MAFIA DAN MUSLIMAH
⚠️Belum revisi jadi mohon bersabar saat membaca karena ketidak jelasan merajalela
FOLLOW IG: @sayyjazilah08
"DARIL!!!!". Suara seseorang yang sangat dia kenal, menghentikan gerakannya saat akan menusuk polisi yang sudah gemetar ketakutan itu. Ridha berlari ke arah Daril lalu memeluknya erat, tangan lentiknya menuntun tangan Daril yang tadi siap akan menusuk polisi itu untuk memeluknya, dengan semua rasa Ridha memejamkan mata di bahu Daril, dengan segala ketulusan dia menyalurkan kehangatan perasaannya, masa bodoh dengan tubuh Daril yang penuh darah, Ridha tidak peduli, dia menangis menjadi -jadi di pelukan Daril. Ini adalah pertama kalinya dia memeluk lawan jenisnya.
Daril mematung, otaknya belum bisa menerima apa yang sedang terjadi? Apa ini??? Apa Aku sudah gila? Apakah mataku katarak? Ataukah aku sudah benar benar gila???.
Semua itu berputar dalam otaknya, suara teduh yang sangat dirindukannya, kini dapat dia dengar dengan jelas, pelukan hangat yang belum pernah dia rasakan seumur hidupnya, kini dia rasakan, seseorang yang telah membuatnya gila kini sedang memeluknya, seseorang yang begitu dia rindukan kini ada didepannya, ya Allah, kenapa takdir sangat memporak porandakan hatinya??.
Tanpa sadar air mata Daril luluh, berubah menjadi teduh dan mengeluarkan tetesan cairan jernih yang disusul dengan cairan lainya. Daril membalas pelukan Ridha dengan lembut tapi terkesan erat, dia membenamkan wajahnya di ceruk leher Ridha, dia menumpahkan segala rasa yang membuatnya bagai mayat hidup di pelukan Ridha, keduanya menangis meratapi takdir merek, inikah yang di sebut dengan takdir?... Inikah yang disebut cinta?? Dan inilah takdir yang memilih jalanya untuk mempertemukan dua insan ini??
Ya rob berkahi mereka dalam hidupnya.
Daril dan Ridha menyalurkan perasaan masing masing. Daril yang menumpahkan kerinduan dan cintanya kepada Ridha, sedangkan Ridha? Entahlah tapi hatinya ikut sakit ketika melihat keadaan Daril. Ridha tadi dinyatakan mati suri, setelah bangun tadi dia pingsan lagi, saat dia akan di mandikan, umma Fatimah merasakan tubuh ridha yang hangat lalu memanggil dokter lagi untuk memeriksanya, dan ternyata dia masih hidup.
Daril menghirup aroma dari tubuh Ridha sebanyak-banyaknya, dia sangat merindukan Zahranya. Banyak mata santri yang tidak menyukainya, bagaimana bisa seorang faridha Az Zahra yang notabennya bidadari pesantren sekaligus hafidzah harus bersanding dengan seorang pembunuh seperti Daril? Oh ayolah, mereka berada dalam kubu yang berbeda.
"Tenanglah, kenapa kamu seperti ini hmmm? Maafkan aku". Ucap Ridha lirih, suaranya gemetar menahan tangis, sambil mengusap rambut Daril dan membenamkan wajah Daril di dadanya. Memang sejak Ridha sadar tadi dia sudah memiliki pikiran baru, dimana seharusnya dia berusaha untuk berubah menjadi yang lebih baik lagi... Bukanya terus terbelenggu dengan rasa bersalahnya, bukankah begitu?.
"Ka-kamu jahat hiks, kamu jahat Zahra". Ucap Daril dalam isakannya yang semakin memeluk tubuh mungil itu. Semua yang menatap pun sangat terkagum dengan apa yang mereka lihat, ada yang berpikiran, sekarang Ridha sudah berubah, dia tidak menjaga dirinya lagi, dan ada juga yang menyadari ada dua cincin yang tersematkan di jari manis mereka yang berarti mereka sudah ada hubungan.
"Huusstt, Daril, kau tidak bo-".
"Aku bukan Daril". Ucap Daril lalu melepas pelukannya dan menatap mata Ridha yang teduh. Tampak Ridha kebingungan dengan ucapan Daril, bagaimana bisa dia bukan Daril????
"Apa maksudmu?". Tanya Ridha penasaran.
"Aku Drako, altar egonya Daril". Ucap Drako alias Daril itu dengan tenang. Ridha tertegun, jadi selama ini Daril memiliki altar ego??? Seperti itulah Daril mulai memiliki altar ego sejak ibunya selalu meminumkan racun kepadanya, rasa sakit yang dia terima sangat membuatnya terluka fisik maupun batin, sehingga gejala aneh timbul kepada dirinya, tiba tiba pingsan lalu berubah menjadi sosok Daril yang berbeda, sedangkan Daril sendiri mulai menyadari kalau dia memiliki altar ego saat Briyan menguji dan mengatakanya. Hal ini bukankah sangat memudahkan mamanya untuk memberinya racun?, Setelah si anak pingsan dan bangun, dia akan kehilangan ingatan menyedihkanya.
"Zahra, jangan pernah pergi lagi dariku". Ucap lirih Drako sambil mengusap lembut pipi Ridha yang terbalut hijab. Matanya terus mengalir sungai air mata. Ridha menunduk dan menangis, entahlah tapi hatinya sedang ingin menangis saat ini.
"Zahra" Ucap Daril lalu memegang leher belakang Ridha dan menyatukan kening mereka, yang berarti mata mereka terkunci dengan sangat dekat.
"Aku mencintaimu lebih dari hidupku, dan aku akan selalu berdoa agar Tuhan mencabut nyawaku sehari sebelum Tuhan mencabut nyawamu". Ucap Daril dengan suara bergetar dan air mata yang tidak bisa di ajak kompromi.
"Dan aku selalu berdoa semoga Allah mencintakan aku kepada dia yang sangat mencintaiku dan melabuhkan cintanya kepada-Nya". Balas Ridha penuh keyakinan. Sekali lagi mereka berpelukan dengan sangat erat. Entahlah Ridha sudah mencintai Daril atau belum, tapi ya seperti yang kalian lihat.
Daril terlihat membisikan sesuatu tepat di telinga Ridha, begitu pula sebaliknya, melihat mereka saling berbisik membuat orang tua dan guru Ridha terkekeh geli, senyum tercetak di bibir keduanya.
Daril:"kau sudah merubahku dengan caramu.... aku akan selalu jatuh cinta kepadamu, zaujatii".
Ridha:"dan terima kasih karena sudah membuatku menjadi luar biasa, Zauji".
MAFIA DAN MUSLIMAH
TO BE CONTINUE
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA DAN MUSLIMAH [Lengkap Nih]
Ciencia Ficción⚠️18+ ⚠️ Terdapat kata kata kasar dan adegan kekerasan [Lagi revisi] _______ "Apakah kunci surga itu...?" Satu pertanyaan dari gadis mungil itu bahkan mampu membuat tubuh sang pendeta bergetar, mendadak kesunyian melanda tempat yg di selimuti darah...