"Saya Tangyi. Pemilik TangFei Enterprise di Taiwan" kata Tangyi. Mew bingung.
"TangFei? Kupikir perusahaanmu adalah TY Enterprise?" Tanya Mew.
“Orang-orang mengenal perusahaan saya dengan nama lama tetapi nama baru adalah TangFei Enterprise. Itu hanya kombinasi nama antara saya dan suami” kata Tangyi. Mew mengangguk dan tersenyum.
"Betapa manisnya dirimu." Puji Mew. Tangyi balas tersenyum.
"Tidak juga haha. Ngomong-ngomong, kudengar kamu punya geng mafia sendiri?" Tanya Tangyi. Mew mengangguk.
"Aku punya satu. Kamu juga?" Kata Mew.
“Iya. Kalau begitu geng kita bisa bersekutu disamping kolaborasi antar perusahaan kita. Saya harap kalian tidak keberatan” kata Tangyi.
"Tentu saja tidak. Aku senang karena ini pertama kalinya aku punya sekutu di luar Thailand. Itu ide yang bagus." Diucapkan Mew.
"Senang mendengarnya," kata Tangyi.
Mew memandang Perth yang berdiri di samping Tangyi.
"Perth, tolong buatkan kopi untuk saya dan Tuan Tangyi?" Meminta Mew ke Tangyi. Tangyi terkekeh.
"Panggil saja aku Tangyi. Dan aku ingin kopi juga" kata Tangyi.
"Oh kalau begitu panggil saja aku Mew. Umur kita hampir sama. Aku yakin nanti kita akan menjadi lebih dekat" kata Mew. Tangyi mengangguk setuju.
"Oke Perth. Tolong buatkan dua cangkir kopi" kata Mew pada Perth. Perth menganggukkan kepalanya dan kemudian dia keluar dari kamar.
"Silakan duduk" menawarkan Mew pada Tangyi. Tangyi duduk di sofa sementara Mew duduk di depannya.
"Aku melihat perusahaanmu terlihat sangat bagus di dalam dan di luar," kata Tangyi.
"Aku yakin milikmu lebih baik. Aku sudah melihatnya di gambar dan itu terlihat jauh lebih baik daripada milikku." Kata Mew.
"Baiklah. Berkat selera suamiku haha" Tangyi terkekeh. Mew penasaran dengan suami Tangyi. Jadi dia memutuskan untuk bertanya.
"Kamu tampaknya sangat tergila-gila dengan suamimu. Seperti apa dia?" Tanya Mew.
"Jika aku memberitahumu, kamu tidak akan percaya padaku" kata Tangyi. Alis Mew berkerut.
"Mengapa?" Tanya Mew.
"Suamiku adalah seorang polisi." Kata Tangyi dan Mew terkejut.
"Bagaimana? Kalian benar-benar berada di dua dunia yang berlawanan," kata Mew. Tangyi terkekeh.
"Iya kamu benar. Karena sedikit kesalahpahaman membawanya ke aku dan kami saling kenal dalam prosesnya dan jatuh cinta. Sekarang kami hampir di 10 tahun pernikahan kami" kata Tangyi. Mew senang mendengarkan kehidupan cinta Tangyi. 10 tahun pernikahan luar biasa bagi seseorang yang hampir seumuran dengan Mew.
"Wow selamat," kata Mew. Tangyi tersenyum bangga.
"Terima kasih. Lalu, ... bagaimana denganmu? Kamu sudah menikah atau belum?" Tanya Tangyi dan itu membuat Mew membeku. Tangyi bisa merasakan perilaku Mew dan dia pikir dia telah melakukan sesuatu yang salah.
"Apa tidak pantas bagiku untuk menanyakan pertanyaan itu? Jika ya maka aku sangat menyesal" kata Tangyi meminta maaf. Mew sadar dan dia menggelengkan kepalanya.
“Tidak. Jangan minta maaf. Kamu tidak melakukan kesalahan. Hanya saja… Pertanyaanmu membuatku teringat padanya. Mendiang istriku” ucap Mew perlahan. Tangyi merasa bersalah. Dia tahu pasti sulit bagi Mew untuk menerima bahwa istrinya sudah meninggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Losing Battle
Fanfiction[PERINGATAN: Mpreg, Heavy Angst, Drama, Romance, Konten Dewasa] Setelah gagal dalam hubungan sebelumnya Gulf takut jatuh cinta kembali. Dia tidak pernah tahu jika seseorang akan tertarik padanya selama bertahun-tahun secara diam-diam. Ketika Gulf m...