[12] Otomatis

16K 1.1K 22
                                    

Pertemuan singkat itu. Mungkin hanya angin lalu bagimu. Tapi tidak untukku

MAFIA DAN MUSLIMAH

⚠️IG: @j_hizbu

Tokyo. 21:00

Malam semakin larut, Fina tertidur pulas di kamar Ridha seperti biasa- toh tidak mungkin juga ia tidur di kamarnya karena masih ada Daril jangan lupa, sementara yang punya kamar? Jangan tanya lagi dia sedang apa, tangannya masih setia menari-nari dia atas keyboard di meja belajar, sejak tadi dia masih terus mengetik dan hanya berhenti sejenak untuk makan, mandi, dan sholat.

"Huh capek, tapi masih kurang banyak." Gumam Ridha sambil memegang tengkuknya yang terasa pegal karena terlalu lama duduk. Sejenak Ridha menengok kebelakang, Fina tertidur pulas dengan selimut tersingkap.

Gadis itu tersenyum geli. "Hem kebiasaan" Batinnya.

Ridha mendekat ke ranjang dan membenarkan selimut Vina.

"Istirahat adikku." Gumamnya sambil membelai halus pipi Vina.

Berkacak pinggang lalu menatap kembali laptopnya yang masih menyala. "Huh, harus buat 5 novel dan 15 artikel dalam 7 bulan? Bismilah, semangat!" Ridha memegang dagunya seakan berfikir.

"Buat di luar aja kali ya sambil lihat bintang, pasti enak." Segera dia merapikan segala peralatan untuk di bawa keluar rumah.

Sebagaimana yang direncanakannya tadi Ridha tengah duduk di kursi depan villa yang bertatap langsung dengan langit malam yang gelap.

"Subhanallah

N-ngerinya" Ridha menggaruk tengkuknya yang tak gatal, bukan apa apa, pasalnya gelapnya malam di negeri sakura dan Indonesia begitu berbeda epribadeh, terlebih villa yang Ridha tempati sedikit jauh dari kota, k-kan ngeri gitu.

Tanpa dia sadari, sejak tadi Daril duduk di bangku teras belakang jauh sebelum Ridha keluar.

Pria berhoodie hitam dengan jeans hitam itu terkekeh melihat raut wajah Ridha mengkerut, rupanya gadisnya itu takut gelap.

"Takut?"

"Aaaaaa! Setan!?" Ridha melotot kaget kemudian mendengus ketika menyadari seonggok daging sialan itu yang tak lain adalah yang mulia Daril Dirghantara.

"Cih, mana ada setan setampan ini?" Decih Daril tak terima, enak aja di bilang setan, mana lagi ganteng gantengnya lagi, sengaja gitu.

"Oh, aku bosan di dalam, lagi cari motifasi dari alam semesta raya ini" Jawab Ridha sambil mengekspresikan keluasan alam semesta dengan kedua tangannya yang berhasil membuat Daril terkekeh pelan.

"Anak-anak seharusnya tidak main di luar selarut ini". Tangan kekar itu bersandar pada sandaran kursi dibelakang ridha.

"Aku bukan anak-anak, KTP Ku udah mau dicetak kalau kamu lupa". Dengan tampang songongnya.

Gadis itu melirik Daril yang berdiri menjulang disampingnya "Kau sendiri? Masih sakit kok keluyuran, masuk!"

Pria itu memutar bola matanya malas. "Cih, dasar bocil, tapi kalau di lihat lihat, emm" Pria itu  menelisik dari ujung kepala sampai kaki Ridha seakan menelisik membuat Ridha was was.

MAFIA DAN MUSLIMAH [Lengkap Nih]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang