22 - He Was Different

4.8K 468 6
                                    

Gulf sedang menunggu bus di halte di depan universitas.  Biasanya butuh waktu hampir satu jam untuk menunggu bus jadi dia mengeluarkan ponselnya untuk menghibur dirinya sendiri.  Tiba-tiba ada notifikasi Line.  Itu dari Mild.

Mild: Gulf. Aku ingin menanyakan sesuatu.  Balas cepat! 😣

Gulf: Apa Mild?  Kedengarannya sangat penting.

Mild: Ya!  Ini penting.

Gulf: Apa?

Mild: Ini Pak.  Dia mengundangku ke rumahnya.  Apa yang harus aku lakukan? 😭😭😭

Gulf: Kamu bermaksud bertemu orang tuanya?

Mild: Ya!

Gulf: Kalau begitu pergi saja.

Mild: Serius, Gulf?! 😒

Gulf: Ya.  Sepertinya Pak serius denganmu.  Jangan sia-siakan dia Mild.

Mild: Aku tidak bermaksud seperti itu. Aku hanya berpikir terlalu dini untuk bertemu orang tuanya.

Gulf: Jika kau benar-benar belum siap, katakan saja padanya.  Dia mungkin mengerti.

Mild: Aku tidak ingin membuat kesan buruk kepada orang tuanya karena merekalah yang ingin melihatku lebih dulu.

Gulf: Kalau begitu pergi saja.  Buat mereka merasa kau lebih dari cocok menjadi menantu mereka 😋😂

Mild: Ai Ssat! 😠

Gulf tertawa.  Sekarang dia akhirnya bisa menggoda Mild.

Mild: Oke.  Doakan saja yang terbaik untukku.  Harus pergi.  Bye😝

Gulf: Bye.  Selamat! 😙😙😙

Tiba-tiba Gulf mendengar bunyi klakson.  Dia melihat mobil di depannya.  Itu adalah mobil Mew.

Kenapa dia disini?

Jendela dibuka.  Gulf bisa melihat Mew di dalam mobil dengan memakai kacamata hitam.

"Masuk," kata Mew singkat.

Semua orang di halte bus memandang mobil itu karena harganya sangat mahal.  Dan setelah Mew membuka jendela, semua orang tersentak kaget.  Sudah lama sejak terakhir kali mereka melihat Mew setelah kecelakaan itu.  Tetapi mereka tidak tahu bahwa Mew  amnesia.  Mereka tahu Mew datang ke sana untuk menjemput Gulf.  Ya, mereka adalah pasangan terpanas sebelumnya dan mungkin masih sampai sekarang.

Gulf merasa semua mata tertuju padanya.  Dia menjadi malu tapi kemudian dia dengan cepat masuk ke dalam mobil.  Dia masih terkejut bahwa Mew menjemput setelah kelasnya.  Rasanya seperti mimpi.

"Kenapa kamu datang ke sini?"  Tanya Gulf ke Mew.

"Untuk menjemputmu. Tidak bisa melihat?"  Mew menjawab dengan dingin.  Gulf menghela nafas dan melihat pemandangan di luar mobil saat Mew mulai mengemudi.

Dia berada di dekatku secara fisik tetapi mengapa aku merasa dia sangat jauh?

"Apakah kau sudah makan siang?"  Tanya Mew tiba-tiba.

Gulf menggelengkan kepalanya.  Serius, dia belum makan karena kelasnya sangat padat.  Dia hanya minum air mineral.

"Aku belum makan hari ini" kata Gulf tidak memandang Mew.

"Apa ?! Sudah kubilang jangan melewatkan sarapan!"  Tiba-tiba Mew memarahi Gulf.  Gulf terkejut.

"I-Itu karena .... Aku tidak punya waktu. Aku sangat sibuk hari ini di uni. Maafkan aku" kata Gulf meminta maaf.  Mew menghela nafas tak percaya.

The Losing Battle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang