Nanon langsung keluar dari kelasnya tanpa mendengarkan penjelasan Chimon.
Chimon tak tinggal diam. Ia terus mengejar Nanon yang kini tengah berjalan menuju parkiran mobilnya.
"Nanon! Dengarkan aku dulu!"
Chimon berlari dan mencoba menegang tangan Nanon, tapi tanpa ia duga Nanon menepis tangannya dengan kasar.
"Kenapa kau kasar sekali ha?!" teriak Chimon.
Nanon tak peduli dan terus melanjutkan jalannya menuju parkiran. Chimon berlari dan mengejar Nanon sampai mereka sekarang berada di parkiran.
Baru saja membuka mobil, dengan cepat nya Chimon menutup mobil itu kembali dan menghalangi Nanon untuk masuk kesana.
"Kenapa kau berbohong?" tanya Nanon.
"Non, ini bukan seperti yang kau pikirkan!" jawab Chimon.
"Kenapa kau berbohong?!" tanya Nanon berteriak.
"Jadi, saat itu kau berada di rumah Ohm kan? Kenapa? Kenapa kau bersembunyi?!!"
Nanon memegang tangan Chimon kuat, sampai-sampai membuat Chimon merintih kesakitan. Sifat ini belum pernah Nanon tunjukkan sebelumnya pada Chimon.
"Non, sakit!"
"Aku tanya sekali lagi, siapa yang sering menelepon mu, selain aku?!" tanya Nanon sambil mendekatkan dirinya pada Chimon yang kini sudah tersandar di mobil Nanon.
Chimon mencoba melepas kan eratan tangan Nanon tapi tak berhasil dan Nanon malah mengeratkan genggaman nya.
Kali ini Chimon tak bisa lagi menghindar. Ia benar-benar tersudutkan sekarang.
"Jawab!!"
"Ohm! Dia sering menelfon ku!"
Nanon melepaskan genggaman tangannya dan langsung membuka pintu mobilnya kasar
Lagi-lagi Chimon menutup pintu mobilnya kembali untuk menghalangi Nanon.
"Tapi, ini bukan seperti yang kau pikirkan Non! Aku punya alasan lain!" ucap Chimon dengan mata nya yang kini berkaca-kaca.
Nanon tak peduli dan langsung menyingkirkan Chimon lalu masuk kedalam mobilnya.
Chimon mengetuk kaca mobil berulang kali meminta Nanon untuk mendengarkan penjelasannya.
"Nanon buka pintunya!! Dengarkan aku!!"
Nanon menancapkan gasnya dan meninggalkan Chimon disana.
Ia tak bisa menahan air matanya, cairan itu keluar tanpa izinnya.Bukan ini yang Chimon mau.
***
02 : 21 PM
"Kau bisa menghiasnya Non?" tanya Namtan lembut.
"Hmm, biarkan aku menghiasnya. Kau bantu Ohm saja," jawab Chimon.
Namtan mengangguk dan melepas kan celemek nya.
"Mon, kau tak apa-apa kan?" tanya Namtan.
"Aku tak apa, terima kasih Namtan. Kau masih membantu ku," jawab Chimon.
Namtan tersenyum dan langsung menepuk pelan bahu Chimon.
"Aku akan membantu Ohm."
"Hmm."
Namtan pergi dari dapur menuju tempat Ohm. Chimon duduk di meja dapur sambil melihat kue buatannya yang di bantu Namtan saat membuatnya. Hatinya benar-benar sakit saat semua rencana nya tak berjalan dengan lancar.

KAMU SEDANG MEMBACA
FOR YOU [Namon]
Teen Fiction[END] Nanon, siapa yang tak mengenali dirinya? Pria tampan yang selalu aktif dalam kegiatan kampus yang membuat mata para wanita mengarah padanya. Bukan hanya tampan, Nanon juga sangat ramah dengan orang-orang dan bisa berkomunikasi dengan baik. Har...