55. 💔

1.9K 271 16
                                        

Chimon tak tinggal diam, ia langsung mengambil ponselnya dan mengikuti Nanon pergi.

Chimon dapat melihat Nanon yang kini tengah terburu-buru, Nanon berjalan dengan sangat cepat. Sebenarnya siapa yang ingin Nanon temui?

Sekarang Chimon berada di luar hotel, Chimon sempat kebingungan menentukan arah karena Nanon yang terlalu cepat berjalan, tapi berkat ketelitian matanya ia dapat mengikuti Nanon sampai di samping hotel ini.

"Akhirnya, kau datang juga Non!"

Tubuhnya terasa kaku sekarang, ia dapat melihat dengan jelas Nanon sedang berbicara dengan seorang wanita yang tidak ia kenal. Hanya berdua saat tengah malam.

Chimon berbalik dan langsung pergi dari sana. Ia masuk kembali ke dalam hotel dengan perasaan yang campur aduk.

Drtt
Drtt

Ia melihat layar ponselnya dan disana tertera nama Namtan. Dengan cepat Chimon langsung mengangkat telepon itu.

"Halo."

"Chimon? Kau dimana?"

"Namtan, aku tidak bisa malam ini. Kita bertemu besok saja."

"Kenapa Mon? Nanon belum tidur?"

"Aku akan menceritakan nya besok."

"Oke, aku mengerti mon."

"Aku tutup teleponnya."

"Hmm.."

Tut...Tut...

Namtan menatap layar ponselnya bingung. Ada apa dengan Chimon? Pikirnya.
Padahal Chimon sudah berjanji akan mendengarkan curhatan nya malam ini sambil menikmati suasana pantai saat malam yang membuatnya candu.

Namtan menghela nafas, ia tidak bisa tidur sekarang sebelum berjalan-jalan dulu keluar.

Dengan cepat Namtan turun dari kasurnya dan berjalan keluar dari kamar hotelnya. Ia akan berjalan-jalan sendirian saja.

Namtan menutup pintu kamar nya dan langsung menuju keluar dari hotel.

Seperti biasanya, Namtan akan memilih untuk duduk di pesisir pantai sambil menutup kedua matanya. Menikmati keindahan suara ombak laut dan udara yang begitu sejuk.

"Huft.. Mengapa orang yang aku cintai tak mencintai ku? Namtan kau menyedikan.." gumam nya.

"Kau bisa mencintai seseorang juga?'

Namtan membuka matanya lebar dan pada saat itu juga ia kaget karena kini sudah ada seseorang tengah berjongkok di depannya.

"Hahaha.. Jangan terkejut!"

"Phi!!!!" teriak Namtan kesal.

Pluem tertawa dan akhirnya duduk di samping Namtan.

"Aku benar-benar kaget Phi! Aku tidak mau mati sebelum mengakui perasaan ku pada Sings!!" teriaknya.

"Oohh, Sings.."

Namtan terdiam, ia merutuki kebodohan nya sendiri.

"Shiaa!"

"Kalian cocok juga," ucap Pluem.

Namtan menghela nafas panjang dan berdecak kesal.

"Menurutku juga Phi. Tapi, dia tidak menyukai ku!" kata Namtan.

"Dari mana kau tahu? Sudah mengakui nya dengan serius?" tanya Pluem.

"..."

"Tak apa Namtan, tidak ada salah nya kau duluan yang mengakui perasaan mu.."

FOR YOU [Namon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang