Title : Octagon
Genre : Chicklit (Komedi-Romantis, Konflik ringan.)
Rate : 18+
Cast : Zalumin & Zafian Second Generation“Luar biasa! Ini adalah kisah cinta terumit yang pernah ku tahu. Bagaimana bisa terbentuk kisah cinta segi delapan?”
***
=Dia’s pov=
Aku menatap sepatu sneakers yang ku gunakan, warna soft pink dengan kaus kaki putih memang perpaduan yang luar biasa. Oh ya, sudah hampir satu jam aku berada di depan sebuah ruangan bermaksud menunggu seseorang. Tapi seseorang yang ku tunggu tak kunjung datang.
Kemana sih dia?
“Tadi kau sangat keren, Salman. Bagaimana kau melakukannya?” aku mendongak dan menatap sumber suara begitu seorang perempuan dengan lancangnya memanggil kesayanganku.
Sungguh, amarahku langsung naik saat meelihat seorang perempuan dengan genitnya tersenyum ke arah Mas Salman.
Tidak bisa dibiarkan!
“Mas Salman! Kenapa lama sekali? Aku sampai lumutan menunggu Mas.” Aku mendorong perempuan yang tadi dekat dengan Mas Salman dan merangkul tangan kanannya.
“Mas harus tanggungjawab karena membuatku menunggu lama!” Aku menyandarkan kepala ke bahu super nyaman milik Mas Salman, jangan lupakan nada bicaraku yang sangat manja ini. Bisa ku lihat tatapan tak suka dari perempuan yang ku ketahui namanya ini.
“Maaf ya, Dia mau kan menunggu Mas sebentar? Mas mau ganti baju dulu.”
“Ya Mas, tapi jangan lama-lama ya.”
“Iya.” Mas Salman berjalan meninggalkanku dan perempuan yang entah kenapa masih saja berdiri disini.
“Kau ada masalah apa denganku?” Aku menoleh ke arah perempuan asing ini.
“Hmm, bagaimana jika ku katakan kau bersama Mas Salman adalah sebuah masalah? Aku tidak suka jika seorang perempuan genit mendekatinya.” Wajahnya berubah memerah karena amarah.
“Memangnya kau siapa, hah? Berani sekali kau bicara seperti itu! Dasar kurang ajar!” Tanpa aba-aba, perempuan itu menjambak rambutku.
“Auw sakit!” Aku menarik jilbab beserta rambutnya dengan keras, biar tercabut hingga ke akar-akarnya sekalian.
Memangnya dia pikir seorang Nadia, Putri Baba takut padanya begitu?
Tidak akan!
“Lepaskan!”
“Tidak mau! Lepaskan dulu rambutku!”
“Kau yang haru melepaskannya lebih dulu!”
“Tidak! Aaaww sakiiittt!!” Aku menarik jilbabnya lebih keras, seperti yang dilakukannya padaku.
Pokoknya aku tidak mau mengalah!
“Nadia, Fani, hentikan!”
#
=Salman’s pov=
Aku tertawa membaca komik Crayon Shinchan milik Musa. “Jika Mas tertawa laggi lebih baik keluar dari kamarku. Aku membutuhkan keheningan dan kesunyian malam untuk mengerjakan tugas-tugasku.” Aku berdehem dan bangkit dari acara rebahanku di kamar Musa.
“Oke. Aku tidak akan tertawa lagi”
Musa memutar kursinya menghadapku.“Jika Mas menyukainya, aku mengizinkan Mas membawanya ke kamar Mas.”
“Tapi aku maunya membaca disini.”
“Terserah.” Musa membalikkan tubuhnya kembali menghadap laptop di hadapannya dan fokus dengan tugasnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/233569317-288-k58246.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND LOVE : Perfect Incitement
Chick-LitSEKUEL KETIGA "SECOND LOVE". ADA BAIKNYA BACA "SEPARUH NYAWA" DAN "THE LAST MESSAGE" TERLEBIH DAHULU. "Jadi semua yang dikatakan Felly itu benar? Fira tidak pernah menyayangiku sebagai sahabat ataupun saudara?" . . . . . . . "Kau benar, Sinta. Aku...