02 - It's a Rejection or Not?!

9.1K 736 20
                                    

"A-apa maksudmu?" Mata Gulf melihat ke arah lain menghidari melihat Mew. Dia benar-benar gugup sekarang.

" Ya seperti yang aku katakan, apa kau mau menjadi pacarku?" Tanya Mew.

Gulf tidak memahami situasinya saat ini. Pertama, dia baru saja bertemu dengan penguntitnya.  Kedua, ternyata penguntitnya seorang pria. Ketiga, sangat luar biasa! Dia adalah Mew Suppasit! Putra salah satu mafia paling berpengaruh di Dunia!.

"T-tapi ak-ku hampir tidak mengenalmu" kata Gulf.

Mew tersenyum.

" Kita bisa mengenal satu sama lain setelah kita berpacaran ". Jawab Mew.

" T-tapi... Tapi aku stright! " seru Gulf ke Mew.

" Aku tahu kamu berpura-pura menjadi straight". Kata Mew membuat Gulf kehilangan kata-kata.

" Aku bukan seperti penguntit menyeramkan itu. Aku benar-benar mencintaimu. Tolong beri aku kesempatan". Mew maraih kedua bahu Gulf. Gulf tetap tidak menatapnya.

" Berapa banyak yang kau ketahui?" Tanya Gulf. Mew bingung.

"Apa?"

" Berapa banyak yang kau ketahui tentang aku Phi?" Mew melepas cengkramannya di bahu Gulf.

" Aku mengetahui banyak hal lebih dari yang kau kira. Termasuk hubunganmu dengan.....San". Gulf menatap Mew.

"Kau tahu P-San juga?" Gulf menatap mata Mew membuatnya merasa tersanjung.

"Ahh.. ummmm..ya"

"Bagaimana bisa?"

" Dia selalu pergi ke klubku. Saat aku tahu dia berpacaran denganmu... aku agak sedikit memata-matai nya. Jangan salah paham dulu na~. Aku hanya ingin menihat apa dia pantas dan layak untukmu. Tapi...."

"Tapi apa?"

"Gulf. Alasan kalian putus sebenarnya bukan hanya karna dia memutuskanmu. Aku tidak ingin membuatmu sedih dan tertekan-".

"Katakan saja Phi!". Potong Gulf.

"Gulf. Ini sudah berlalu".

"Aku ingin tahu tentang itu! Karena itu membuatku untuk takut jatuh cinta lagi. Aku selalu menyalahkan diriku sendiri bahwa aku cukup untuk pasanganku. Tolong Phi. Katakan padaku na~"

Mata Gulf mulai berkaca. Saat masih bersama San dia sangat mencintainya. Setelah mereka putus dia merasa seperti kehilangan dirinya sendiri. Untuk ada Mild yang bisa mengembalikannya pada kenyataan. Itu sangat sulit sampai Mild hampir menyerah. Tapi dia tidak melakukannya. Setidaknya Gulf tidak melukai dirinya sendiri saat dia patah hati.

"Berjanjilah padaku kau tidak akan melakukan apapun setelah aku mengatakan ini." Gulf mengangguk. Mew menyeka air matanya dengan lembut.

"Dia...dia bertaruh dengan teman-temannya. Saat itu aku berada disana mendengarnya. Jika dia berhasil berpacaran denganmu selama 2 bulan, maka teman-temannya akan membelikan mobil baru yang mahal untuknya. Aku tidak bisa menahan diri waktu itu. Maaf aku memukulnya sampai babak belur. Aku tidak tahan melihatmu di bodoh-bodohinya. Maafkan aku na~". Kata Mew lembut dan menyentuh pipi Gulf. Gulf merasakan kehangatan dari sentuhan itu dan dia menikmatinya.

The Losing Battle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang