mereka berdua di ruangan ini.

Chimon benar-benar gugup sekarang. Apalagi, suasana ruangan ini yang kembali hening.

Nanon berjalan mendekati Chimon dan duduk di samping ranjang. Matanya terus menatap Chimon lekat.

Nanon membelai rambut Chimon dengan lembut. Tatapannya kini benar-benar sedih, Nanon sangat menyesal baru menyadari perasaannya sekarang.

"Kenapa kau tidak memakai helm Mon? Lihat kepalamu, di perban seperti ini!" ucap Nanon.

"Mon! Bangunlah, aku berjanji tidak akan menyakitimu lagi. Kau dengarkan? Aku sudah menjelaskan semuanya dengan Arisa, aku menyukaimu. Bukan, aku mencintaimu Mon! Arisa sudah tahu sekarang!" lanjutnya sembari memegang tangan Chimon dengan kepala tertunduk.

Perlahan Chimon membuka matanya dan melihat Nanon yang tengah menunduk.

"Kau menangis?" tanya Chimon saat merasakan tangannya basah karena air mata Nanon.

FOR YOU [Namon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang