29. Menyesal

2.2K 312 29
                                    

"Bukannya ini punya Chimon?" tanya Sings.

Chimon yang mendengar itu merutuki dirinya sendiri. Nanon langsung berdiri dan berjalan menghampiri Sings.

"Lihat."

Sings memberikan gantungan kunci itu dan ternyata benar, ini milik Chimon. Nanon masih ingat dengan gantungan kunci yang ia berikan pada Chimon untuk tas nya.

Ohm memukul kepalanya pelan, dalam hati ia sudah merutuki kebodohan Chimon.

"Kenapa ada disini?" tanya Nanon pada Ohm.

"Chimon disini?" tanya nya lagi.

"Ha?" tanya Ohm pura-pura tak mendengar.

Clek

Mendengar suara pintu terbuka semua mata mengarah pada orang tersebut.
Dengan cepat Ohm memberi kode pada orang itu sambil menunjuk yang di pegang Nanon.

Ohm berdiri dan mendekati orang tersebut lalu merangkul nya.

"Adikku yang jelek ini sudah pulang, hm? Kenapa kau menjatuhkan mainan mu? Sana ambil!" perintah Ohm sambil menunjuk gantungan kunci.

Adik Ohm yang sama liciknya dengan Ohm, langsung mengerti dan tersenyum pada Nanon.

"Punyamu Pat?" tanya Nanon.

"Iya Phi, di belikan pacarku!" jawab Patrick berbohong.

"Kau sudah punya pacar?" tanya Frank.

"Hmm! Kenapa meragukan ku Phi," jawab nya.

Nanon mengangguk dan langsung memberikannya pada Patrick walaupun ia masih belum percaya dengan apa yang di katakan adik Ohm itu.

Dengan cepat Patrick mengambil gantungan kunci tersebut sembari berterimakasih pada Nanon.

"Terimakasih Phi."

***

Sore ini, Nanon sedang mengerjakan tugas dari kampus. Ia mencoba fokus pada komputernya tapi selalu tak bisa, matanya terus melirik ke ponsel genggamnya.

Chimon belum mengabarinya sejak tadi, ia semakin curiga dengan pacarnya itu sejak kejadian di rumah Ohm. Entah kenapa, ia yakin kalau gantungan kunci itu milik Chimon.

Drtt
Drtt

Nanon melihat ponselnya dan langsung mengangkat telfon itu.

(Chimon💫)

"Halo Non."

"Halo."

"Aku sudah sampai dirumah, maaf aku tak sempat membalas pesan mu."

"Tak apa, kau sudah makan?"

"Sudah, kau sendiri? Aku yakin kau belum makan kan?"

"Hmm."

"Kenapa nada bicara mu seperti sedang sedih? Ada apa?"

"Tidak ada, aku hanya pusing memikirkan tugas."

"Lain kali biar aku bantu, kalau perlu aku buatkan!"

"Aku tidak mau pacarku memandangi laptop setiap hari."

"Chimon!! Mandi dulu baru telfonan dengan Nanon!!"

"Kau belum mandi?"

"Belum, aku baru saja sampai dirumah. Ibuku langsung memarahi ku."

"Pantas saja baunya sampai sini."

"Nanon!!"

"Haha, aku bercanda. Kau mandilah dulu, telfonan nya kita lanjutkan nanti."

FOR YOU [Namon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang