Chimon menyudahi makannya dan langsung meminum obat-obatan yang telah di siapkan ibunya.
"Mon, kenapa tidak di habiskan?" tanya Ibunya.
"Aku sudah kenyang," jawab Chimon.
"Kau baru makan sedikit Mon," kata Namtan.
"Kalian makan saja, aku akan menelfon Arisa," kata Chimon sembari mengeluarkan ponselnya.
"Oh iya, Arisa sudah ke Jepang kan sejak dua hari yang lalu?" tanya Ohm.
"Bukannya Nanon sudah memberitahu? Dasar bodoh!" kata Sings.
"Kau yakin mengatainya bodoh?" sindir Frank.
Chimon terkejut dengan pengakuan temannya tersebut. Ia baru tahu kalau Arisa sudah berangkat ke Jepang dua hari yang lalu, dan Nanon tahu itu.
"Mon, kau belum tahu? Ibu kira Arisa sudah berpamitan dengan mu waktu di rumah sakit," kata Ibunya.
"Hmm, aku tahu.." jawab Chimon sembari tersenyum menatap Nanon.
***
Namtan dan yang lainnya pamit untuk pulang karena sudah cukup lama berada di rumah Chimon.
Setelah kepergian teman-teman nya, Chimon dan Nanon masuk ke dalam rumah.
"Non, tolong jaga Chimon sebentar ya. Mae akan pergi ke Bank sebentar."
"Khap Mae!"
Took tersenyum lalu pergi meninggalkan mereka berdua di rumah.
Nanon segera mendorong kursi roda Chimon naik kembali ke atas kamar.
"Mon, aku akan membantumu naik ke atas kasur," kata Nanon.
"Tidak perlu," jawab Chimon.
"Kau pulang lah, aku akan belajar!" lanjutnya.
Nanon melihat Chimon yang terus menghindari tatapan matanya. Nanon langsung duduk di kasur dan menarik kursi roda itu agar mendekat padanya.
"Aku tidak akan pulang," jawab Nanon.
"Kenapa? Kenapa kau tidak memberitahu ku?" tanya Chimon kesal.
"Aku bertanya berulang kali, tapi kau bilang Arisa sedang mengurus beasiswa nya," lanjut nya.
"Aku tahu, aku berbohong. Maafkan aku," kata Nanon.
"Waktu Arisa selesai mengunjungi mu, aku bertemu dengannya dan Arisa bilang malam itu dia akan pergi ke Jepang. Dia mengatakan untuk tak memberi tahu mu sampai kau pulang dari rumah sakit," jelas Nanon.
"Pergi!"
Nanon menatap lekat Chimon dan semakin mempererat genggamannya pada kursi roda milik Chimon.
"Mon, Arisa bilang kau pasti akan sangat sedih jika mengetahui ini dan kau akan terus menyalahkan dirimu sendiri, padahal memang jadwalnya berangkat malam itu bukan keinginannya," jelas Nanon.
"Jadi, karena itu kau tidak memberitahu ku?"
"Hmm, aku juga tidak mau kau sedih dan kesehatan mu terganggu. Aku berencana akan memberitahu mu hari ini," jawab Nanon.
"Kenapa Arisa tidak mengangkat telepon ku?"
Nanon terdiam dan masih menatap lekat Chimon yang terlihat sedih.
"Mungkin dia sibuk, kau tahu kan.. Arisa perlu beradaptasi disana," jelas Nanon sembari mengacak-acak rambut Chimon.
"Tetap saja kau berbohong, pergilah!"
balas Chimon sembari menepis tangan Nanon.Nanon menghela nafas dan langsung mengeluarkan ponselnya, disana ia mencari nama seseorang lalu menghubungi nya.
Drtt
Drtt
Drtt
"Halo Third"
"Ada apa Non?"
"Kau bersama Arisa?"
"Hmm, aku bersamanya.."
"Bisa berikan padanya?"
"Tunggu sebentar.."
Kemudian Nanon memberikan ponselnya pada Chimon. Masih dengan wajah cemberut Chimon menerima ponsel dari Nanon lalu meletakkan di telinga nya.
"Halo"
"Chimon?"
"Arisa, kau di Jepang sekarang?"
"Hmm, maafkan aku tidak memberitahu mu. Aku takut kau sedih dan kesehatan mu memburuk."
"Kenapa kau tak pernah menelfon ku?"
"Ponselku hilang Mon, ditambah aku masih kesulitan disini jadi tak sempat untuk mengabarimu. Aku akan membeli ponsel hari ini, Third memaksaku karena aku selalu sulit untuk dihubungi Haha.."
"Kau masih bisa tertawa? Aku mengkhawatirkan mu!"
"Jadi, kau mau aku sedih?"
"..."
"Mon, apapun yang ku lakukan untukmu tidak ada niat sama sekali untuk menyakiti mu. Kau percaya kan?"
"Hmm, aku selalu percaya."
"Kau memang yang terbaik."
"Jaga dirimu disana, dan jangan lupa untuk memberitahu nomor barumu padaku."
"Iyaa, aku akan mengabarimu. Aku tutup ya.."
"Hmm."
Tut..Tut..
Sambungan telefon nya mati. Chimon melihat Nanon sebentar lalu memberikan ponselnya.
"Third juga mahasiswa yang diterima beasiswa untuk pertukaran mahasiswa disana bersama Arisa," jelas Nanon.
"..."
"Mon, kau masih marah denganku?" tanya Nanon.
"Aku tidak suka kau berbohong," ucap Chimon.
"Aku tidak akan berbohong lagi. Aku janji!" ucap Nanon cepat.
"Kau janji?"
"Hmm, Aku janji!"
"Jadi, siapa Third? Aku tidak mengenalnya," tanya Chimon.
"Ooh, temannya Arisa dari fakultas ekonomi juga. Aku mengenalnya karena dia pernah bergabung ke Klub renang bersama ku," jelas Nanon.
"Kau tidak perlu cemburu. Aku hanya menyukai rubah licik seperti mu.." lanjut nya.
Chimon tersipu, Nanon benar-benar mampu mengembalikan suasana hatinya menjadi lebih baik.
Kedua tangan Nanon tak diam, ia mencubit pipi Chimon gemas.
"Non!"
Nanon hanya tertawa melihat tingkah lucu dari Chimon, sangat menggemaskan menurutnya.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
FOR YOU [Namon]
Teen Fiction[END] Nanon, siapa yang tak mengenali dirinya? Pria tampan yang selalu aktif dalam kegiatan kampus yang membuat mata para wanita mengarah padanya. Bukan hanya tampan, Nanon juga sangat ramah dengan orang-orang dan bisa berkomunikasi dengan baik. Har...