{48}MINE✓

6.3K 476 12
                                    

Jika kamu nun mati...
Aku pun juga ingin jadi sepertimu... Agar setiap bertemu...
Kita akan selalu di takdirkan melebur jadi satu

MAFIA DAN MUSLIMAH

⚠️Belum revisi jadi mohon bersabar saat membaca karena ketidak jelasan merajalela

FOLLOW IG: @sayyjazilah08


Di tengah malam yang dingin nan sepi, bau obat-obatan mulai menyeruak di Indra penciuman, suara tetesan infus yang menemani sepi, manusia berpakaian putih dan lengkap dengan stetoskopnya melangsungkan pekerjaannya yang ditemani dua perawat. Seorang gadis berhijab terbaring lemah di ranjang berukuran queen size, wajahnya pucat pasi dengan bibir yang kering.

"Bagaimana keadaan istri saya dok?".

Terlihat dokter wanita paruh baya itu menghela nafas berat kemudian menatap Daril lekat.

"Istri anda mengalami hipotermia yang sangat akut, sepertinya di pisau tadi sudah di lapisi sesuatu seperti racun, maka dari itu saya akan meneliti darah nyonya Ridha terlebih dahulu dan..."

"Dan apa!!... Bagaimana cara menyembuhkannya!!!!". Bentak Daril yang sudah tidak sabar mendengar kelanjutanya.

"U-untuk nyonya, hanya suaminya yang bisa menghangatkan dia, dia butuh kehangatan tuan, dan hanya anda yang bisa membuatnya sadar". Jelas dokter itu. Tatapan Daril menjadi kosong, kedua bahunya melemas dan matanya menatap sendu kearah Ridha.

'Apa yang harus aku lakukan?'.

"Kalau begitu kami pamit dulu tuan, permisi" pamit dokter itu melangkah pergi dan diikuti dua suster di belakangnya.

Lutut Daril lemas tak mampu menyangga tubuhnya hingga dia berlutut di samping ranjang Ridha. Alam seakan mengambil semua tenaga kehidupannya, kedua Indra penglihatannya menatap lesu kearah sang bidadarinya. Lebay dah Thor!

"Ayah... Ayah harus kuat... Tolong selamatkan bunda yah... Ayah selamatkan bunda". Pinta Mahendra yang ikut berlutut di samping ayahnya seraya menggoyang-goyangkan lengan Daril.

"Ayah... Ayah haru-".

"Tidak!.... Itu tidak bisa nak... Aku tidak bisa melakukanya tanpa seizinnya,... Aku tidak bisa". Ucap Daril yang melemas di akhir katanya, dia menunduk dan menangis sepuasnya, baru kali ini Mahendra melihat betapa besarnya cinta Daril untuk bundanya.

"Ayah... Kesehatan bunda lebih penting yah!!!,.. bunda saat ini butuh ayah!!!... Selamatkan nyawa bunda yah!!!! Indra mohon selamatkan nyawa bunda". Lirih Mahendra sambil menyatukan tangan di depan dadanya seraya memohon.


"Keluarlah!". Perintah Daril dingin tanpa menatap Mahendra. Aura di sekitar tubuhnya berubah menjadi mencekam. Tanpa basa basi Mahendra langsung melangkah keluar.

Tampak Daril melangkah mendekat ke sisi ranjang Ridha lalu duduk di sampingnya. Tangannya tergerak menyentuh tangan mungil Ridha lalu mengecupnya.

"Katakan kepadaku sayang... Bagaimana bisa aku melakukan itu tanpa seizinmu hmm??... Kenapa kau tidak mau bangun??... Ayo bangunlah zahra''. Gumam Daril yang tak kuasa membendung air matanya sambil menatap Ridha sedih. Bagaimana bisa dia merebut milik Ridha tanpa sepengetahuannya, dan itu tidaklah bijaksana bukan... Bagaimana bisa??

MAFIA DAN MUSLIMAH [Lengkap Nih]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang