03 - Marry Me

8K 727 42
                                    

Keesokkannya Gulf memarkirkan sepedanya seperti biasa. Kemudian dia pergi kekantin untuk sarapan. Tapi tatapan dari mahasiswa-mahasiswi lain membuatnya tak nyaman. Dia berjalan cepat sampai menemukan Mild sahabat satu-satunya.

"Bro, kau dikejar hantu atau apa? Kau terlihat ketakutan" taya Mild penasaran.

"Aku tidak tahu. Kenapa mereka menatapku seperti itu?" Tanya Gulf.

"Kau tidak tahu? Serius?" Tanya Mild.

Mild menunjukkan layar ponselnya ke Gulf. Itu adalah fotonya dan Mew berciuman di atap kemarin. Dan itu tak hanya 1 foto, tapi BANYAK ada sekitar 10 foto di grup mahasiswa tingkat 2. Dan tentu saja digrup mahasiswa tingkat lain juga sama.

Mata Gulf terbelalak.

"Ya Tuhan! Siapa yang mengambil foto-foto ini?! Sialan!" Kata Gulf setengah berteriak.

"Hei! Harusnya aku yang bertanya padamu. Kau punya hubungan apa dengannya sampai berani menciumnya seperti itu" goda Mild.

"Bukan aku! Dia yang menciumku. Aku bahkan tidak membalas ciumannya! Aku bersumpah!" Teriak Gulf. Mild segera menutup mulutnya karena Gulf berisik sampai bibi kantin memandang mereka.

"Pelankan suaramu! Kau ingin seluruh kantin mendengar ini?!" Kata Mild berbisik keras.

"Oh benar. Tapi tetap saja aku tidak-"

Kata-kata Gulf terpotong oleh percikan susu segar ke kemejanya.

Gulf memandang pelakunya. Dia adalah Kok.

"Apa yang kau lakukan?!" Teriak Gulf. Dia adalah pria yang sabar tapi akan sangat menyeramkan ketika marah apalagi mendapat perlakuan kasar seperti ini.

"Oh! Ku pikir kau tempat sampah. Maaf." Kok memprovokasi.

"Brengsek! Siapa yang kau anggap tempat sampah?! Dan berani menuangkan susu itu kepadaku! Bangsat!" Mild menenangkan Gulf dengan menghalangi dia agar tak memukul Kok.

"Kau tahu. Tidak ada yang boleh bermain-main dengan saudaraku." Kata Kok. Gulf bingung.

"Kapan aku-"

"Kau mencium saudaraku. Dan inilah yang kau dapatkan" Kata Kok.

Gulf ingin membalas tapi...

"Siapa yang kau panggil saudaramu?!" Sebuah suara tiba-tiba muncul.

Itu Mew.

Mew pergi mendekati Gulf.

"Apa kau baik- baik saja?" Tanya Mew dengan tenang ke Gulf.

Gulf berdebar-debar dengan perlakuan Mew sampai dia lupa kalau sedang marah dengan Kok.

"Oh. A- Aku baik-baik saja" jawab Gulf.

Mew kemudian melihat Kok dengan marah. Mereka adalah saudara tiri. Semua orang sudah tahu kalau Kok memilki perasaan pada Mew. Tapi Mew bahkan menganggapnya sebagai orang asing.

Mew melepas jaketnya dan menutupi tubuh Gulf yang nampak karena seragam putihnya basah.

"P'Mew apa yang kau lakukan?" Tanya Kok.

"Yang aku lakukan? Aku sedang mengurus pacarku." Kata Mew blak-blakan sambil menyeka sisa susu di wajah Gulf.

Seluruh kantin sunyi dan semua menatap ke arah Mew.

"A-apa yang kau katakan?!" Kata Kok.

"Aku sudah katakan kan dan kau sudah mendengarnya." Mew menatap Kok.

"Tapi ayah tidak akan menyukainya. Dia tidak akan setuju kau berkencan dengan pria." Kata Kok.

"Kata siapa? Apa kau pikir kau sangat mengenali ayahmu? Atau sebut saja ayah tirimu. Apa pun yang terjadi aku akan menikahinya."

The Losing Battle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang