37 - The Bucket List

4.8K 423 9
                                    

"Kupikir kita akan pulang?"  Tanya Gulf ketika dia menyadari bahwa jalan itu bukanlah jalan kembali ke mansion.  Suaranya masih parau dan matanya masih sembab.

"Hari ini adalah harimu. Aku ingin kamu menikmati harimu sepenuhnya" kata Mew sambil mengemudi.  Dia tersenyum manis pada Gulf.

"Hah?"  Gulf tidak tahu apa-apa.

"Tunggu saja. Tidak akan lama lagi" kata Mew.  Gulf menyerah.

Setelah sekitar 30 menit perjalanan, Mew memarkir mobil di tempat parkir taman hiburan.  Mata Gulf terbelalak saat melihat tempat itu.  Itu adalah Dream World,  Taman hiburan paling populer di Thailand.  Gulf tidak pernah pergi ke sana tetapi dia bermimpi pergi ke sini dengan seseorang yang dia cintai.  Dia telah membuat daftar semua hal yang ingin dia lakukan dengan kekasihnya dan pergi ke Dream World adalah salah satunya.  Sekarang, dia sangat kaget karena sudah lama melupakan hal ini dan tiba-tiba Mew membawanya ke sini.

Mew senang dengan reaksi Gulf.  Dia tahu pergi ke Dream World adalah salah satu hal yang ingin dilakukan Gulf ketika dia menjalin hubungan.  Lagipula, dia tahu tentang ini bahkan sebelum mereka menikah.  Saat Mew masih menjadi penguntit Gulf.

FLASHBACK

Mew sedang makan di kafetaria karena dia sedang sarapan dengan Tong dan Kaownah.  Tiba-tiba matanya menangkap sosok yang disayanginya, Gulf Kanawut.  Saat itu, Gulf melewati kafetaria Fakultas Teknik untuk menuju perpustakaan.

Mew yang melihat Gulf dengan cepat menghabiskan makanan dan minumannya karena dia ingin mengejar Gulf untuk terus menguntitnya.  Tong dan Kaownah memandang Mew dengan tatapan aneh.

"Bro. Tenang atau kamu akan tersedak sampai mati" kata Tong.  Mew mengabaikan Tong sampai dia menghabiskan makanannya.

"Aku harus pergi. Aku akan menguntitnya" Itulah hal terakhir yang dikatakan Mew sebelum dia kabur.  Tong dan Kaownah bertukar pandang.

"Menurutku bro kita sedang jatuh cinta" ucap Kaownah sambil terkekeh kecil.

"Sepertinya," jawab Tong dengan nada rendah.

Di sisi lain, Mew mencoba terlihat normal seperti dia tidak menguntit Gulf ketika dia mengikutinya secara diam-diam.  Matanya tidak pernah kehilangan sosok Gulf.  Sampai dia melihat Gulf memasuki perpustakaan.  Mew dengan cepat mengikuti Gulf ke perpustakaan.  Dia tahu Gulf suka menghabiskan waktunya di perpustakaan ketika tidak ada kelas.  Nah, Mew sudah hapal jadwal Gulf.  Itu menyeramkan tapi bagi Mew, itu adalah cinta.

Gulf sedang berjalan di antara rak buku yang tinggi.  Dia berusaha mencari buku untuk tugas sainsnya.  Jarak Mew dan Gulf adalah satu rak buku.  Mew memandang Gulf di antara ruang-ruang buku dan pada saat yang sama dia berpura-pura membaca buku yang dia pegang tampak tidak begitu jelas.

"Ah ... Tidak ada di sini?"  tanya Gulf pada dirinya sendiri tapi Mew mendengarnya.

"Tidak ... aku butuh buku itu. Aishh .. Mungkin orang lain sudah mengambilnya" Gulf menghela napas dan cemberut.  Mew memandang Gulf dan dia terkekeh.  Dia pikir itu lucu.

Mew menatap Gulf yang sedang memeriksa buku-buku itu.

"YA!!"  teriak Gulf dengan gembira saat melihat buku yang selama ini dia cari.  Namun akibatnya, pustakawan yang lewat justru menegurnya karena suaranya yang berisik.  Gulf menyeringai malu-malu.

"Maaf P" ucap Gulf kepada petugas perpustakaan sambil mengusap lehernya dengan canggung.  Pustakawan itu hanya mengangguk dan pergi.

Gulf mengalihkan pandangannya ke buku yang dia pegang dan dia mencium buku itu dengan penuh semangat.

The Losing Battle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang