Di matamu aku menemukan kata kata yang paling indah
Mafia dan muslimahGaada judul
⚠️TYPO BERTEBARAN
FOLLOW IG: @sayyjazilah08
Setelah melaksanakan sholat subuh, Ridha melanjutkan aktifitasnya membantu pelayan untuk membersihkan villa dan memasak. Berbeda dengan si Vina sahabatnya itu malah melanjutkan tidurnya di kamar Ridha, sebenarnya kamar mereka terpisah, tapi Vina lebih sering menghabiskan waktu di kamar Ridha, dia selalu menyukai apapun yang Ridha miliki, ya begitulah Alfina.
"Bi, nanti yang belanja Ridha aja ya, sekalian Ridha pengen jalan-jalan." Ucap Ridha kepada bi asih, semua yang ada disana memang berasal dari Indonesia karena tempat itu memang di sediakan untuk orang Indonesia yang bekerja sama dengan perusahaan DIRGHANTARA, entah itu penulis, ART, atau klien lainya.
"Tapi non, nanti bibi di marahi tuan Daril kalau nona pergi sendiri, dikiranya bibi nggak tanggung jawab atuh... Emmm" BI asih jadi bingung, jika tak mengizinkan, Ridha adalah atasanya saat ini, dan jika diizinkan dia juga takut dengan perintah daril waktu lalu yang-
"Bibi temenin ya? Jangan sendiri". Tawarnya dengan sedikit pancaran ketakutan, dan Ridha dapat melihatnya dengan jelas.
"Baiklah, bagaimana kalau sekarang kita berangkatnya? Ajak Ridha dengan semangat.
"Baiklah, ayo"
Mereka pun melangkah keluar rumah dengan bi asih menutup pintu terlebih dahulu. Bi asih dan Ridha berjalan menyusuri jalan yang masih terbilang sepi, karena villa yang Ridha tempati tergolong sedikit jauh dari kota, sesekali tawa renyah tercipta di antara mereka karena candaan Ridha, gadis itu sangat mudah sekali berbaur, mulai dari kalangan muda dan yang tua pun terlihat nyaman nyaman saja berbaur dengan Ridha.
hingga pada saat yang bersamaan...
Brukk
"Allahuakbar!" Pekik Ridha ketika tiba tiba seseorang memeluknya dari samping membuat Ridha terhuyung jatuh dengan keadaan tertindih.
Gadis itu meringis pelan. "Bi, to-tolong Ridha"
"Astaga tuan Daril! I-ini tuan Daril!" Bi asih pun tak kalah kaget kala mengenali wajah pria yang menindih tubuh Ridha bersimbah darah. Daril yang masih sedikit sadar sayup sayup mendengar kata 'ridha' membuatnya mendongak, hidungnya sedikit mengendus memastikan jika ridha yang di sebut adalah gadisnya, wangi itu, wangi khas milik gadisnya membuatnya sedikit lega sebelum kegelapan menyelimuti.
Dan...
Pingsan.
"Ayo kita bawa ke villa non, dia tuan Daril astaga! Darahnya tidak mau berhenti" BI asih tergopoh mondar mandir bingung sendiri membuat Ridha geram.
"Bantu aku angkat ini bi, be-rat." Yang benar saja, tubuh mungilnya tertindirh tubuh kekar milik Daril, bahkan baju Ridha pun ikut bersimbah darah, tapi bi asih malah towaf.
Dengan segala daya dan upaya akhirnya Ridha dan bi asih mampu menyingkirkan si beban. "Huhhhh Alhamdulilah"
Ridha meringis ngeri melihat betapa banyaknya darah di tubuh pemuda itu. "Gimana ini bi? Dia bisa mati."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA DAN MUSLIMAH [Lengkap Nih]
Science Fiction⚠️18+ ⚠️ Terdapat kata kata kasar dan adegan kekerasan [Lagi revisi] _______ "Apakah kunci surga itu...?" Satu pertanyaan dari gadis mungil itu bahkan mampu membuat tubuh sang pendeta bergetar, mendadak kesunyian melanda tempat yg di selimuti darah...