8. Podd & Nanon

3.5K 464 90
                                    

Setelah selesai memberikan makanan pada hewan peliharaan milik Podd, Chimon menyimpan makanan itu di tempat biasanya.

"Kau menyukai Nanon kan?" tanya Podd langsung.

Chimon membalikkan badannya dan melihat Podd sembari menghela nafas.

"Aku tidak tahu," jawab Chimon.

"Kau tidak tahu?" tanya Podd bingung.

"Hmm," jawabnya.

Chimon berjalan mendekati Podd dan duduk di depan senior sekaligus temannya itu.

"Phi, kenapa tadi mengajakku ke kantin? Aku tidak menyukai keramaian," kata Chimon.

Podd tertawa dan meletakkan anak anjing miliknya di meja.

"Kau harus bersosialisasi, kau juga harus terbiasa dengan orang-orang banyak. Mau sampai kau seperti ini? Katanya mau berubah? Meminta bantuanku? Kenapa masih bertanya?"

"Aku rasa, aku tidak perlu berubah. Sangat susah," kata Chimon.

"Kau tidak mau berubah menjadi lebih baik? Ayolah, Phi akan membantumu!"

》 》 》

Keesokan hari nya, Podd benar-benar membantu Chimon. Setelah sampai di kampus, Podd merangkul Chimon hingga mereka berada di depan kelas Chimon.

"Phi!!"

Podd tertawa dan terus menyeret Chimon agar masuk ke dalam kelasnya.

Teman-teman sekelas Chimon kaget saat melihat kedatangan Podd dan juga Chimon.

"Sawasdee Phi Podd," sapa teman-teman sekelas Chimom dengan senang.

"Sawasdee khrap," balas Podd sembari mengulaskan senyuman manisnya.

"Cepat lakukan," kata Podd sambil mendorong pelan bahu Chimon.

Chimon menoleh ke arah Podd dan menatap nya kesal. Podd terus menyuruh Chimon sambil menyenderkan tubuhnya di samping pintu.

"Chimon dan Phi Podd sangat dekat. Aku menyukainya," bisik Namtan pada Nanon.

Chimon melangkah kan kakinya hingga ia berdiri di depan kelas.

"Sawasdee khrap," sapa Chimon.

"Sawasdee Khrap/Kha."

Chimon tersenyum, menunjukkan senyuman yang tak pernah ia perlihatkan dengan siapapun kecuali orang-orang terdekat nya.

"Siaa! Kenapa Chimon jadi terlihat tampan?" kata Joy.

Nanon yang melihat itu menjadi kaku secara tiba-tiba. Ia merasakan perasaan aneh di hatinya.

Chimon menyudahi kegiatannya dan duduk di kursi depannya. Podd yang melihat itu langsung mengacungkan jempol dan pamit dari kelas juniornya itu.

"Chimon benar-benar berubah. Aku belum pernah melihatnya senyum seperti itu," kata Sings.

"Ku rasa Chimon semakin terlihat manis," sambung Namtan.

"Kau kenapa diam saja Non?" tanya Frank.

Nanon tersadar dan menggelengkan kepalanya.

"Tidak apa-apa," jawab Nanon masih dengan melihat Nanon dari kursi belakangnya.

》 》 》

Setelah selesai kelas, Chimon langsung menuju perpustakaan untuk mengembalikan beberapa buku yang ia pinjam seminggu yang lalu. Setelah mengembalikan buku, Chimon akan mencari buku lagi untuk di pinjam dan di baca nya dirumah.

"Mon!" panggil Claire.

"Hmm," jawab Chimon.

"Chimon, sekali lagi aku minta maaf ya karena merusak ponselmu," kata Claire.

Chimon mengangguk dan mencoba untuk tersenyum.

"Tidak masalah. Aku sudah mengganti ponselku," jawab nya.

"Terima kasih Mon.. Apa kau mencari buku yang disarankan dosen Victor tadi?"

"Iya, aku sedang mencarinya," kata Chimon.

"Carilah, disudut sana. Aku baru mengambil satu, dan sisa satu disana."

"Terima kasih Claire," kata Chimon.

"Iya Sama-sama," balas Claire.

Chimon langsung pergi menuju rak buku yang baru saja di tunjukkan oleh teman sekelasnya, Claire. Ia berjalan memasuki rak rak buku itu dan membaca judulnya satu persatu.

"Ini dia," kata Chimon sambil menarik buku itu tapi gagal.

Chimon langsung melihat dari sela sela buku depannya dan yang terlihat hanya kemeja putih.

Chimon kembali menarik buku itu, tapi tidak juga berhasil karena seseorang di depannya ikut menarik buku tersebut.

"Aku yang mendapatkan nya duluan," kata Chimon kesal.

Tiba-tiba pria itu menundukkan kepalanya dan melihat ke sela sela rak buku itu.

"Nanon?" panggil Chimon.

"Aku yang lebih dulu mendapatkan nya," kata Nanon sambil menarik buku itu lalu pergi meninggalkan Chimon.

"Nanon!" teriak Chimon.

Ia berlari dan langsung masuk ke lorongan rak buku dimana Nanon berada. Chimon menghalangi Nanon dan mencoba merebut buku itu.

"Kau kenapa? Aku mendapatkannya duluan," ucap Nanon sembari menaikkan buku itu tinggi tinggi.

"Aku duluan yang mendapatkannya," kata Chimon tak terima.

"Ambil kalau bisa," balas Nanon.

Chimon melihat Nanon kesal, dan ia pun berusaha mengambil buku itu dari tangan Nanon.
Walaupun dengan berjinjit, Chimon benar-benar kalah tinggi dengan Nanon.

"Pendek sekali," ejek Nanon.

Chimon tak memperdulikan perkataan Nanon dan terus berusaha mengambil buku itu.

"Berikan atau ku bunuh kau," ancam Chimon.

Nanon tersenyum dan akhirnya meletakkan buku itu di tempat bagian paling atas dari rak buku.

Chimon menghentikan aksinya dan menatap Nanon kesal.

"Kembalikan," kata Chimon.

"Aku juga perlu buku itu, bagaimana bisa aku memberikannya padamu?"

Chimon memutar bola matanya lalu mencoba mengambil buku itu dengan melompat-lompat tapi tidak berhasil.

Nanon akhirnya mendekat dan berjinjit mengambil buku itu.

Chimon yang tadinya sedang melompat pun terdiam karena merasakan tubuh Nanon berada di belakangnya.

Setelah Nanon berhasil mengambil buku itu, Chimon membalikkan badannya dan ia kembali kaku karena Nanon berada dekat dengannya.

"Jangan berisik di perpustakaan," kata Nanon.

Chimon masih terdiam dan melihat Nanon yang lebih tinggi darinya.

Nanon meletakkan jari telunjuk di depan bibirnya dan menatap Chimon lekat.

"Aku tahu itu," balas Chimon sambil menarik buku itu dari tangan Nanon lalu pergi meninggalkan Nanon sendirian disana.

"Astaga, rubah licik," gerutu Nanon.

》 》 》

Chimon kini berada di kamarnya dan masih mengingat kejadian yang ia alami saat di perpustakaan. Jantungnya masih berdetak kencang saat mengingat kejadian itu.

"Tidak mungkin! Aku tidak boleh menyukai Nanon!"

Chimon terbangun dan melihat layar ponsel nya yang sudah terdapat pesan masuk disana.

From : Arisa
Mon, jangan lupa berikan pesananku tadi untuk ibu ya.

Chimon menghela nafas dan mematikan ponselnya kembali.

"Dia milik Arisa."






Tbc

FOR YOU [Namon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang