[8]Seni Adalah Ledakan

18.1K 1.4K 35
                                    

⚠️Typo Bertebaran

FOLLOW IG:
@sayyjazilah08

Tokyo 21.00

Ridha baru sampai di villa nya, ia melangkah menuju kamar dan terlihat Vina sudah terlelap tidur. Ridha segera menuju kamar mandi selama 15 menit dan keluar menggunakan piama panjang dengan rambut panjang tergerai basah. Ridha berjalan ke meja rias sambil menyisir rambutnya didepan cermin dan tanpa di sadari, sepasang mata sedang memperhatikannya dengan intens di balik sekat dekat jendela kamarnya.

"Cantik" batin orang itu

"Kenapa kau menutupi keindahan mu dengan kain sialan itu." Gumam orang itu. Merasa ada yang memperhatikan Ridha pun berbalik dan melangkah berhati hati mendekati jendela kamarnya dengan was was.

"S-siapa?" Mata lentik nan lembut itu berubah menajam.

Mata Ridha terpaku di satu titik saat melihat siluet bayangan seseorang di balik sekat. "Siapa disana!"

Ridha berdiri tepat di depan jendela yang dibalik tirai luar sudah terdapat sosok Daril disana, entah sejak kapan pria itu berpindah tempat. Ya, seseorang itu adalah Daril, lagi gabut mungkin.

Daril dan Ridha saling berhadapan dengan jendela dan tirai yang menjadi pemisah, Ridha semakin was was kala dirinya bisa melihat dnegan jelas bayangan seseorang di balik tirai.

Glek!

Ridha memberanikan diri menyibak tirainya yang saat itu Daril sudah bersembunyi di balik sekat dinding dekat jendela, mata Ridha kembali mengedar, ia yakin tadi ada seseorang berdiri di balik jendela!

Ridha menggeleng pelan. "Salah liat kali yak" dan memutuskan untuk mengunci serta merapikan tirainya kembali, gadis itu melanjutkan ritual malamnya kemudian bersiap untuk ke pulau kapuk.

Di sisi lain, si mata keranjang tadi bisa lebih jelas melihat Ridha dengan rambut yang terurai panjang nan indah dengan bantuan sinar rembulan yang menerpanya.

Sosok Ridha yang berdiri di depan jendela tadi benar benar masih terekam jelas di benak pemuda itu.

Daril hanya bisa ternganga melihat pemandangan indah tadi.

Tiba tiba lelaki itu mengeram tertahan.

"Sial! Tegang!"

***

Di balkon sebuah apartemen elit, seorang pemuda tak kalah tampan menyesap Vape nya, asap mengepul seiring hembusan nafas yang ia keluarkan, mata tajamnya menatap sang rembulan yang sedang terang terangnya di langit.

"Sepertinya Daril sudah mulai menemukan cahayanya" lagi, satu tarikan nafas dan hembusan asap tebal berbentuk lingkarang Briyan hasilkan dengan mudah.

"Ayah, ibu, aku sudah menjalankan perintah kalian, apa itu berarti... Tugasku sudah hampir selesai?"

Drtt drtt

Suara ponsel membuyarkan lamunannya.

"Halo bos, markas di kepung, anthonio berhasil lolos, sekarang semua sudah han-"

MAFIA DAN MUSLIMAH [Lengkap Nih]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang