72 - Scolding and Teasing

4.2K 396 10
                                    

Tiba-tiba..

"Eehekk .. Papa! Daddy! Kenapa kalian menangis?"  Kata Mia yang menangis itu berlari menuju Mew dan Gulf dan diikuti oleh Gan di belakangnya.  Dia menangis karena dia melihat papa dan ayahnya menangis begitu keras.  Mereka memeluk Mew dan Gulf dari bawah.  Mereka mencoba menghibur orang tua mereka tetapi akhirnya merekalah yang tidak bisa berhenti menangis.

"Hei hei. Kenapa kalian juga menangis?"  Tanya Mew sambil berjongkok dan menyeka air mata dari pipi si kembar.  Gulf juga berjongkok.  Dia merasa sangat lega saat melihat si kembar aman di depannya.  Beban di hatinya sepertinya sudah terangkat.

“Daddy dan papa nangis jadi kami nangis juga” ucap Gan gaptek.  Mew dan Gulf terkekeh.

"Baiklah. Baiklah. Daddy dan papa tidak akan menangis lagi. Jadi kalian juga akan berhenti menangis. Oke?"  Tanya Mew.  Si kembar mengangguk dan menyeka air mata mereka saat melihat orang tua mereka sudah berhenti menangis.

"Kenapa kalian kabur dari rumah? Apa kalian tidak tahu betapa khawatirnya papa? Nenek dan Paman Shaofei juga ?!" Memarahi Gulf kepada si kembar.  Si kembar ketakutan dan mereka bersembunyi di balik tubuh berotot Mew.

"Maaf ..." kata Gan yang akan menangis lagi saat Gulf mulai memarahi mereka.  Mia sudah menangis lagi di belakang Mew tapi dia berusaha menahan agar tidak mengeluarkan suara apapun.

"M-Mia juga," kata Mia.  Dia mencengkeram kemeja Mew dari belakang.

"Gulf. Jangan memarahi mereka. Mereka aman sekarang," kata Mew.  Gulf menggelengkan kepalanya tidak setuju.

"Jika aku tidak memarahi mereka, mereka akan melakukannya lagi nanti dan siapa yang tahu jika sesuatu yang buruk akan terjadi pada mereka di masa depan? Mereka baru berusia 3 tahun tetapi sudah cukup berani untuk melarikan diri dari rumah" Gulf mengomel dan itu menunjukkan  sikap keibuan untuk Mew.  Mew terkekeh karena ini adalah pertama kalinya dia melihat Gulf berperilaku seperti seorang ibu dan itu menarik bagi Mew.

"Mengapa tertawa?"  Tanya Gulf.  Mew memandangi Gulf yang terlihat begitu tegas saat ini.

"Haha .. maafkan aku. Ini hanya ... tidak ada" kata Mew sambil menyikatnya agar Gulf tidak bertanya lagi padanya.

"Sampai dimana aku tadi?"  Tanya Gulf ke Mew.  Mew berpura-pura tidak tahu apa-apa.

"Oh ya. Aku harus menghukum kalian" lanjut Gulf.  Si kembar tidak bisa berhenti menangis di belakang Mew.  Mereka tidak ingin dihukum oleh Gulf.

"Sudah Gulf. Aku yakin mereka sudah belajar. Iya kan anak-anak?"  Tanya Mew ke si kembar.  Si kembar mengangguk cepat untuk setuju dengan Mew.

"Tidak! Kamu tidak harus mendukung mereka. Yang aku lakukan adalah untuk tujuan mereka sendiri -..." Gulf menjadi kaku ketika dia merasakan permukaan basah yang lembut mendarat di bibir montoknya.  Tiba-tiba dia lupa bahwa dia seharusnya sedang marah saat ini.  Mew menyeringai saat melihat wajah tertegun Gulf.  Baginya, Gulf itu manis.

"Bisakah kamu memaafkan anak-anak?"  Tanya Mew.

"A-aku ..."

* chup *

Gulf melebarkan matanya saat Mew mengecup bibirnya untuk kedua kalinya.

"Sekarang?"  Tanya Mew lagi.  Gulf mengerutkan kening.

"Kamu!-...."

* chup *

Tapi kata-katanya dipotong lagi oleh bibir Mew.  Dia dengan cepat menutupi bibirnya untuk mencegah Mew menciumnya lagi.

"Jika kamu tidak memaafkan mereka, aku akan menciummu sampai kamu melakukannya" ancam Mew.  Gulf tidak puas tapi dia tidak punya pilihan atau Mew akan menggodanya lagi dengan menciumnya di depan si kembar.  Itu sangat memalukan karena dia tersipu sekarang.  Jadi, dia menyerah.

"Oke .. aku memaafkan anak-anak."  Kata Gulf.  Si kembar mulai tersenyum ketika mendengar Gulf sudah memaafkan mereka.  Itu berarti mereka tidak akan dimarahi dan dihukum lagi.  Mew tersenyum kemenangan.

"Tapi! ..." Gulf menambahkan.

"Jika kalian melakukan ini lagi. Papa akan menghukum kalian begitu keras. Mengerti ?!"ancam Gulf.  Sebenarnya, dia tidak pernah menghukum anak-anak itu.  Yang dia lakukan hanyalah memarahi mereka dan itu sudah membuat si kembar menjadi sangat takut pada ayah mereka.

Si kembar mengangguk dengan cepat.

"Baiklah anak-anak. Pergi nonton televisi. Daddy ingin menjaga seseorang. Sepertinya seseorang sudah lupa bahwa dia basah kuyup sekarang" goda Mew.  Gulf melihat keadaannya sekarang.  Mew benar.  Gulf telah melupakannya dan dia baru menyadari bahwa Mew sudah basah juga karena dia.

"Oke Daddy!"  Kata si kembar serempak.  Si kembar berlari menuju sofa dan menonton televisi.  Mereka meninggalkan orang tua mereka sendirian untuk menonton film kartun.

Tiba-tiba Mew merasakan tamparan di lengannya.

"A-Auu ~ ..." rengek Mew.  Dia menatap Gulf yang memberinya tatapan mematikan.

"Jangan lakukan itu lagi di depan anak-anak. Itu tidak pantas !"  Gulf marah.  Mew bertanya-tanya, sekarang ternyata dialah yang dimarahi oleh Gulf.

Tapi kemudian, Mew terkekeh.

"Oke. Oke. Maafkan aku. Ayo ganti baju dulu" kata Mew.

Gulf mulai berhenti mengomel dan setuju dengan Mew.

Bersambung....

The Losing Battle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang